twelve

1.3K 205 22
                                    


"Aku sayang kamu lebih dari teman, Kak Chika"

"Kakak juga"

"Tapi maaf Ra, aku gabisa"
"Aku gabisa bebanin hidup kamu kalau harus ada aku dalam hidupmu" lanjutnya.

"Kak Chika..?" suara Ara sedikit bergetar.

"Aku bakal terus jaga kamu Ra, sebagai kakak, aku udh anggap kamu sebagai adik sendiri, jadi jangan sungkan buat minta apapun ke aku ya?"

"Aku minta Kak Chika buka hati buat aku boleh?"

"Ra" Chika memegang bahu Ara dan mengelus rambutnya halus hingga Ara terlihat menunduk lesu atas perlakuan Chika.

"Hatiku bakal terus sama kamu dek, aku bakal jaga kamu, kamu pun gitu kan?" Lanjut Chika dibalas anggukan oleh Ara.

Chika memeluk Ara dengan hangat berharap sang adik mengerti atas perkataannya.

"Liburan sekolah mau main?"

Ara lantas mendongak dan mengangguk antusias atas perkataan Chika.


**

Liburan sekolah pun tiba dan Chika menepati janjinya untuk menghabiskan waktunya dengan Ara. Mereka berdua sama sama menikmati waktu mereka bersama. Walapun Ara tau kalau Chika hanya menganggapnya tidak lebih dari seorang adik. Ara tetap bahagia dan akan selalu bahagia bila ada di dekat Chika.

"Mau main itu kak?" Chika mengangguk setuju atas perkataan Ara. 

Mereka menaiki roller coaster yang ada di tempat mereka bermain saat ini. Sayangnya Chika harus menahan pusing saat turun dari wahana itu. Ara tidak begitu sadar akan gelagat Chika yang sedari tadi memang seperti tidak merasakan apa apa dan tetap bermain hingga pukul 17.00 dimana mereka harus segera pulang.

Keesokan harinya dan 7 hari pertama liburan sekolah. Ara benar-benar menghabiskan waktunya bersama Chika sampai harus menunda pulang kampung karena Ara yang memiliki jadwal padat bersama Chika.

"Besok nonton ya kak?" Chika mengangguk setuju sebelum akhirnya memejamkan matanya untuk pergi ke alam mimpi. 

Iya, selama liburan sekolah Chika menginap di rumah Ara. Mereka hanya berdua karena keluarga Ara lebih dulu pulang kampung dan mau meninggalkan Ara sebab ada Chika yang menjaganya. 

Ara bukannya ikut tidur malah sibuk dengan ponselnya yang mengupload moment bersama Chika di sosial medianya. Beberapa teman mengira mereka ada hubungan special dan Ara berharap suatu saat perkataan orang-orang itu benar.

Ia memang bukan orang yang menutup nutupi hubungan bahkan dengan Chika sekalipun. Bukan karena ia bebas, tapi media sosialnya aman dari keluarga dan orang-orang yang akan menganggap dia tidak normal.

Alias dia mengunggah semua foto itu di second acc yang  diikuti hanya teman dekat dan kakaknya saja.

Cupu si memang, ia hanya ingin menjaga privasi Chika.

Setelah selesai dengan kegiatannya, ia kemudian menoleh dan mengasingkan surai rambut Chika, menatapnya, berniat untuk mencium kening namun ia urungkan.

"Selamat malam kak" 


**


Bebebrapa minggu setelah itu, Chika memutuskan hubungannya dengan Ara. Ara yang baru saja kembali dari kampung halamannnya dan berencana akan menemui Chika minggu ini namun sayang, niatnya tidak bisa terealisasi karena Chika tidak lagi aktif sosial media seperti dulu, Ara yang tidak pernah tau letak rumah Chika pun bingung harus mencari gadis itu kemana lagi.

"Kak Chika gak pernah sayang aku ya Kak" Rengeknya pada Vino yang sekarang sedang memeluk adiknya itu.

"Chika sayang kamu dek, tapi kan kakak juga pernah bilang jangan berharap, bandel sih" Vino masih mengelus kepala adiknya.

Entah Ara benar-benar sedih atau tidak, karena ia sama sekali tidak mengeluarkan air mata dari balik wajahnya yang terlihat lesu sejak kembali ke kota ini.

"Ra, lupain Chika ya? Fokus sekolahmu aja"

"Kalo segampang itu mah adek lakuin dari lama kak" Ara melepaskan pelukan sak kakak lalu beranjak pergi menjauhi Vino.

"Dasar bocil" Vino sedikit teriak yang dipastikan suara itu terdengar oleh sang adik.

Ara pergi ke kamar dan melihat lagi fotonya dengan Chika yang terpampang di meja belajarnya, ia kemudian berdiri dan mengunci pintu kamarnya.

Mengambil sebuah ponsel dan menghubungi Fio untuk menanyakan kabar Chika. Fio bilang Chika sudah pergi meninggalkan rumah untuk kuliah di luar kota, Fio sendiri juga tidak tau kabar Chika setelah gadis itu dianggap melarikan diri dari rumah karena tidak setuju dengan keluarga baru mamanya.

Ara pun hanya bisa menangis dibalik layar hp yang dia pegang saat ini. Sepertinya Chika sudah benar-benar tidak mau menghubunginya lagi. 




HAI! maaf ya kalo updatenya lama dan endingnya kurang ngena, makasih udah mau baca ceritaku huhu, aku bakal coba lagi buat bikin cerita yang lebih bagus dari ini. love u guys <8

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 04, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOSE(R) - chikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang