Bagian 14

7.6K 361 5
                                    

Langkah kaki itu terdengar begitu cepat dan menggema di sepanjang koridor kelas-kelas. Awal mulanya berjalan cepat namun lambat laun menjadi sebuah larian yang cepat. Tak peduli dengan omelan guru-guru yang melarangnya untuk berlari sepanjang koridor. Ini adalah situasi yang gawat darurat baginya.

Keringat dingin bermunculan di pelipisnya. Rambutnya tampak acak-acakan karena remasan dan poninya sudah menempel begitu erat karena peluhnya. Degup jantung yang sedari tadi membuatnya tidak nyaman sama sekali tak bisa menenangkannya. Bahkan dia pikir ingin sekali melepas jantungnya dan membuangnya begitu saja agar debarannya tak secepat ini.

Bibirnya nampak kering karena terus saja menggumam nama kekasihnya. Pikiran-pikiran was-was menghantuinya dengan cepat. "Jangan sampai. Jangan sampai. Jangan sampai." Ucapnya dalam hati terus berulang seperti itu.

Sebenarnya apa yang membuat pemuda ini khawatirkan?

"Jangan sampai Prilly kembali ingatannya!"

.

.

.

God often removes a person from your life for your protection. Think about that before you go running after them.

.

Don't put your happiness in the hands of someone else. If you really want to be happy, you have to find this happiness within yourself

.

.

.

Tangan mungil itu berkeringat. Padahal si pemilik sudah saling menautkan jemari-jemarinya satu sama lain agar tangannya tak lembap dan?dingin.

Semenjak 15 menit yang lalu dia tidak dapat terus menghentikan perbuatannya. Tangannya tak pernah bisa menghangat kembali selama perasaan ketakutannya masih menyelimutinya. Ketakutan yang lebih parah baru kali ini Ia alami.

Disenderkan punggunya pada bingkai jendela di koridor utara. Dia tidak ingin pergi ke koridor selatan karena itu membuat perasaannya semakin tidak nyaman dan semakin membuat ketakutan itu menjadi-jadi.

Sekelebat bayangan dua pasang mata yang menatapnya dengan sinis membuatnya gemetar tak karuan. Iris mata yang selalu menentramkan hatinya mirip dengan keadaan langit yang beranjak siang ini nampak begitu sinis kepadanya. Seakan-akan semua kesalahan ada padanya dan orang itu tak akan memberi ampun kepadanya.

Ditutupinya wajah mungilnya yang sudah acak-acakan oleh berbagai ekspresi.

Ghina Salsabila tidak dapat mempercayai apa yang baru saja diperbuat olehnya. Ia?mendorong Prilly Latuconsina.

*

Ali Syarief tampak gusar. Pasalnya Ia tengah menanti kekasihnya sejak 20 menit yang lalu dan dia masih belum mendapati sosok kekasihnya muncul di kantin sekolah. Menghubungi ponsel Ghina pun sama sekali tidak berarti. Ghina sama sekali tidak membalas e-mailnya ataupun mengangkat telpon darinya.

Pikiran cemas segera menghantuinya. "Apa terjadi sesuatu dengannya?" gumam pemuda tersebut.

"Kau tahu? Si murid pertukaran pelajar jatuh dari tangga, lho!" bisik seorang gadis yang tengah melewati bangku Ali. Telinga yang peka miliknya segera menangkap gelombang suara itu. Mendengar kata 'murid pertukaran' membuatnya berdegup tanpa sebab.

"Yang benar?" tanya gadis satunya lagi menanggapi temannya. "Kenapa bisa terjatuh?"

Ali semakin mempertajam pendengarannya. Entah kenapa dia tidak bisa bersikap acuh seperti ini. Ia penasaran. 'Murid pertukaran pelajar' adalah hal yang paling Ali tolak namun tak pelak dia penasaran. Antara Prilly dan Jordan.

Melepasmu (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang