Happy reading 🌼
✿
✿
✿
✿
✿Pagi nya mereka berdua bersiap-siap pergi ke sekolah, Diva sudah siap dan rapi ia pun segera sarapan lalu pergi ke sekolah diantar oleh Bara, ia beralasan masih trauma untuk mengendarai motor, padahal memang Diva tidak bisa menaiki motor Renal. Disisi lain Renal juga bersiap-siap dan segera menuju ke sekolah saat ke duanya telah sampai di sekolah kini mereka bertemu di taman dekat kantin.
“ Renal gue takut nanti pelajaran sosiologi gimana dan gue juga ngga hafal sama temen-temen lo apalagi lo kan ketua kelas gimana dong ? ” Diva membuka suara.
“ Udah santai aja kalo lo emang gak bisa yaudah pake alasan semenjak kecelakaan tiba-tiba untuk mikir keras masih sering pusing gitu aja, kalo masalah lo ngga hafal nama temen gue kan lo bisa baca nama di seragam nya itu, begitupun sebaliknya gue juga bakal gitu di kelas lo. ” jelas Renal untuk menangkan Diva.
“ Yaudah gue masuk kelas ya Ren ” pamit Diva kemudian tiba-tiba tangannya di tarik oleh Renal.
“ Selamat berjuang di kelas IPS sayang ” support Renal sambil menggoda.
“ Dih najis udah sana ” usir Diva membuat Renal memutar bola matanya malas.
Kini mereka berpisah, Diva yang pergi ke kelas IPS 2 dan Renal pergi ke kelas IPA 2. Saat Diva sampai di kelas IPS disambut heboh oleh Dito dan Leon, mereka langsung memeluk membuat Diva risih kemudian ia mencari tempat duduk Renal sebenarnya ada dimana.
“ Lo cari bangku lo ? ” tanya Leon tiba-tiba.
“ Iya ” jawab Diva.
“ Lah kecelakaan gitu langsung gak inget bangku lo ? Haha ” sahut Dito.
“ Ah anu gatau tiba-tiba ngebug otak gue ” jawab Diva seadanya.
“ Noh duduk lo sama Dito ” ucap Leon sambil menunjuk bangku dekat Dito.
Kemudian Diva segera duduk tak lama kemudian bel masuk berbunyi lalu mereka mengikuti mapel pertama yaitu Geografi yang di ajar oleh pak Agus.
Diva pun sangat antusias dalam mengikuti pelajaran geografi meskipun ia anak IPA tapi sedikit banyak ia paham pelajaran geografi membuat Leon dan Dito terkejut pasalnya mereka berdua paham bahwa seorang Renal tidak menyukai pelajaran geografi tsb tapi mengapa tiba-tiba menjadi semangat.
“ Lo semangat banget Ren ? Biasanya ngeluh mulu pelajarannya si gundul itu ” tanya Dito disamping bangku Diva.
“ Ah anu gatau aja nih gue lagi mood pelajaran ini ” jawab Diva apa adanya. Dito hanya mengangguk paham dan saling melirik dengan Leon.
Kemudian pak Agus memanggil Renal sang ketua kelas membuat Diva sigap segera menuju ke depan.
“ Iya pak manggil saya ? ” tanya Diva pada pak Agus.
“ Iya Ren, tolong ini kamu bagikan ya kertas jawaban ulangan teman-teman kamu ” perintah pak Agus pada Diva membuat dirinya terkejut sekaligus takut.
Saat ia mulai berkeliling sambil membagi kertas ia sedikit ragu bagiamana bisa ia harus membaginya jika ia tidak hafal seluruh murid di kelas itu, tidak mungkin juga ia harus melihat satu per satu nama yang ada di seragam mereka. Untunglah ia memiliki ide berinisiatif memanggil nama mereka satu persatu dengan cara itu ia tidak bersusah payah mencari sang pemilik kertas.
Kini mari berpindah ke kelas Renal di IPA 2. Di kelas IPA 2 sedang melangsungkan pembelajaran matematika. Mapel yang sangat disukai Renal tapi tidak oleh Diva. Saat ada sesi mengerjakan di depan berkali-kali Renal maju kedepan untuk mengerjakan, membuat seisi kelas termasuk Sahra terkejut karena ia yakin sahabat nya itu tidak suka sekali dengan pelajaran matematika tapi mengapa kini sering menjawab soal-soal tsb.
“ Bagus Diva kamu ada peningkatan di mapel ibu, ibu tambah nilai plus untuk kamu ” puji Bu Winda selaku guru matematika.
“ Ah iya Bu terimakasih ” jawab Renal kemudian ia izin kembali ke tempat duduk setelah mengerjakan soal di depan.
Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi kini siswa siswi segera keluar kelas dan mengisi perut mereka di kantin.
Di kelas IPS 2 Diva tidak berniat untuk pergi ke kantin karena kebiasaan jika ke kantin ia hanya bersama Sahra kini ia akan ditemani para sahabat Renal membuat Diva tak terbiasa akan hal itu.
“ Woy ayo ke kantin, biasanya lo semangat karna ketemu calon cewe lo si Diva ” ajak Dito sambil merangkul pundak Diva.
Diva yang mendengar itu pun kaget karena ia mendengar sendiri dari sahabatnya Renal, bahwa ternyata Renal menyukainya.
“ Eh s-serius ? ” tanya Diva dongo.“ Lah gimana sih lo, kan lo bilang sendiri ke kita kalo lo suka sama Diva ” kini berganti Leon menyahut.
“ Ah oke ayo ke kantin ” ucap Diva setuju dan mau tidak mau ia harus bersikap seperti Renal agar kedua sahabat Renal tidak mencurigai nya.
Tiba-tiba Vero datang ke kelas nya bersama temannya Gio, Vero dan Gio ternyata ingin bergabung bersama mereka bertiga. Membuat Diva semakin risih karena harus makan bersama empat cowo, tapi ia putar kembali pemikiran itu karena ada Vero ia menjadi semangat.
Saat tiba di kantin Diva melihat Renal yang sudah bersama Sahra duduk berdua. Ia menjadi rindu pada sahabatnya Sahra, kemudian ia mengingat ucapan Dito dan Leon jika Renal menyukainya, lantas bagaimana dengan Sahra nanti. Saat tatapan Diva dan Renal bertemu, Diva mengalihkan pandangannya lalu segera duduk bergabung dengan Vero, Gio, Dito dan Leon. Renal yang mengamati dari kejauhan merasa cemburu karena Diva harus berkumpul dengan teman-teman lakinya meskipun ia memang sadar bahwa saat ini tubuh dan jiwa mereka bertukar.
“ Div lo masih ingat misi kita kan ? ” tanya Sahra membuat Renal bingung akan pertanyaan Sahra.
“ Maksudnya apa Ra ? ” balas Renal tak mengerti.
“ Ih lo mah gitu, habis kecelakaan itu lo jadi pelupa ” jawab Sahra sebal.
“ Ah ya maaf tapi gue bener-bener lagi bingung dan gak tau apa yang lo omongin ”
“ Kita tetep lanjutin misi kita yang lo bantuin gue buat jadian sama Renal, dan gue bantuin lo buat jadian sama Kak Vero ” jawab Sahra antusias membuat Renal terkejut.
“ H-hah ? G-gitu ya ? Oh i-iya gue tau ” balas Renal gugup karena ia sekarang mengetahui bahwa mengapa Diva dari dulu selalu menyuruh nya untuk bersama Sahra, karena memang Sahra menyukainya.
“ Nah itu inget masih berlanjut kan ya ? ” tanya Sahra lagi.
“ Emm bahas nanti deh gue mau ke kamar mandi nih kebelet ” akhir Renal dan segera menjauh dari kantin.
Di meja kantin yang ditempati Diva dkk kini mereka tengah berbincang-bincang tapi Diva hanya menyimak karena ia tak terbiasa.
“ Bang lo gimana sama Sahra ? ” tanya Dito tiba-tiba kini Diva fokus akan topik itu.
“ Doa in aja gue berhasil dapetin Sahra ” balas Vero membuat Diva membulatkan matanya.
Kenyataan apa lagi yang diketahui oleh Diva saat itu kini ia mengetahui semuanya bahwa Vero hanya menyukai Sahra dan Renal menyukainya. Karena hal itu kini Diva pamit pergi ke kelas dengan alasan kepalanya pusing.
“ Gue duluan ke kelas ya pusing mendadak gue ” pamit Diva.
“ Kalo pusing ke UKS lah bro ” Gio menyahut.
“ Ah engga pengen di kelas aja, lebay kalo harus ke UKS ”
“ Yaudah sono, ntar di bawain makanan sekalian ngga ? Pas kita balik ? ” tanya Dito.
“ Ngga usah gue males makan kalo lagi pusing, udah ya gue duluan ”
Kini Diva pun ikut menjauh dari kantin. Disini tepat nya disepanjang koridor sekolah Diva memikirkan kenyataan yang diketahuinya, begitupun dengan Renal yang sedang di depan cermin kamar mandi sedang memikirkan tentang hal yang dikatakan Sahra.
©TBC
Voment nya jangan lupa, maap saja kalo ada typo bertebaran, see you next cerita
KAMU SEDANG MEMBACA
The switched souls [HIATUS]
Dla nastolatków[ BIASAKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA ] Kejadian di luar nalar memang mustahil, tapi siapa sangka kalo hal diluar nalar itu terjadi ? Seperti yang dialami dua remaja itu yaitu Nadiva Candra Lorensa dan Renaldo Putra Atmaja. Panggil saja mereka Diva dan...