Part 18

16 9 0
                                    

Di tengah perjalanan Diandra pun langsung menghentikan mobilnya secara tiba tiba.

"Aaaahhhh." teriak Diandra dalam mobil sambil memukul setir mobilnya.

"Sekarang bukti itu hilang." geram Diandra.

Diandra pun langsung mengambil telpon miliknya dan menelpon seseorang.

"Halo...." ucap Diandra pada orang di sebrang telpon.

......

"Aku ingin kau memecat bodyguart yang aku tugaskan untuk mencari bukti itu. Aku tidak ingin melihat wajah mereka lagi." ucap Diandra.

"Percuma aku membayar mereka mahal mahal." gumam Diandra.

Setelah kemarahan Diandra mulai reda Diandra pun langsung menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Sedangkan Aleta yang sudah sampai di markasnya langsung masuk ke dalam ruangannya dan membuka kotak yang berisikan bukti pembunuhan Rinjani.

"Benda kecil ini bisa merusak semua rencanaku." gumam Aleta sambil memegang memori itu dan membulak balikkan memori itu di tangannya.

"Tapi sekarang bukti ini sudah ada di tanganku." gumam Aleta.

Aleta pun langsung mengambil telpon miliknya dan menelpon Arles.

"Hallo....Arles." ucap Aleta saat telpon sudah tersambung.

......

"Kau harus segera membunuh wanita tua itu." ucap Aleta pada Arles.

.....

"Lakukan dengan rapih." ucap Aleta.

.....

Aleta  langsung menutup telpon miliknya dan membaringkan tubuhnya di atas ranjang  besar
berukuran king sez.

Aleta pun menutup matanya secara perlahan tapi setiap Aleta memejamkan mata batangan laki laki itu selalu terlintas di pikiran nya.

"Aku harus tidur." gumam Aleta sambil berusaha memejamkan matanya.

Tapi lagi lagi wajahnya selalu terlintas di pikiran Aleta.

"Aahh..." gumam Aleta yang langsung duduk sambil menyandarkan kepalanya di kepala ranjang.

"Kenapa? wajahnya selalu terlintas di otak ku saat aku memejamkan mata." gumam Aleta sambil memijat keningnya.

"Sepertinya aku harus menenangkan pikiran ku." gumam Aleta sambil beranjak dari tempat tidu dan menuju sebuah lemari berwarna hitam.

Setelah sampai di depan lemari hitam miliknya Aleta pun langsung membuka lemari itu dan terlihatlah berbagai minuman anggur tertata dengan rapih.

Aleta pun langsung mengambil satu botol anggur dan satu buah gelas dan manaruhnya di atas meja kaca yang ada di kamarnya.

Aleta pun mulai menuangkan anggur ke dalam gelas kosong itu dan menyeduhnya secara perlahan.

"Aku harus menghikangkannya dari pikiranku." gumam Aleta sambil menyeduh kembali anggur yang ada dalam gelas yang ai pegang.

Aleta pun menyandarkan punggungnya di sofa sambil memijat keningnya dan menutup matanya.

Baru sebentar Aleta memejamkan matanya ia langsung membukanya.

"Ada apa dengan ku?." tanya Aleta pada dirinya sendiri.

"Aku harus mencari cara lain untuk menghilangkannya." gumam Aleta geram  sambil membanting gelas di tangannya.

Aleta pun berdiri dari duduknya dan berjalan ke arah ruangan lain yang ada di kamarnya ia pun mengbil sebuah guci yang ada di dekatnya lalu tembokpun terbelah menjadi dua dan terlihatlah sebuah ruangan yang gelap di bentengi.

Aleta yang melihat ruangan itu sudah terbuka langsung melangkah dan masuk ke dalam ruangan yang gelap itu setelah Aleta masuk ke dalam ruanhan itu tembok itu pun kembali menyatu dan menutupi ruangan yang gelap itu.

"Sudah lama aku tidak masuk ke dalam ruangan ini." gumam Aleta sambil menyakan lampu ruangan yang tadinya gelap dan sunyi kini sangat terang.

"Tidak ada yang tau tentang ruangan ini baik itu tante Maya ataupun Mona." ucap Aleta pada dirunya sendiri sambil tersenyum sinis.

Tiba tiba saja alat elektronik milik Aleta yang sengaja ia tempel di dinding berdering.

Kriiinggg krinngg kringg.

Aleta pun menekan tombol merah untuk melihat siapa itu ternyata itu adalah Diandra ia pun mulai beralih menekan tombol hijau.

"Halo pak." ucap Aleta merubah nada suaranya.

"Maaf mangganggu malam malam." ucap Diandra

"Sama sekali tidak menganggu pak." ucap Aleta basa basi.

"Besok datang ke rumah saya dan bawa berkasnya karena saya tidak bisa datang ke kantor." tutur Diandra.

"Baiklah ndra saya akan datang ke rumah kamu untuk mengambil berkasnya." ucap Aleta  pun langsung memutuskan sambungannya dengan Diandra.

Aleta  mulai berjalan dan membuka sebuah laci dan mengambil selembar poto seorang  laki laki tampan dan menempelkannya di sebuah kayu yang berukuran bulat dan warna warni.

ALETA JACKSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang