"Deiji.. kamu udah bangun?" tanya Yeonjun sambil mengetuk pintu kamar Deiji.
Tak begitu lama, terdengar suara kunci yang menandakan pintunya akan dibuka disusul Deiji dengan penampilan acak-acakan.
"Selamat pagi.. kamu udah baikan?" sapa Yeonjun dengan senyuman seperti biasa.
Lelaki itu sangat mengerti jika semalaman Deiji tidak tidur. Terbukti dengan suara tangisan dan kantung matanya yang terlihat tebal.
Meski kemarin Deiji terlihat biasa-biasa saja, namun jauh di lubuk hatinya sangat menyakitkan. Mengetahui fakta tentang orang tuanya yang dirahasiakan darinya, dan lebih parah lagi itu dari orang lain, bukan dari orang tuanya sendiri.
"Sedikit," jawab Deiji seadanya.
"Yaudah kalau gitu kamu mandi dulu ya, terus sarapan."
"Gue nggak laper."
"Kamu lupa ya, kalau hari ini kamu harus menyelesaikan misi?"
Deiji diam sebentar sambil memikirkan apa yang dikatakan Yeonjun kemarin malam.
"Hmm gue inget. Tapi misi apa sih, Jun?"
"Nanti aku kasih tau tapi makan dulu ya, biar kamu kuat."
"Jun- "
"Misi ini untuk kamu, Tuan Hwang, dan mendiang mama mu. Jadi, tolong berikan yang terbaik nantinya." kata Yeonjun dengan tatapan memohon.
Deiji menghela nafasnya. Jika untuk orang tuanya, ia tak ada alasan untuk menolak, "Huh okee.. gue mandi dulu. Tunggu aja dibawah."
"Nah gitu dong," kata Yeonjun sambil menampilkan senyum yang menurut Deiji itu adalah senyuman paling menawan, ditambah tangannya yang merapikan rambut berantakan gadis itu.
"Sial. Kemarin di acak-acak sekarang dirapihin. Tapi hati gue tambah acak-acakan, Jun!!" -batin Deiji berteriak.
Kegiatan pagi ini selesai dengan cepat. Kini saatnya mereka berdua menjalankan misi yang sudah direncanakan.
Yeonjun memarkirkan mobilnya di depan sebuah bangunan yang cukup besar.
"Lhoh Jun, ini kan gudang perusahaannya Papa. Ngapain kita kesini?"
Yeonjun tak menjawabnya, ia hanya meraih tangan gadis itu dan membawanya masuk ke dalam gudang.
Begitu masuk, Deiji cukup terkejut dengan apa yang ia lihat di dalam sana. Ada 8 orang yang terikat di 4 tiang. Masing-masing tiang ada dua orang. Namun ada sesuatu yang menarik perhatiannya, 2 perempuan juga diikat di sana.
Setelah meminta izin kepada Yeonjun lewat tatapannya, perlahan Deiji mendekati dua perempuan itu.
Deiji terkejut dengan apa yang dilihatnya. Salah satu dari perempuan itu adalah orang yang membullynya dan satu lagi adalah Jina, selingkuhan Nicholas.
"Jun, mereka kok bisa ada disini?"
"Biar aku jelaskan. Mereka adalah orang suruhan mafia kejam itu yang bertugas untuk mengawasimu. Khususnya dia yang menyebarkan fitnah tentangmu kemarin dan Jina, orang yang merayu Nicholas agar meninggalkanmu dan membuatmu hancur."
"Nggak salah? Emang Nicholasnya aja kali yang bosen sama tuh cewek murahan, cewek nggak guna."
PLAKK
Deiji menampar kencang pipi Jira. Amarahnya benar-benar memuncak kali ini.
Yeonjun mendekat ke arah Deiji lalu membisikkan sesuatu,
"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan. Habisi semuanya, sekarang atau tidak sama sekali." ujarnya sambil menepuk-nepuk pundak Deiji.
Gadis itu memejamkan matanya dan meyakinkan hatinya bahwa yang ia lakukan benar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Don't Go [Choi Yeonjun]✔️
Fanfiction[END] "Sudah kubilang beberapa kali, kamu itu tanggung jawabku. Jadi apapun yang menjadi masalah mu, itu juga masalah ku. Dan kenapa aku tau kamu bisa ada di sini, nggak usah pikirin itu. Semua bisa ku lakukan untuk seseorang yang sedang aku jaga."...