Happy Reading^_^
Jangan lupa bahagia🌻
▪️▪️▪️▪️▪️
"Kamu sudah bekerja sangat keras hari ini, ingat fakta itu."
▪️▪️▪️▪️▪️
Pagi ini, Risa sedang berada di dalam dapur menyiapkan makanan untuk ia antarkan ke rumah Bulan. Beberapa hari terakhir, Risa selalu melakukan hal tersebut karena Risa tahu di rumah Bulan tidak ada yang bisa memasak, pasalnya asisten rumah tangga mereka sedang pergi ke kampung.
Selain hal itu, Risa merasa prihatin dengan Fahrul. Fahrul memikul beban sangat berat akhir-akhir ini. Keadaan Bulan yang belum pulih dan masih terus murung membuat Fahrul harus lebih mengerti dan harus selalu ada di samping Bulan. Belum lagi, Fahrul harus mengurus distronya dan juga sekolahnya.
"Sayang, mau ke rumah Bulan lagi?" tanya Amel yang baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dapur.
"Iya, Mah."
"Titip salam, ya, buat Fahrul sama Bulan," ujar Amel yang diangguki oleh Risa. "Keadaan Bulan, gimana?"
"Masih sama, Mah, belum ada perkembangan. Akhir-akhir ini Kak Fahrul lagi cari-cari pendonor kornea mata buat Bulan, dia juga lagi ngumpulin uang buat itu."
"Ris, bilang sama Fahrul kalau ada apa-apa hubungi kita. Kita bakal bantu."
Risa mengangguk. "Iya, Mah, nanti Risa sampaikan."
Setelah sampai di depan rumah Bulan dengan diantar oleh sang supir, Risa langsung melangkahkan kakinya turun dari mobil dan masuk ke dalam halaman rumah Bulan. Pandangan Risa tersita ketika melihat beberapa bagian rumah Fahrul terlihat berubah.
Tanpa dia sadari, senyumnya mengembang. Risa ingat bagaimana Fahrul akan mengubah beberapa bagian rumahnya untuk Bulan. Risa yakin, kalau Fahrul sudah melakukan hal tersebut. Fahrul adalah kakak yang sangat baik, tidak sedikit hal yang Fahrul lakukan untuk Bulan.
Saat hendak mengetuk pintu rumah Fahrul, pintu lebih dulu terbuka dan menampilkan sosok Fahrul disana. Terlihat jelas bahwa Fahrul sangat berkeringat. Mungkin ini terjadi karena Fahrul baru saja merapihkan rumahnya.
"Eh, Ris, lo dateng," ujar Fahrul yang dijawab senyuman oleh Risa. "Ayo, masuk."
Fahrul membukakan pintu rumahnya agar Risa masuk ke dalam. Saat itu juga, Risa melihat kalau Bi Murni sedang sibuk berkutat di dapur.
"Bibi udah pulang?" tanya Risa pada Fahrul yang ada di sebelahnya.
Fahrul menoleh lalu mengangguk. "Iya, baru aja tadi pagi."
Risa langsung melangkahkan mendekat ke arah Bi Murni. Risa menyimpan paperbag yang ia bawa di atas meja dapur lalu beralih mengambil sayuran yang sedang Bi Murni cuci dan akan ia potong untuk dimasak.
"Loh, Non Risa? Kenapa di ambil?" tanya Bi Murni.
"Nggak usah masak, Risa bawa makanan."
"Oalah, Non, matur nuwun," ujarnya lalu beralih menatap Fahrul. "Liat, Den, ini baru namanya anak gadis yang baik."
Fahrul tersenyum mendengar perkataan Bi Murni. Dia tidak salah, Risa memang sangat baik. Akhir-akhir ini juga Risa sangat berbeda. Risa sering datang untuk mengantarkan Fahrul dan Bulan makanan. Bahkan, Risa membantu Fahrul mengenai distronya.
▪️▪️▪️▪️▪️
Fahrul berjalan menuju ruang tengah dengan Semesta yang mengekorinya. Setelah sampai di ruang tengah, Fahrul langsung mempersilahkan Semesta untuk duduk di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] - FahRisa [COMPLETED]
Teen FictionKisah masa lalu yang menghalangi keduanya akan menjadi hambatan untuk Fahrul yang memilih kembali mendekati Risa. Risa yang memilih untuk menjadi asing, sedangkan Fahrul yang kembali mendekat. Bagi Risa semuanya sudah usai. Sedangkan bagi Fahr...