19. Saturday Night

43 5 0
                                    

Selamat Membaca^_^

Jangan lupa bahagia🌻 Enjoy!!!

▪️▪️▪️▪️▪️

"Tidak ada akhir dari perasaan. Pilihannya hanya ada pergi atau kembali."

▪️▪️▪️▪️▪️

Risa melangkahkan kakinya di koridor rumah sakit untuk menjenguk Fahrul. Beruntungnya hubungan Risa dan Bulan kembali baik-baik saja setelah penjelasan dari Fahrul dan tindakan dari Ulfa. Mereka sudah saling memahami keadaan dan sekarang kembali berteman seperti biasanya.

Sudah dua hari Fahrul di rawat di rumah sakit. Keadaannya sudah lebih membaik dibandingkan sebelumnya. Untung saja mereka bisa segera membawa Fahrul ke rumah sakit. Sebab Fahrul mengalami pendarahan cukup parah dan harus mendapatkan banyak donor darah. Kebetulan waktu itu persediaan kantong darah yang Fahrul butuhkan habis, jadi Semesta dan ketiga temannya sampai mencari ke posko PMI, sampai akhirnya Fahrul bisa melewati masa kritisnya.

Raja sudah ditangani oleh polisi karena beberapa kasus pelecehan seksual dan lainnya yang masih di selidiki. Semenjak hari itu, Risa lebih banyak diam, tapi untung saja banyak orang yang mendukungnya sehingga dia bisa keluar dari ketakutan yang dia hadapi.

Saat sudah sampai di depan ruang rawat Raja, Risa menghentikan langkahnya. Risa merasa ragu dan malu untuk melangkahkan kakinya masuk. Risa merasa sangat bersalah dan malu untuk berhadapan dengan Fahrul. Mungkin Risa juga akan merasa canggung karena kejadian hari itu.

Risa masih diam sambil terus berpikir masuk atau tidak. Setelah beberapa lama, akhirnya Risa memutuskan untuk masuk sekedar mengucapkan terimakasih dan memberikan kue yang ia bawa dan buat sendiri. Saat Risa hendak membuka pintunya, pintu ruangan tersebut lebih dulu terbuka.

"Risa," ucap Bulan.

Pintu tersebut lebih dulu dibuka oleh Bulan dari dalam. Di samping Bulan juga ada Fahrul yang mendorong besi infusan. Kalau dilihat, mereka berdua akan pergi berjalan-jalan di sekitar rumah sakit. Mungkin Fahrul merasa bosan ada di dalam ruangan.

"Lan, Kak," sapa Risa.

"Mau jenguk Kak Fahrul?" tembak Bulan tanpa basa-basi.

"Iya. Tapi kalau ganggu, gue kasih kue aja, gue juga mau balik," kata Risa.

"Justru gue butuh bantuan lo, Ris," ujar Bulan yang membuat Risa menatapnya. "Gue ada kerjaan, deadline besok, belum gue kerjain sama sekali. Kalau boleh, temenin Kak Fahrul jalan, ya?"

"Gue?" tanya Risa.

Bulan mengangguk. "Iyalah, siapa lagi?"

"Lan, Kakak bisa sendiri kalau kamu nggak bisa," kata Fahrul karena merasa tidak enak melihat wajah kebingungan Risa.

"Ayo, Kak, sama gue," ujar Risa yang membuat Bulan dan juga Fahrul menatapnya. "Gue temenin."

Fahrul dan Bulan saling bertatapan karena tak menyangka Risa akan menerima tawaran Bulan.

"Gue titip ini, ya, dimakan aja kalau mau. Maaf cuman itu aja." Risa menyodorkan paper bag yang berisi kue kepada Bulan agar disimpan di dalam ruang rawat Fahrul.

"Hati-hati, ya," kata Bulan setelah menerima paper bag dari Risa.

Risa mengangguk. Setelahnya dia langsung berjalan mendekat ke arah Fahrul untuk membantunya berjalan. Namun, lama kelamaan mereka berdua memberikan jarak sehingga Fahrul berjalan sendirian tanpa ada penjagaan dari Risa yang ada di sebelahnya dan sedikit berjarak.

[✓] - FahRisa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang