Chapter 11

16 4 3
                                    


“ ah, akhirnya kamu sadar juga….”

Ucap seseorang ketika aku sudah membuka mataku.

Aku menoleh dan mendapati seorang anak lelaki bersurai coklat dengan senyuman manis yang senantiasa terpatri disana.

Kemudian, pandanganku ku edarkan pada seluruh penjuru kamar.

“ apa, kakak yang membawa Shun ke sini?” tanya’ku.

Lelaki itu menangguk dan kemudian mengelus suraiku.

“ mah, jangan mencoba kabur dari ruangan ini lagi okay? Ne, dengar luka’mu ini tidak main-main. Lebih baik kamu beristirahat dan memulihkan kondisimu disini. Daripada pulang dan menjadi infeksi jika tidak ditangani dengan baik?”

jelasnya. Aku hanya mengangguk. Dan jika sekarang aku boleh berharap, maka aku akan meminta lelaki ini untuk berubah menjadi mama.

Sungguh elusan ini sangat hangat seperti elusan mama kepadaku.

“ oh ya, siapa namamu?” aku kembali menatapnya dan tersenyum.

“sebelum aku memberitahukan namaku, bisakah kakak berjanji satu hal?” ucapku dan menggenggam tangan lelaki itu.

Lelaki itu mengangguk sebagai responnya dan aku tersenyum lebih lebar lagi ketika mendapat respon tersebut.

“ temani aku. janji?” ucapku dan menjulurkan jari kelingku kearahnya.

Lelaki itu tertawa kecil dan merangkul jari kelingkingku dengan miliknya yang lebih besar beberapa centi dariku.

“ baik-baik, aku sudah berjanji kepadamu. Sekarang, bisakah anak manis ini memberitahukan siapa namanya?” tanya-nya lagi.

Kali ini, aku tersenyum misterius dan menggeleng.

“ ouh, apa lagi yang harus aku lakukan untuk bisa membuka mulut manisan ini?”

“ cium aku.” ucapku tanpa basa-basi. Terlihat jelas jika lelaki itu membelalakan matanya dengan rona merah yang menghiasi pipinya.

“ imut.” Kataku dan mencubit pipi merahnya itu.

“ n-ne…jangan bercanda. Kita saja baru bertemu. Bahkan aku belum tahu kamu itu siapa dan dari mana.”

Ucapnya mengelak.

Aku yang tak mendapat respon yang kusuka’pun menggembungkan kedua pipiku.

“ onegai dakara. Dan, aku juga bukan orang jahat. Hora, lihatlah apakah anak kecil sepertiku bisa kamu anggap sebagai orang yang bisa mencelakaimu?” tanyaku. Dia kini menatapku dan mulai menghela nafas.

“ meskipun begitu, aku tidak akan pernah sembarangan untuk mencium orang lai---’’

Cup~!

Satu kecupan singkat kuberikan kepada pipi lelaki itu. Dan aku’pun mulai memeluknya.

Seketika, aku membayangkan mama’lah yang sedang kupeluk.

“ aroma mama…” gumamku. Dan air mata lagi-lagi mulai membasahi mataku.

“ mama hiks….hiks….gomenne…” ucapku disela-sela tangisan.

Jika aku menjadi diri lelaki ini, aku
pasti juga akan terkejut jika diperlakukan seperti itu.

Tetapi, lelaki ini menerima semua perlakuanku dengan baik. Ia bahkan membalas pelukanku dan mengusap suraiku.

“ mah, daijoubu. Aku yakin mama’mu pasti akan memaafkanmu.” Ucapnya dan mulai menepuk lembut punggungku.

Lelaki Bertubuh Gadis ( Tsukiuta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang