10. Keadaan Memburuk

54 9 0
                                    

Happy Reading^_^

Enjoy, ya! Jangan lupa bahagia🌻

▪️▪️▪️▪️▪️

"Menyembunyikan kesalahan tidak akan membuat semuanya baik-baik saja."

▪️▪️▪️▪️▪️

Fahrul melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah dengan langkah gontai. Fahrul baru saja sampai setelah pulang dari cafe tempatnya berkumpul dengan teman-temannya mengenai masalah Bulan. Kasus Bulan sudah hampir menemukan titik terang, namun ada satu hal yang membuat Fahrul harus keluar dari perkumpulan tersebut setelah semua yang Fahrul lakukan.

Fahrul mendudukan dirinya di sofa dengan menyandarkan badannya karena beberapa hal yang ada di pikirannya sekarang. Fahrul merasa pusing memikirkan hal tersebut, hal yang membuat langkah Fahrul berhenti, Fahrul bingung harus memilih maju atau mundur.

Saat mendengar suara pintu rumah terbuka, Fahrul langsung beranjak dari duduknya dan pergi menghampiri orang yang membuka pintu rumahnya.

Dia Dahlia, Mamahnya. Dahlia tersenyum manis ketika melihat Fahrul menunggunya. Melihat Dahlia tersenyum membuat Fahrul ikut tersenyum lalu menghampiri Dahlia untuk mencium punggung tangannya.

"Mamah 'kan pelakunya?" tembak Fahrul langsung setelah mencium punggung tangan Dahlia.

Ya, Fahrul tiba-tiba pulang untuk menemui mamahnya. Entah atas dasar apa Fahrul berkata demikian. Yang pasti, Fahrul terlihat emosi sekarang.

Dahlia mengernyitkan dahinya karena bingung dengan perkataan Fahrul. "Pelaku? Pelaku apa?"

"Mamah 'kan orang yang bunuh Pak Luki?"

"Kamu bilang apa, sih? Pak Luki 'kan akrab sama Mamah. Waktu dapet kabarnya aja Mamah kaget banget, Mamah ikut sedih."

"Liat!" Fahrul menunjukan ponselnya. "Ini mobil Mamah yang waktu itu Mamah tunjukin ke Fahrul. Mamah beli ini tahun lalu. Fahrul bener, kan?"

Dahlia terdiam mendengar ucapan Fahrul. Namun, tak lama Dahlia tersenyum miring. "Oke. Kenapa kalau itu memang benar? Kenapa kalau semua itu perbuatan Mamah, kenapa? Kamu masih mau lanjutin penyeledikan kamu? Kamu mau bawa Mamah ke kantor polisi, iya?"

Fahrul menghembuskan nafasnya berusaha menetralisir amarahnya. Mata Fahrul berkaca-kaca. "Apa, Mah? Apa alasannya Mamah bertindak kayak gini?"

"Kamu 'kan tahu kalau Pak Luki orang yang bunuh Ayah kamu."

"Fahrul tahu. Tapi kenapa? Kenapa dendam Mamah nggak pernah ilang? Kenapa Mamah selalu benci Pak Luki? Ayah meninggal, emang karena Ayah nggak fokus nyetir, kenapa Mamah selalu limpahin semua salahnya sama Pak Luki, Mah? Sadar!"

"Pak Luki orang yang nabrak Ayah kamu sampai meninggal. Dia pelakunya. Apa Mamah salah ngelakuin ini?"

"Cuman karena dendam Mamah ngelakuin ini? Kenapa Mamah yang Fahrul kenal penyayang harus jadi kriminal kayak gini? KENAPA, MAH?! Fahrul nggak bisa biarin Mamah kayak gini."

"Kamu mau bawa Mamah ke kantor polisi? Apa kamu lupa apa yang udah Mamah lakuin buat kamu? Mamah turutin semua permintaan kamu. Mamah bantu Mamah Risa, Mamah buatin kamu distro. Semua peemintaan kamu, Mamah turutin tanpa terkecuali. Tapi Mamah cuman minta kamu nggak usah ngurusin Bulan, kenapa kamu masih berurusan sama dia? KENAPA, FAHRUL?!"

[✓] - FahRisa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang