Bagian 7

11.3K 463 4
                                    

"Terkadang melupakan rasa cinta yang telah tertanam begitu kuat kepada seseorang itu sungguh sangat sulit. Saking sulitnya membuat hati ini sesak. Namun, aku percaya suatu hari nanti rasa cinta ini akan terbebas bersama kenangan yang indah karena dulu telah mencintaimu. Dan pada akhirnya aku akan?

.

"Jangan pernah berkata selamat tinggal jika kamu masih ingin mencoba. Jangan menyerah selama kamu merasa masih dapat maju."

.

"Datanglah kepada seseorang yang dapat membuatmutersenyum karena sebuah senyuman dapat membuat hari yang gelap menjadi cerah."

.

.

.

Gadis berambut sepinggang yang duduk di pinggiran ranjang pemeriksaan itu mengayun-ayunkan kakinya riang. Sesekali dia memekik kecil ketika salah satu anak rambutnya tertarik cukup kencang oleh pemuda yang duduk di sebelahnya.

Senyuman manis nan lebar jelas terlukis pada wajah yang cantik rupawan tersebut. Begitu pula dengan pemuda yang tengah sibuk berkutat menganyam rambut milik adiknya menjadi sebuah kepangan besar-besar namun rapi.

"Nah, selesai!" ucapnya senang. Pemuda itu memberikan sebuah cermin kepada gadis yang telah berhasil disulap rambutnya.

"Wah, bagusnya!" dia berbinar senang ketika melihat pantulan dirinya yang kini sudah berpenampilan berkepang dua. "Galang mahir sekali!" pujinya tulus.

Galang si pemuda yang berhasil mengepang rambut adiknya itu hanya bisa cengengesan. Sesekali dia menggosokan jari telunjuk di hidungnya. Wajahnya pun sedikit bersemu. "Siapa dulu? Galang Harun kakaknya Prilly Harun." Kekehnya.

Prilly memeluk Galang tiba-tiba yang kemudian dibalas Galang dengan memeluk pinggang Prilly karena takut adiknya itu terjatuh. "Terima kasih aku mempunyai kakak sebaik Galang-."

Sebelah tangan milik Galang bagian kiri mengusap pelan pucuk kepala Prilly. Dielusnya sayang dan haru. "Aku juga beruntung memiliki adik sepertimu. Syukurlah kau sudah bisa pulang hari ini."

Prilly mengangguk dalam pelukan dengan semangat membuat dagunya yang cukup lancip itu mengenai bahu Galang?sedikit nyeri. Tak berapa lama sebuah ketukan disertai dengan deheman terdengar dari kedua panca indra mereka.

"Apakah aku mengganggu?" Tanya seorang pemuda tinggi berbadan tegap dengan wajah datar. Kacamata yang membingkai wajahnya yang agak melonggar dibetulkannya.

Prilly segera melepas pelukannya kepada Galang dan itu membuat Galang sedikit kecewa. "Kau datang?" girang Prilly. Wajahnya bersemu senang.

Pemuda itu berjalan melangkah menuju tempat kasur pemeriksaan. Sekilas dia anggukan kepalanya tanda hormat pada Galang yang menggerutu sambil membereskan pakaian-pakaian milik adiknya.

"Tentu." Dia menyodorkan sebuket bunga mawar putih yang jumlahnya ada sekitar sepuluh dengan pita merah muda kepada Prilly. Prilly memiringkan kepalanya ke kanan pertanda bingung. "Ada kiriman buket bunga untukmu."

Prilly menerima bunga itu. "Dari?" kemudian mencium aromanya yang sangat menyegarkan.

"Aku yang mencintaimu."

Wajah Prilly seketika bersemu merah. Dari cuping telinganya saja sudah kemerahan begitu. Ditundukannya wajah cantiknya itu dalam benaman bunga mawar putih. Galang yang mendengar penuturan pemuda itu hanya bisa memelototinya.

"Jordan!" Prilly memukul lengan Jordan?yang dia anggap sebagai kekasihnya itu?pelan namun ternyata cukup keras sehingga Jordan mengaduh kesakitan namun disertai kekehan riang.

Melepasmu (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang