Bagian 2

15.6K 747 8
                                    

Rasa adalah apa yang memenuhi diri manusia. Anak kecil atau pun orang dewasa. Begitu pula denganmu. Kamu, Prilly. Gadis remaja yang selalu saja mencintainya. Meski kondisi dan atensinya hanya untuk atas janji masa kecilmu dengannya. Bukan untukmu―dalam artian tidak menganggapmu lebih dari teman sejak kecil. Namun, kamu selalu tahu, bagaimana pun dia bertindak dalam hidupnya, kamu akan tetap mencintainya.

 "Aku tidak menyuruhmu untuk melupakannya, Prilly! Hanya saja, aku ingin mengingatkanmu untuk melihat sekelilingmu. Demi dirinya, kau bahkan rela menulikan telinga dan membutakan matamu dari dunia,"

Ucapan Mila dikala sore hari tepat sebelum dua hari Ali memintanya untuk menemuinya―Prilly tidak mau mengakuinya dengan hari diputuskannya dirinya―selalu terngiang sepanjang waktu. Seakan kalimat itu seperti bayangan dirinya yang akan memahat dengan indahnya di posisi tertentu.

Karena ucapan Mila―sahabat perempuan satu-satunya di sekolah putri―Prilly rela melepaskan Ali yang selalu diiming-imingi oleh janji saat mereka masih kecil. Beri applause untuk Nona Cute tersebut karena sudah menuntun Prilly menuju keputusan yang harusnya sudah Ia lakukan sejak dahulu.

Sungguh Prilly memang telah berbuat keterlaluan sebelumnya. Dengan memonopoli Ali―yang pada kenyataannya Ali tidak pernah akan menganggapnya perempuan hanya sebatas teman sejak kecil.

Hanya karena keegoisannya Prilly mengabaikan sekelilingnya bahkan sekeliling Ali―yang akhirnya jatuh cinta untuk pertama kalinya pada seorang anak perempuan cantik dan manis lagi lembut bagai seorang Ibu.

Prilly menutup mata bahwa Ali tengah tertarik pada Ghina Salsabila.

Prilly menutup telinganya bahwa Ghina Salsabila telah terang-terangan menyukai Ali dan Prilly meminta Ghina untuk menjauhi Ali.

Ya beri semua perkataan tadi sebagai penekanan untuk dirinya. Agar dirinya merasa tertampar dan sadar.

Sungguh egois dirinya dahulu. Tapi itu dahulu karena pada hari ini, Ali sudah menyampaikan keinginannya yang dirasa sudah terpendam sejak lama. Prilly sadar, Ali bukan hanya akan menjadi miliknya. Pasti suatu hari nanti Ali akan pergi menjauhi dirinya walau ada sebuah 'janji' yang terus mengiringi Syarief bungsu tersebut.

Dan malam itu juga Prilly menangis untuk ketiga kalinya setelah di café.

*

Melepasmu (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang