five

3.5K 334 19
                                    

Ara pov.

Kukira Kak Chika bercanda tentang ingin belajar dance bersamaku, ternyata disini kita sekarang.

Di rumahku, kamarku tepatnya, bergulat dengan musik dan koreo yang akan aku ajarkan pada Kak Chika.

Jujur saja aku tidak menyangka kakak kelas ini akan benar-benar datang ke rumahku untuk belajar dance, dia terlihat sama sekali tidak tertarik mengikuti ekstrakurikuler yang mengeluarkan keringat.

Apalagi dia sekarang menyandang gelar sekretaris osis.

Sungguh terlihat sibuk.

"Ara" Aku sontak menoleh saat dia memanggil.

"Gerakan yang ini kok susah ya?" Dia menunjuk salah satu koreo yang tadi kuberikan padanya.

Jujur saja, dia gampang mengingat sesuatu, tapi mengapa bertanya terus?

Annoying.

Kalau saja dia bukan teman Kak Vino, aku tidak akan mau mengajari dia.

Aku duduk sambil melihat Chika yang berjoget di depanku sambil sekali berhenti memastikan gerakannya tidak salah.

"Ra"

"Ya?" Aku hanya menoleh tanpa beranjak dari tempatku saat ini.

"Yang ini gimana ya?" 

"Perasaan tadi udah nanya deh" tentu saja aku hanya membatin.

Kali ini aku harus beranjak dari dudukku dan mendekat pada manusia ini.

Pilihanku adalah menggerakkan tubuhku dengan koreo ini di sebelah dia dan dia hanya perlu mengikutiku tanpa perlu bertanya lagi.

Aku menghentikan pergerakanku dan berjalan menuju meja tempat meletakkan speakerku, dan mengganti kecepatan lagu ke mode slowmo agar mudah diingat.

"Kak chika kenapa pengen belajar dance?" Tanyaku.

"Keren aja lihat kamu sama temen-temenmu ngedance trus ditriaki beberapa orang yang nikmatin lagunya"

Aku mengangguk sebagai jawaban.

Beberapa saat setelah mencoba gerakan ini dan membenarkan dengan segala kasabaran yang harus ditambah setiap beberapa menit, akhirnya kami menyelesaikan gerakan ini.

"Ara makasih ya, udah sore, aku pulang dulu" Katanya sambil membereskan beberapa barangnya.

"Chika sering sering main ke sini ya" Mama tiba-tiba teriak saat Chika jalan ke arah pintu.

Dih apaan sih si mama.

"Ara gapernah punya temen" Aku sontak menoleh dan melotot mendengar penuturan mama yang memang benar itu.

Setelah Chika keluar, aku segera menutup pintu dan menghampiri mama.

"Ma, kok bilang gitu sih"

"Bilang apa"

"Bilang Ara gapunya temen"

"Emang ga punya kan?"

"Dih mama mah"

Aku yang sudah akan beranjak pergi ke kamar memilih kemudian untuk membalikkan badan kembali menuju ke pelukan mama.

"Ma"

"Kenapa sayang" Jawab mama sambil mengelus tanganku yang melingkar diperutnya.

"Menurut mama Kak Chika apa bisa dipercaya?" Bisikku pelan.

"Dipercaya dalam konteks apa sayang?" Tidak ada jawaban, malah pertanyaan yang kudapat.

"Apapun"

LOSE(R) - chikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang