eight

2.1K 336 34
                                    

Author POV.

"Mau makan dulu ga Ra?" Kata Chika membuka pembicaraan.

"Boleh" Jawaban Ara terdengar sedikit canggung. Entah sejak kapan Ara merasa canggung berasa di dekat Chika.

"Kak" "Ra" Panggil mereka bersamaan.

"Kenapa kak?" tanya Ara.

"Eum"

"Kenapa kak?"

"Gppa, makan bakso aja mau?"

"Kakak suka benget makan bakso ya?"

"Lebih suka kamu sih"

"Hm?"

"Makan sama kamu mksdnya, seru aja gitu sambil ngobrolin dance" Chika terkekeh dengan ucapannya sendiri.

Ara hanya menggeleng tak paham dengan apa yang Chika maksud.

Mereka pergi ke salah satu kedai bakso yang ada di dekat rumah Ara, ternyata ada Kak Vino juga disana bersama Fiony.

"Kak Vin"

"Eh, Ra"

"Ngapain?" Tanya Ara sambil melirik ke arah dimana Fiony duduk.

"Makan?" Jawab Vino santai.

"Oh, Ara langsung pulang ya kak?"

"Ra" Panggil Fiony. Ara sontak menoleh namun tidak menjawab panggilan itu.

"Kok buru-buru?" lanjutnya.

"Ada urusan, ya kan kak?" Ara menatap Chika seperti memberi isyarat kemudian dibalas anggukan cepat oleh Chika.

"Ra" panggil Chika sembari mengikuti langkah kaki Ara yang semakin cepat.

"Ya kak?"

"Aku boleh nanya?"

"Huum, tanya apa?"

"Kenapa kamu ngehindarin Fio?"

"Males aja"

"Gamau crita?"

"Ara.."

Belum Ara melanjutkan obrolannya, pikirannya sudah kalut karena mengingat pertemanannya dengan Fiony di masa lalu yang kurang baik menurutnya.

Ara membalikkan badan dan meraih tangan Chika untuk ia ajak jalan lebih cepat.

Chika mengikuti dan sembari tersenyum melihat Ara yang sudah tidak menjaga jarak dengan dirinya lagi seperti awal mereka kenal.

Menurut Chika, pertemanannya dengan Ara sudah berkembang pesat, Chika mulai memikirkan hubungan mereka akan terus membaik seiring berjalannya waktu.

Sampai di depan gerbang rumah Ara, Chika berpamitan pulang karena sudah terlampau sore.

"Kak, hati-hati ya"

"Iya Ra, oh ya, kapanpun kamu mau crita, aku disini"

Ara mengangguk dan tersenyum setelah mendengar ucapan Chika.

"Walaupun aku ga bisa ngasih saran, tapi seenggaknya kamu lega ga nyimpen masalah kamu sendirian, oke cantik?" Chika mengusak rambut Ara gemas, lalu melambaikan tangan sebelum kemudian pergi menjauh dari hadapan Ara.

Ara membulatkan matanya kemudian mengangguk ragu walaupun Chika tidak melihatnya. Ia segera masuk untuk menghilangkan kegugupannya karena perlakuan Chika barusan.

Ara memasuki rumahnya dengan senyum lebar hingga dinotis sang mama.

"Dek, kenapa?" Tanya mama Ara yang heran dengan kelakuan anak bungsunya ini.

LOSE(R) - chikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang