six

2.8K 355 36
                                    

Author pov

"loh? Ara?"

Ara sontak menoleh mendengar namanya dipanggil saat bercermin di salah satu toilet tempat ia dan teman-temannya karaoke.

"Kak Chika?"

Setelah sapaan itu keluar dari mulut Ara, Chika pergi meninggalkan Ara begitu saja. Ara yang tidak memahami sikap Chika hanya diam di tempat, melanjutkan aktivitas bercerminnya kemudian keluar untuk bergabung kembali dengan Jessi dan kawan-kawan.

Baru juga sampai di rombongan teman-temannya. Ara sudah mendapat tatapan. Masih belum paham dengan apa yang dilihat mereka. Ara menoleh dan memastikan tidak ada yang membuntutinya sehingga membuat teman-temannya memberi tatapan tajam itu padanya.

"Kenapa?" Kata Ara membuka percakapan.

"Habis ketemu Chika?" Tanya Jessi dengan nada introgasi.

"Iya, kok tau?" Jawab Ara setelah mengangguk sebagai respon awal.

"Ngobrol apa aja emang?" Kathrina mendekati Ara lalu mendudukan Ara dan dirinya sendiri.

"Gaada" Ara menggeleng tak paham.

Sebenarnya Ara ini umur brapa bisa selupa itu dengan janji yang ia sepakati sendiri?

Seakan mau mengintrogasi lebih lanjut, Kathrina memberi pertanyaan lanjutan atas kekepoannya setelah melihat muka Chika yang masam saat kembali dari toilet tadi.

"Kak Dey tadi kesini sama Kak Chika, trus pergi, kamu ngomong apa sampe Kak Chika gamau babung gitu?" Kathrina dengan sabar menjelaskan.

"Gaada" Ara terlihat berpikir.

Mari kita sama-sama berdoa agar Ara mengingat janji yang ia buat beberapa jam lalu bersama Chika.

"OH" Ara tiba-tiba mengambil barang-barangnya kemudian beranjak begitu saja.

"Loh Ra? Mau kemana?" Panggilan Marsha pun tidak digubris olehnya.

Kathrina berdiri hendak menyusul Ara namun ditahan oleh Jessi.

"Biarin" Kathrina kembali duduk.

**

Di sisi lain ada Chika yang duduk bersama Dey di salah satu tempat makan di luar tempat karaoke yang mereka datangi tadi.

Dey sudah mendengar penjelasan Chika akan Ara yang melupakan janjinya.

Dey yang paham akan sifat Chika kemudian membiarkan Chika mengomel sendiri sampai dia capek karena terlalu banyak mengeluarkan tenaga untuk ngedumel.

"Dengerin gak sih" Chika menatap Dey.

"Dikit" jawab Dey sambil nyengir.

"Musnah lo"

"Ntar lu kaga ada malaikat pelindung dari MAS EJRA"

Chika makin manyun mendengar penuturan Dey yang bisa dibilang benar.

"Udahlah Chik, Ara emang gitu"

"Gitu gimana? Bikin janji trus ga ditepati? Tadi kalo gaada kamu, aku pulang sama siapa? trus kalo diculik Ezra trus dijadiin sandraan gimana? Ga kasian, kok tega???" Chika mengomel sendiri sambil memainkan sendok di tangannya.

"Kalian juga baru kenal, wajar lah, udh gausa dipikirin, kayak sama pacar aja" jawab Dey santai

"Dih, justru baru kenal harus memberi kesan positif dong biar kenalannya ga tiba-tiba santet dia karna annoying

"Berbisa amat dah mulut lu" 

"Ya emang.."

Belum saja Chika menyelesaikan kalimatnya, Dey sudah memasukkan sendok kedalam mulutnya dan berakhir mereka makan nasi goreng yang telah mereka pesan tadi. Bisa dipastikan nasi goreng itu sudah dingin karena terkontaminasi uap dari mulut Chika yang sedaritadi tidak berhenti bicara.

LOSE(R) - chikaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang