Chapter 7

16 3 2
                                    


Suasana masih saja menjadi hening. Hanya detikkan jam’lah yang menjadi satu-satunya sumber suara.

Hingga seorang wanita paruh baya datang dengan nampan di tangannya.

“ nak Koi, silahkan di minum.” Ucapnya.

Koi yang merasa canggung hanya meresponnya dengan anggukan dan senyum kikuknya.

Wanita itu tersenyum kepada Koi dan duduk di samping sang pria.

“ pa, sudahlah. Kakeru tidak perlu di desak.” Ucapnya sambil menghidangkan secangkir kopi kepada suaminya.

“ huuh, anak ini sudah banyak membuat masalah. Tak baik jika tak di didik.” Ucapnya sambil meminum kopi tersebut.

Dapat dilihat, Kakeru mulai menunduk dan mengepalkan kedua tangannya.

“ aku! aku….aku bisa mengurus diriku sendiri. Ayo Koi..” ucapnya sambil menarik lengan Koi.

Koi hanya menurut. Dan mereka mulai menaiki tangga.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara pintu yang ditutup dengan sedikit keras.

Sang pria menaruh cangkirnya lagi.

“ bisa mengurus dirinya katanya. Hmp! Nakal.” Ucapnya kemudian beranjak dari sofa.

Kini, tinggal wanita+gadis yang masih menetap di ruang tamu.

“ ma…biar aku saja yang ke kamar Kakeru. Mama berbicaralah dengan papa.” Ucapnya.

Sang wanita mengangguk. “ mah, papamu dan adikmu itu memang benar-benar keras kepala. Hm…begini saja, bagaimana jika kamu…….”

.
.

“ ne….demo, jika kamu menuruti perkataan papamu…bukankah itu yang terbaik? Kakerun?” ucap Koi melepaskan keheningan di kamar serba kuning tersebut.

Kakeru yang awalnya menyenderkan kepalanya di sofa kini mulai menunduk.

“ tidak Koi….aku tak mau jika harus berpisah dengan kalian…..mah, sudah cukup saat itu kita berpisah." Ucapnya.

Tak sengaja Kakeru melepas landaskan beberapa air disana.

“ hiks….apa-apa ….l-lagih…hiks sekarang, s-sekarang Ha…Hajime-san sudah….hiks…” tangisnya.

Koi kini yang mulai memanas.

“ kenapa kamu masih mempedulikannya? Bukankah ini sudah setimpal dengan perbuatannya?” ucapnya kesal.

Kakeru menatap Koi dengan mata berlinangnya. Ia kemudian menggeleng pelan.

“ tidak boleh Koi….hiks, biar bagaimana’pun, hiks…Haji-jime-san itu adalah leader kita! Hiks….ingatkah saat Chritsmasu? Dia…dia membuat pesta bukan? Hiks…dan..dan itu khusus untuk kita! Apa…hiks apa Koi lupa?” Koi terdiam.

Ia kemudian mulai mengulurkan kedua tangannya. Ia menghapus air mata Kakeru yang sudah membasahi pipi cembulnya itu.

“ ya…ya, aku mengerti Kakerun. Walaupun Hajime-san pernah menyakiti kita, tetapi dia juga leader yang patut dibanggakan.” Ucapnya kemudian terukirlah senyuman disana.

“ mah…aku, kenapa aku jadi merindukan disaat-saat Hajime-san mentraktir kita belanja ya? Hahaha….aku rindu…”

Kakeru mulai tersenyum. “ hmp! Aku juga. Apalagi, saat itu sebenarnya adalah hari ulang tahun Six Gravity. Koi….besok, apa kamu mau pergi ke Drom? Yah, sebelum aku pergi ke Perfektur Aichi?”

Lelaki Bertubuh Gadis ( Tsukiuta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang