Niatnya mau hiatus dan balik setelah idul fitri, tapi kalo chapter ini nembus 60 vote bakalan next.
Tempat tidur Taehyung sangat luas sampai-sampai mampu menampung lima orang. Namun hal itu tidak bisa membuatnya tenang, karena ia harus berhati-hati terhadap istrinya yang berbaring di sebelahnya. Meski kini mereka tidak tidur sedekat dulu, sewaktu mereka tidur bersama di saat petir menyambar-nyambar, tapi hanya dengan menggerakkan tubuhnya sedikit saja, ia merasa bulu romanya berdiri. Taehyung memasang telinga dan berusaha mendengarkan nafas istrinya, seraya menebak apakah perempuan itu telah tertidur atau masih terjaga. Dadanya akan berdesir dengan hebat walau ia hanya mendengar suara batuk-batuk perempuan itu. Jika tahu akan jadi seperti ini, Taehyung tidak akan menyuruh perempuan itu tidur di kamarnya. Ia menyesali keputusannya saat menyuruh Mina tidur di kamarnya.
Taehyung tidak bisa menahan dadanya yang sering bergejolak. Berada dalam situasi yang begitu intim semacam ini membuatnya merasakan kebahagiaan yang tidak dapat dilukiskan. Pada saat yang sama, Mina berbisik pelan.
"Taehyung-ssi."
"...."
Taehyung sengaja tidak menjawabnya dan hanya terdiam. Mina kembali memanggilnya.
"Taehyung-ssi."
"...... Taehyung-ssi, sudah tidur?"
"Hmm... Ayo kita mengobrol sebentar."
"Tidak baik kalau banyak bicara sementara bibirmu sobek begitu. Sudah, tidur saja."
"Kau akan terus-menerus memperlihatkan punggungmu?"
Mendengar ucapan perempuan itu yang keras kepala, Taehyung menghela nafas dan berpura-pura mengalah kemudian membalikkan tubuhnya. Rupanya Mina juga berbaring menghadap ke arahnya. Mereka pun berpandangan.
"Maukah kau mengulurkan tanganmu?"
Taehyung terdiam sesaat sebelum mengulurkan tangannya, lantas Mina memegang tangan Taehyung dengan kedua tangannya.
"Aku suka tangan ini. Biarpun selalu agak dingin, tapi itu bagus."
"Kenapa?"
"Karena aku bisa membuatnya lebih hangat."
Deg!
"Ngomong-ngomong, aku senang sekali karena tadi kau mencari dan menghiburku. Kalau kau tadi tidak datang, entah seberapa parah keadaanku jadinya? Karena itu, terimakasih."
"Apa Presdir Im sering melakukan hal seperti ini kepadamu?"
"Hanya kalau aku tidak mendengarkan ucapannya."
Pria itu mengamati istrinya dengan cermat. Wajah Mina yang memancarkan senyum layaknya cahaya rembulan itu tampak sangat misterius tapi cantik.
"Jika mengingat orang yang kau benci, hatimu hanya akan terluka. Kau akan merugi."
"Aku tidak meminta untuk mengingat kembali saat bersamanya, itu terjadi di luar kendali otakku."
"Mungkin, sebenarnya kau kasihan padanya. Bukan begitu?"
"....."
Taehyung hanya diam memandang sosok perempuan yang ada di hadapannya dan berkata dalam hati bila ia sangat ingin mengatakan bahwa entah sejak kapan perempuan itu terlihat sangat indah di matanya.
"Bisakah aku minta tolong padamu?"
"Apa?"
"Nanti, nanti, dan nantinya lagi.... saat kau sudah bisa menerimaku dengan tulus, ketika kau sudah bisa melupakan semua masa lalumu. Ketika saat itu tiba, maukah kau memelukku erat, sekali saja?"

KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE [TaeMina] ✓
FanfictionKalau istri umumnya saat ditanya bagaimana suaminya, sudah jelas mereka akan membangga-banggakan apa yang suaminya punya. Tetapi kalau Im Mina saat ditanya "Memang bagaimana sih suamimu itu?" "Dia itu robot. Dia mesin. Dia punya segalanya, tapi tida...