"Gimana apanya" jawab Ara datar.
"Kamu deket sama Chika Ra?" Pertanyaan Fiony seakan tidak perlu dijawab oleh Ara.
"Aku khawatir sama kamu Ra, kamu terlalu polos buat dimanfaatin" Kalimat Fiony seakan mengundang pertanyaan dari Vino juga Ara.
"Nyadar kalo pernah manfaatin ya kak?" Kata Ara datar.
"Kalian ngomongin apa sih?" Vino yang sedari tadi fokus menyetir seketika menoleh ke arah Fiony.
"Gppa kak, cuma ngingetin Ara aja, takut dia jatuh terlalu dalam" Fiony menatap Vino kemudian berbalik menatap Ara kembali.
"Apaan sih kak? Kak Chika beda ya sama kamu"
Vino makin bingung kemana pembicaraan mereka berdua. Tak lama Vino memarkirkan mobilnya lalu menyuruh Ara untuk turun duluan.
"Ada apa kamu sama Ara?"
"Ga ada kak, ayo turun" Fiony membuka pintu mobil kemudian keluar disusul dengan Vino.
Beberapa anak bersorak untuk tim futsal yang sedang bermain, tidak terkecuali Fiony dan Ara. Melihat jaraknya yang amat jauh dari Ara, Fiony mendekat dan duduk mendekat kepada Ara.
"Ra, masih marah?" Fiony membuka pembicaraan dan hanya gelengan yang ia dapat atas pertanyaannya beberapa detik lalu. Ara kembali menyoraki kakaknya yang masih berlari kesana kemari sambil menggiring benda bulat yang menjadi incaran setiap pemain.
"Enggak, aku ga pernah marah" Jawab Ara datar.
"Ra" Ara masih tidak menoleh.
"Raaa!!!" Ara sontak menoleh karena tau siapa yang memanggilnya kali ini.
"Kak Chika" Ara bergeser dan mempersilahkan duduk di antaranya dan Fiony.
"Nemenin siapa kak?" Tanya Ara lagi setelah Chika duduk.
"Temen" Jawab Chika singkat, Ara mengangguk sebagai jawaban.
Ara bersorak untuk kakaknya, namun tidak dengan Chika. Ia hanya diam sambil sesekali tersenyum pada Ara.
"Ra"
"Ya kak?"
"Aku duluan ya?" Chika berpamitan 10 menit sebelum permainan berakhir lalu pergi setelah Chika membalas pernyataannya.
"Hati hati kak"
Tanpa Ara sadari, Fiony mengikuti Chika yang keluar dari tempat itu. Dengan cepat Fiony meraih tangan Chika untuk bicara dengannya.
"Mau kemana Chik"
"Pulang, kenapa?" Chika menoleh dan menjawab pertanyaan Fiony.
"Chik, tolong jangan manfaatin anak sebaik Ara ya? aku gamau dia sakit hati" Fiony menatap Chika tajam.
"Hah? apasih gajelas" Chika melepaskan tangan Fiony kemudian berlalu pergi.
Fiony berdecak kesal kemudian kembali ke dalam untuk menemani Ara sekaligus mendukung Vino.
Baru Fiony berbalik, Ara sudah ada di depannya.
"Ngapain lagi kak? Aku udh bilang dia ga sama kaya kamu, gausah ikut campur urusanku, bisa?" Ara masuk meninggalkan Fiony yang masih diam di tempat.
Fiony tidak membalas.
**
Pagi ini Ara datang ke kelas Chika hanya untuk meminta id line.
Beberapa minggu mereka berteman, tapi belum pernah berkontak sama sekali, mereka hanya mengobrol saat di sekolah, sangat terbatas, terlebih Chika dan Ara tidak satu angkatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOSE(R) - chikara
Fanfiction'aku sayang kamu lebih dari teman' 'maaf, aku gabisa' [ update sewaktu-waktu ]