Taehyung side-
Aku tidak tahu bagaimana aku bisa mencapai usia 38 tahun. Rasanya aku cukup lama menjalankan kehidupan kosong yang dulu sangat menyedihkan. Bekerja pagi dan malam, lalu tahu-tahu aku sudah berusia 30 tahun-an. Ah, aku benar-benar menyesal! Harusnya aku bertemu dengan istriku lebih awal.
Istriku yang pemberani dan sok mengajarkanku tentang cinta. Im Mina. Aku sangat bersyukur bertemu dengannya sebelum kulitku mempunyai keriput. Wanita yang membuat tangan dinginku menjadi hangat karena genggamannya.
Setelah dinas ke luar negeri dan sempat mampir ke kantor, badan Taehyung terasa lelah. Sopir Choi mengemudikan mobil pulang dan akhirnya sampai di beranda rumah. Taehyung mencium aroma istrinya di langkah-langkah berjalannya. Mungkin ini salah satu efek samping karena sudah lama tidak bertemu dengan Mina. Sudah dua minggu ini Taehyung bertugas di luar negeri. Entah mengapa kali ini, tugasnya lama sekali, membuat ia tidak sabar menunggunya. Meski begitu, Taehyung selalu menelepon Mina sehingga ia masih bisa bersabar. Tetapi, tetap saja, ia rindu istri dan anak-anaknya.
Mina yang sedang berada di lantai dua, membuka pintu kamarnya setelah mendengarkan ketukan pintu yang ia kira adalah Bibi kepala pelayan. Mina pun merasakan hal yang sama, saking rindu dengan Taehyung, Mina sampai mencium aroma suaminya seperti di depan mata. Taehyung sudah berada di depan pintu kamarnya sambil membawa buket bunga berwarna ungu.
"Yeobo?"
"Aku sedang berpikir apakah sebaiknya aku mengejutkanmu atau tidak. Kebetulan kau ada di dalam kamar."
"Apa itu?"
Mina menunjuk buket bunga itu. Taehyung menggoyangkannya sedikit, lalu memberikannya kepada Mina. Senyum lebar Taehyung terlihat lebih segar daripada buket bunga itu. Sepertinya ada sinar gemerlap yang mengelilingi keduanya malam itu. Taehyung masih terlihat memesona meskipun usianya sudah semakin tua.
"Begitu aku keluar bandara tadi, aku tiba-tiba teringat kalau aku tidak pernah membelikanmu bunga berwarna ungu. Jadi, aku membelinya dalam perjalanan pulang."
Mengapa pria ini senang sekali memberiku hadiah sesuai warna? Tentu saja aku senang menerimanya, tetapi aku jadi ingin menggodanya.
"Ini saja? Tidak ada yang lain?"
"Aku rindu padamu."
"Ah, kurang kuat."
"Aku cinta padamu."
"Bagus. Bagus sekali. Suamiku semakin lama semakin romantis rupanya."
Mina menepuk-nepuk bokong Taehyung dan tertawa senang. Sepertinya gaya berkencan mereka semakin lama makin seperti anak kecil saja.
"Kenapa kau pulang terlambat sekali?"
"3 hari lagi ada pembukaan proyek baru di Ilsan. Jadi, tadi aku mengecek dulu di kantor sebentar."
Mina side-
Tatapan mata suamiku yang lembut dan tangannya yang hangat itu membuatku nyaman. Apalagi sudah lama aku tidak merasakan tangan besarnya itu memegang tanganku, sehingga belum apa-apa jantungku sudah berdebar-debar. Pasti ia sangat lelah karena baru datang dari tugas ke luar negeri. Aku jadi penasaran apakah sebenarnya ia sudah 'merindukanku' atau tidak. Kalau ia tidak siap-siap pun, apa boleh buat. Sebenarnya aku sudah sangat 'merindukannya'. Aku tidak bisa memaksa suamiku yang kelelahan karena keinginan 'itu', apalagi usiaku semakin bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARRIAGE [TaeMina] ✓
FanficKalau istri umumnya saat ditanya bagaimana suaminya, sudah jelas mereka akan membangga-banggakan apa yang suaminya punya. Tetapi kalau Im Mina saat ditanya "Memang bagaimana sih suamimu itu?" "Dia itu robot. Dia mesin. Dia punya segalanya, tapi tida...