Day 1

711 124 31
                                    


Seorang gadis cantik dengan rambut panjang hitam legam sedang sibuk menatap layar ponselnya yang menampilkan roomchat dengan sang pacar. Sesekali ia menyunggingkan senyum ketika membaca pesan singkat yang terkesan romantis.

Hingga suara ketukan pintu menghentikan kegiatan gadis itu, "Deiji.. waktunya makan malam. Ayo keluar dulu."

"Iya, Pa."

Gadis yang dipanggil Deiji tersebut segera menyimpan ponselnya dan keluar dari kamar. Namun, saat tiba di ruang makan gadis itu dibuat terkejut oleh kehadiran seorang lelaki yang tak dikenalnya sedang duduk di salah satu kursi.

"Dia siapa, Pa?" tanyanya pada Tuan Hwang.

"Duduklah, kita makan dulu. Nanti Papa jelaskan."

Deiji mengangguk, dan segera duduk disamping papanya meski ia masih penasaran dengan lelaki asing itu. Seperti biasa, tidak ada percakapan sama sekali selama makan malam.

Akhirnya makan malam mereka selesai. Setelah membersihkan piring, Tuan Hwang mengajak Deiji dan lelaki tersebut untuk berbicara di ruang tamu saja.

"Namanya Choi Yeonjun," kata Tuan Hwang.

Deiji mengangguk-anggukkan kepalanya, "Terus?"

"Mulai hari ini, Yeonjun akan tinggal disini beberapa hari untuk jagain kamu."

"Tapi kan disini udah ada papa yang jagain Deiji."

"Papa mau pergi ke luar negeri untuk urusan bisnis, Nak"

"Lagi? Baru seminggu loh papa dirumah. Masa mau ninggalin Deiji lagi?" gerutu Deiji seraya mengerucutkan bibirnya kesal.

"Maafkan papa, Deiji. Tapi ini bener-bener penting. Nggak lama kok. Papa janji akan pulang cepet. Tolong kamu ngertiin papa ya, Nak."

"Hmm.. tapi kan biasanya ada Bibi sama bodyguard Papa yang lain buat jagain Deiji. Jadi dia nggak perlu ikut jagain Deiji." kata Deiji yang berusaha meyakinkan papanya.

"Bibi pulang kampung ke rumahnya, dan bodyguard Papa izin untuk cuti."

"Jadi Deiji cuma berdua aja sama dia dirumah ini? Kan kita baru kenal, Pa. Kenapa harus dia gitu? Kalau dia orang jahat gimana?"

"Papa udah kenal Yeonjun dari kecil, Nak. Jadi Papa udah tau gimana Yeonjun. Dia nggak akan macam-macam sama kamu. Nggak ada orang lain yang bisa jagain kamu sebaik Yeonjun. Dan kamu harus patuhi semua perkataan Yeonjun. Jadi, tolong percaya sama Papa ya..."

Deiji menghembuskan nafas kasar, "Huh yaudah. Kalau gitu, Deiji izin ke kamar ya. Selamat malam, Pa." ujarnya tanpa menatap Tuan Hwang.

Mood Deiji yang sebelumnya baik seketika menjadi buruk. Ingin sekali rasanya mencegah kepergian sang papa ke luar negeri, tapi ia sudah tahu bagaimana hasilnya. Tuan Hwang sangat keras kepala dan merubah keputusannya adalah hal yang mustahil bagi Deiji.

Lagi dan lagi Deiji tenggelam dalam kesendirian. Sejak kepergian sang mama lima tahun lalu, ia kurang mendapat perhatian dari orang tuanya. Papanya yang sibuk bekerja jarang memiliki waktu dengan gadis itu. Setiap bulannya ia selalu ditinggal ke luar kota atau luar negeri. Kalaupun ada di rumah, mereka tetap saja jarang berinteraksi. Setiap harinya Tuan Hwang bekerja hingga larut malam.

Namun itu semua sama sekali tak mengurangi rasa sayang Deiji kepada sang papa. Cukup banyak hal yang mereka lalui bersama, khususnya setelah kepergian sang mama. Membesarkan seorang anak bukanlah hal yang mudah. Jadi, Deiji selalu menerima keputusan sang papa dan berusaha untuk hidup sebaik mungkin.

Karena terlalu lelah, tak sengaja Deiji tertidur di sofa kamarnya.

Sementara itu, di ruang tamu Tuan Hwang memberi beberapa amanat pada Yeonjun. Tak terkecuali menceritakan tentang sifat dan kebiasaan Deiji.

"Deiji itu anak yang keras kepala. Jika dia menginginkan sesuatu, maka dia harus mendapatkannya. Tak jarang ketika saya lalai dalam mengawasi, dia bisa berbuat seenaknya."

"Hmm seenaknya bagaimana?"

"Dia adalah salah satu anak yang namanya tercatat dalam catatan hitam disekolahnya. Tak sekali dua kali, Deiji membully temannya yang terlihat lemah. Membolos dan melanggar aturan sekolah adalah hal yang biasa baginya. Bahkan dia juga sering keluar malam bersama teman-temannya."

Yeonjun ternganga mendengar penjelasan Tuan Hwang. Ia tak pernah menyangka bahwa perempuan yang terlihat kalem dan penurut itu ternyata mempunyai sifat yang cukup buruk.

Seakan tahu apa yang ada dalam pikiran Yeonjun, Tuan Hwang melanjutkan penjelasannya, "Kamu pasti terkejut, kan? Saya awalnya juga tidak percaya bahwa anak saya seperti itu. Tapi setelah saya menyuruh beberapa orang untuk mengawasinya, akhirnya saya tahu apa yang selama ini dia lakukan."

"Maaf, Tuan. Bukan maksud saya untuk lancang. Apakah Tuan tidak pernah memperingatkannya?"

Tuan Hwang tersenyum getir, "Saya tidak cukup berani dan merasa tidak pantas untuk memperingatkannya atau memberinya hukuman."

"Mengapa?"

"Semua tingkah laku Deiji disebabkan karena saya sendiri. Saya terlalu sibuk dengan pekerjaan hingga melupakan bahwa saya mempunyai seorang anak yang masih membutuhkan didikan orang tuanya. Saya merasa belum menjadi orang tua yang baik."

"Tapi, bukankah kewajiban orang tua adalah meluruskan anaknya jika melakukan hal yang salah?"

"Benar, tetapi saya terlalu dibutakan oleh kasih sayang pada Deiji. Selama ini dia selalu menghormati saya meski beberapa kali dia mengeluh karena selalu saya tinggal bekerja. Deiji adalah orang yang juga selalu menyambut saya ketika saya pulang setelah bekerja. Melihat senyumannya, menghilangkan segala beban dan kemarahan saya."

"Tuan sangat menyayangi Deiji?"

"Tentu, saya sangat menyayanginya lebih dari apapun."

"Apakah Tuan pernah bilang bahwa Tuan menyayanginya?"

Tuan Hwang terdiam beberapa saat hingga kembali mengeluarkan suara.

"Tidak pernah. Saya tidak mempunyai keberanian untuk mengatakannya."

"Lalu, kapan Tuan akan mengatakannya pada Deiji?"

"Nanti, setelah misi ini selesai saya akan mengatakan bahwa saya sangat menyayanginya. Saya juga berniat untuk meninggalkan pekerjaan ini dan fokus dengan Deiji. Saya ingin menghabiskan waktu bersamanya sebelum dia menikah dan berpisah dengan saya."

"Oleh karena itu, saya menunjuk kamu untuk menjaga Deiji. Saya juga berharap, kamu dapat merubah Deiji menjadi lebih baik lagi. Kamu anak yang baik, saya percayakan Deiji kepadamu."

"Baik, Tuan. Saya tidak bisa berjanji untuk bisa merubah Deiji menjadi lebih baik lagi karena itu hal yang sulit. Tapi saya akan berusaha sebaik mungkin, untuk membuat Deiji tahu bahwa Anda sangat menyayanginya."

Tuan Hwang tersenyum puas, lantas memeluk lelaki itu, "Terimakasih, Nak. Terimakasih banyak. Orang tuamu pasti bangga mempunyai putra sepertimu."












~•~

Halo.. gimana part pertama ini?
Lanjut or unpub?
Bantu tandain kalau ada typo yaa🙏

Sampai jumpa di part selanjutnya..

Thank u^^

Please, Don't Go [Choi Yeonjun]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang