kemenangan pertama

24 19 1
                                    

Keesokan paginya di semua saluran televisi, koran, dan internet memberitakan soal pembunuhan yang di lakukan di sebuah apertemen.
dan hal itu menjadi perbincangan orang orang di seluruh kota.

                 ****

Di sebuah ruangan dengan cat berwarna putih dua orang wanita cantik yang tak lain adalah Aleta dan Maya sedang menikmati berita di televisi dan dengan di temani segelas wine yang mereka pegang.

Aleta dan maya pun menyunggingkan senyuman saat melihat mayat Rinjani dan para wanita keluarga devila menangis histeris terutama Rina devila ibu dari Rinjani.

"Bersulang untuk kemenangan pertama kita." ucap Maya sambil terenyum dan mengulurkan gelas yang berisikan wine pada Aleta dengan senang hati Aleta pun menglurkan gelas miliknya hingga berbunyi dentingan.

Setelah bersulang mereka pun langsung meminum wine.

"Apa kamu sudah memastikan tidak ada bukti yang tersisa di sana?." tanya Maya sambil menaruh gelas miliknya di atas meja.

"Tenang saja tan, aku sudah menyuruh orang orang kita untuk membersihkan bukti bukti yang masih tersisa di sana." jawab Aleta

"Lalu apa rencana mu selanjutnya." tanya Maya sambil mengisi gelasnya dengam wine.

"Aku akan meledakkan bom di rumah keluarga Devila." jawab Aleta dengan tatapan tajam.

Maya yang mendengar perkataan Aleta hanya menatapnya dengan bingung sambil berpikir.

"Apa maksud mu." tanya Maya yang masih kebingungan.

"Tante tidak perlu tau apa rencanaku." ucap Aleta.

"Tante lihat saja pertunjukan besar yang akan aku buat." lanjut Aleta lagi sambil membenarkan jasnya dan berdiri.

"Kamu mau ke mana." tanya Maya saat melihat Aleta hendak pergi.

"Seperti biasa, aku akan menghabiskan waktu bersama mereka." ucap Aleta dan langsung keluar dari ruangan itu.

"Akhirnya benih yang ku tanam selama bertahun tahun sekarang sudah tumbuh besar dan akan segera berbuah." batin Maya sambil melihat ke arah pintu yang sudah  tertutup dan langsung melihat ke arah televisi.

"Aku akan membuat kalian menderita hingga kalian akan bersujud di kakiku dan memohon mohon padaku." gumam Maya sambil memegang gelas dengan sekuat tenaga hingga pecah.

Maya tidak menjerit sedikit pun karena tangannya terkena pecahan kaca karena hal itu sudah biasa untuk Maya bahkan banyak berbagai macam timah panas yang bersarang di tubuhnya.

Maya hanya membutuhkan pisau untuk mengeluarkan timah panas itu dari tubuhnya.

"Aku akan tetap merahasiakan rahasia ini sampai dendam ku pada kalian terbalaskan." ucap Maya sambil melempar botol wine ke arah  dinding dengan wajah yang memerah karena mengingat perlakuan dan penghianatam  keluarga devila padanya.

ALETA JACKSONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang