Loveillé : Bitter Pill

[0] Loveillé : Bitter Pill

Banyak sekali Lampu yang menyala di tiap gedung di dalam kota tanpa terkecuali, Bukankah ini adalah Kecantikan Kota yang bisa kita jadikan Hiburan saat jenuh menjalani hari?

Taburan Bintang di Langit Gelap yang begitu Indah, Bukankah hal sederhana ini bisa menjadi Penenang bagi para insan yang merasa terlalu cemas akan datangnya hari esok?

Atau Jika tiada Bintang, masih ada Hujan yang Jatuh, bukankah Hujan yang Jatuh dengan tidak beraturan itu bisa menjadi Teman Kesedihan saat kita merasa bersedih seorang diri?

Orang-Orang yang berlalu lalang dan meramaikan kota, bukankan mereka bisa menjadi Pertanda bahwa seberat apapun harimu, waktu akan tetap berjalan sebab kau tidak di dunia ini sendiri?

Pohon-Pohon yang Berdiri Tegak di tengah terpaan angin dan hujan, Bukankah itu bisa menjadi Penguat bagimu untuk tetap kuat dalam menjalani masalah kehidupan?

Sejujurnya ada begitu banyak Keindahan Sederhana yang bisa didapatkan bahkan hanya dalam Perjalanan Pulang. Begitu banyak hal sederhana yang bisa menjadi alasan untuk tetap Bertahan dan Hidup.

Tapi bagiku, satu-satunya Keindahan yang sangat sederhana yang selalu bisa kunikmati ialah Tidur.

Mungkin bukan aku satu-satunya yang menyukai bahkan mencintai tidur, aku yakin diluar sana banyak yang menyukai dan bahkan sampai ke tahap mencintai tidur. Menikmati tiap detik waktu yang berlalu saat terlelap, dan menikmati keheningan yang menyejukkan saat terlelap.

Namun, sudah bukan rahasia umum lagi bahwa sebanyaknya orang yang menikmati tidur, banyak pula orang yang susah bahkan tidak bisa menikmati tidur. Tapi tak masalah bagiku, sebab aku akan berbahagia dengan tidurku dan kau berbahagialah dengan terjagamu.

[ l o v e i l l é ]

Ditengah indahnya pagi, udara yang sejuk, kicauan burung dan cerahnya cahaya mentari, ada seorang perempuan yang lebih memilih menikmati tidurnya. Bergelut di bawah tebalnya selimut hangat, itulah hobby dan kesenangannya. Yang selalu dia nikmati.

09.15 a.m.

Mata yang tadinya tertutup rapat itu mulai terbuka dengan perlahan. Rasanya enggan sekali untuk terbuka, kalau saja tidak ada suara bising yang mengganggunya pasti mata itu akan tetap tertutup sampai Matahari kian meninggi. Pasti dia akan tertidur sampai Siang hari.

Tangannya terulur untuk mencari letak kebisingan itu, mematikannya kemudian bangun dengan berat hati. Melihat Jarum Jam yang terpampang di depannya menunjukan Jarum Pendek di angka 9 dan Jarum Panjang di Angka 3. Dia tak begitu kaget melihat Jarum Jam itu, padahal dia punya Jadwal Kelas Pukul 09.50, artinya 35 Menit lagi dia harus berada di kampus.

Untuk Bersiap-siap dan Menuju kampusnya, setidaknya dia membutuhkan waktu sekitar 1 jam, mengingat dia harus mandi selama 15 menit. Berganti pakaian selama 10 menit, itu sudah termasuk memilah baju-bajunya dan melaksanakan Body Care Routine-nya. Berdandan tipis setidaknya menggambar alisnya yang membutuhkan waktu sekitar 10-15 menit paling lama jika tanpa disangka alisnya tidak sama bentuknya atau tebalnya, itu permasalahan yang selalu didapati jika menggambar alis, tapi dia bisa saja menyelesaikan alisnya dalam waktu 5 menit jika tidak ada kendala. Setelah itu dia harus Makan, dan Makan pagi tidak memakan waktu yang lama, hanya sekitar 7 menit baginya untuk menyelesaikan makannya. Selanjutnya Sisa 13 Menit itu untuk mengendarai mobilnya sendiri ke kampus. Padahal jarak kampus dan rumahnya memerlukan waktu sekitar 20-25 Menit, tapi dia memang suka dan gemar mengendarai mobilnya dengan cepat dipagi hari, hitung-hitung untuk menghilangkan kantuk.

Sejujurnya, Terlambat atau tidaknya dia ke kampus itu bergantung lancar atau tidaknya dia dalam menggambar alisnya. Jika alisnya selesai dengan tanpa kendala, dia bisa dengan cepat pergi ke kampus dan merasa harinya akan berjalan dengan sangat indah. Jika tidak, dia akan terlambat dan dari pagi saja dia sudah merasa bad mood. Tapi jika dipikir-pikir lagi, kalau saja dia bangun lebih awal karena sadar diri harus memerlukan waktu yang lama untuk bersiap-siap ke kampus pasti lancar atau tidaknya dia mengambar alis tidak akan jadi penentu baginya untuk datang terlambat atau tepat waktu ke kampus. Sayangnya, pada dasarnya memang dia sudah sadar hanya saja dia terlalu menyayangi waktu yang dia gunakan untuk tidur, bahkan 5 menit untuk tidur baginya sangat berharga. Artinya dia memang sengaja bangun di waktu yang sangat mepet.

Tryshelle Shaerysse Lee, yang biasa disapa Shaerysse atau Shae, insan pencinta Tidur dan penikmat Mimpi.

Atau bisa dikatakan dengan kata gaul sekarang, Manusia Rebahan.

- l o v e i l l é : b i t t e r p i l l -

Meet the Cast of Loveillé : Bitter Pill

Tryshelle Shaerysse Lee

- note :

hi all!

this story was really written by me. the plot also came from my imagination.
this story inspired by my previous story, which is 'Senior High School'.
cuman alurnya kurang lebih sama, dan tokohnya aku tambahin serta ubah namanya. penulisannya juga aku ubah karena gaya penulisan di cerita yang aku tulis 3 tahun lalu itu udah gak nyaman buat aku sekarang, time changes everything include my writing syle.

so, if there are any similarities either in cast's name, places nor plot, itu bukan karena disengajakan ya. ><

masih banyak banget part-part yang bakalan aku luncurin nanti.

i hope u guys will enjoy and like this story as much as i enjoyed and liked writing it! :)

thank u all, xx.
-gracie-
<3