Tok.. tok.. tok..Suara ketukan pintu mengusik tidur nyenyak gadis yang sedang bergelut nyaman dengan selimut motif Doraemonnya.
"Siapa?" tanyanya dengan suara khas orang bangun tidur.
"Aku Yeonjun. Nona Deiji, bangunlah.. sudah waktunya untuk sekolah." sahut seseorang dibalik pintu.
Deiji melirik ke arah jam dinding dan merengut kesal karena jam masih menunjukkan pukul 06.30 pagi. Bagaimana tidak, gadis itu biasanya baru bangun pukul delapan pagi dan berakhir telat ke sekolah. Namun, pagi ini ia dibangunkan lebih awal dari biasanya.
Dengan langkah malas Deiji membuka pintu kamarnya, dan terpampang jelas seorang lelaki yang baru ia kenal kemarin. Ah tidak, maksudnya hanya kenal sebatas nama.
"Selamat pagi, Nona Deiji." sapa Yeonjun dengan senyuman.
Bukannya membalas sapaan Yeonjun, Deiji malah menunjukkan kekesalannya, "Eh! Lo kenapa sih pagi-pagi gini udah bangunin gue. Ganggu banget tau nggak."
"Maaf, saya hanya mengikuti perintah Tuan Hwang."
"Tapi ya nggak sepagi ini juga."
"Saya sudah menyiapkan sarapan. Setelah nona mandi, segera turun kebawah. Saya permisi dulu." kata Yeonjun yang secara tidak langsung menyuruh Deiji untuk mandi terlebih dahulu sebelum sarapan.
Deiji menggerutu kesal. Setelah itu ia melakukan sesuai perkataan Yeonjun yang lebih terdengar seperti perintah. Entah dorongan dari mana gadis itu langsung menurutinya. Sebelumnya tidak ada yang bisa memerintah Deiji kecuali sang papa.
***
20 menit kemudian, Deiji sudah selesai mandi. Gadis itu segera turun ke lantai bawah dan menuju ruang makan.
"Papa mana?" tanya Deiji ketika melihat hanya ada Yeonjun yang duduk disana.
"Tuan Hwang sudah berangkat pukul 5 pagi tadi."
"Kok nggak pamit sih?"
"Tuan Hwang ingin pamit tetapi Nona Deiji sulit untuk dibangunkan."
Deiji hanya mendengus kesal menanggapi perkataan Yeonjun. Setelah itu ia menarik salah satu kursi untuk duduk.
"Ini semua Lo yang masak?" tanya Deiji sembari memandangi makanan yang tersaji di atas meja.
"Iya. Maaf jika rasanya kurang enak. Selamat makan, Nona."
Deiji menganggukkan kepalanya lalu mengambil salah satu makanan.
"Makanannya nggak Lo kasih racunkan?" tanya Deiji sambil menatap Yeonjun penuh selidik.
"Tidak ada untungnya saya meracuni Nona. Makanan itu dijamin sehat dan bersih."
Entah kenapa jawaban Yeonjun terdengar mengesalkan bagi Deiji. Akhirnya gadis itu menyuapkan sesendok makanan ke mulutnya. Detik berikutnya bola matanya membulat karena makanan itu diluar ekspektasinya.
"Lo beneran masak sendiri? Nggak beli diluar?"
"Iya, Nona."
"Kok bisa enak banget sih. Sialan gue kalah sama cowok." kata Deiji pelan namun masih dapat didengar oleh Yeonjun.
"Saya memang sudah terbiasa masak, dan terima kasih atas pujiannya."
Lagi-lagi perkataan Yeonjun berhasil membuat Deiji kesal. Gadis itu kembali menatap makanan didepannya dan segera melahapnya. Sungguh, ini adalah makanan terenak yang pernah dimakan Deiji walau hanya untuk sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Don't Go [Choi Yeonjun]✔️
Fanfiction[END] "Sudah kubilang beberapa kali, kamu itu tanggung jawabku. Jadi apapun yang menjadi masalah mu, itu juga masalah ku. Dan kenapa aku tau kamu bisa ada di sini, nggak usah pikirin itu. Semua bisa ku lakukan untuk seseorang yang sedang aku jaga."...