motor haruto berhenti di depan pagar rumah jeongwoo. senyum tipis terbit di wajahnya ngelihat jeongwoo yang tertidur di punggungnya. dengan berat hati, haruto perlahan nepuk tangan jeongwoo yang melingkar di pinggangnya, bikin yang lebih muda menggeliat pelan dan bangun dari tidur pendeknya.
"aku ketiduran?" gumam jeongwoo sambil ngelepas helm dan turun dari motor, "kok kamu gak nahan aku biar gak tidur? kalo misalnya aku kejengkang gimana?"
haruto ketawa kecil. cowok itu lepas helm fullfacenya, natap jeongwoo dengan senyum, "gak bakal. tadi aja kamu meluk aku erat banget tuh?"
jeongwoo mendelik, cowok itu sebisa mungkin sembunyiin rona merah di pipinya yang mulai menjalar sampai telinga, "e-enggak. itu bukan aku, ish!"
hening. haruto masih senantiasa natap mantan pacarnya dengan senyum lebar dan tatapan penuh damba. haruto narik tangan yang lebih muda dan ngelus tangan itu pelan pakai ibu jarinya, "jeongwoo."
"a-apaan?"
"mungkin kamu bakal bosen dengernya tapi aku gaakan berhenti bujuk kamu buat balik lagi ke aku. perasaan aku ke kamu gak pernah berubah. dan fakta kalau kita putus di hari anniversary kita yang harusnya jadi hari bahagia, selalu ngehantui pikiran aku. aku... aku nyesel, woo."
tanpa sadar, genggaman haruto di tangan jeongwoo mengerat. napas jeongwoo tercekat ngelihat air mata yang perlahan turun ngebasahi pipi yang lebih tua. dadanya mendadak sesak, seakan bisa ikut ngerasain luka yang tersirat lewat tatapan haruto padanya.
"haruto," jeongwoo narik tangannya dari genggaman haruto, "makasih buat hari ini. makasih udah mau temenin aku ke makam papi. makasih buat tumpangannya, maaf aku ngerepotin. sekarang waktunya kamu pulang, okey? udah malem, bang asa pasti nyariin."
haruto ketawa samar, punggung tangannya gerak buat hapus jejak air mata di pipinya. kalimat jeongwoo yang kedengeran seakan ngusir dia halus-halus, bikin hatinya semakin remuk, "aku harus pulang kemana lagi? rumah aku itu kamu."
jeongwoo ngegeleng, "nggak, haru."
"jeongwoo..."
"pulang."
satu kata penuh penekanan itu diucap jeongwoo sebelum cowok itu lempar tatapan penuh arti ke haruto dan masuk ke dalam rumah. ninggalin haruto yang masih duduk termenung di atas motornya, di depan pagar rumahnya.
🥀
ujian kenaikan kelas tinggal menghitung hari. dan seperti yang udah direncanain, yujin, jeongwoo, sama wonyoung rutin buat bahas kisi-kisi bareng.
buat jeongwoo, hari-hari berjalan seperti biasanya. bedanya, sekarang tiap hari pasti ada yang nyapa jeongwoo pas dirinya lewat di koridor. dan bedanya lagi, jeongwoo jarang bahkan hampir gak pernah papasan sama haruto. sekalinya papasan, pasti haruto buang muka duluan dan itu selalu bikin tanda tanya di benak jeongwoo;
"haruto beneran nyerah ya?"
jeongwoo yang saat ini baru balik dari kantin dibikin bingung sama sticky notes yang nempel di mejanya.
"pulang sekolah aku tunggu di depan perpustakaan."
jeongwoo senyum, tau betul siapa pemilik tulisan tangan itu. cowok itu dibikin kaget lagi sama wonyoung yang tiba-tiba ngambil sticky notes itu dari tangannya.
"siapa nih..." wonyoung natap tulisan itu lekat-lekat, "tulisannya kayak kenal... ini tulisan haruto bukan sih woo?"
jeongwoo ngehela napas seiring senyum simpul tercetak di wajahnya, "gue tau, won. udah gausah diperjelas kenapa sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
insecure - hajeongwoo [✔]
Fanfiction[ end ] it's all about park jeongwoo and his insecurity. ⚠️ bxb ⚠️ bullying, selfharm, suicide - narasi non baku - start : 210113 - fin : 210523