25. Kaleng

204 37 17
                                    

Jeongwoo ➪ Joun

_____secret_____

Matahari telah berada tepat di tengah-tengah langit, membaur dengan awan yang secara perlahan meredupkan cahayanya. Dan di bawah langit, di atas tanah, terdapat Seth yang sibuk menyusun jerami bersama Nike yang memandikan dua ekor kuda milik Bastah.

Saat ini, mereka sedang berada digudang samping rumah Bastah. Melihat semua ini, mereka jadi berpikir jika Bastah ternyata tidak semiskin itu hingga mampu mempunyai dua ekor kuda.

Selain itu, Bastah yang mereka kira pemuda gelandangan juga mempunyai satu ekor sapi perah dan dua ekor domba.

"Senior, apa kau bertanya kepada Bastah mengenai kapan bulan purnama paruh kedua terjadi?" Tanya Nike setelah meletakan ember dengan agak kuat sehingga menimbulkan suara keras. Maklum saja, ember itu tersebut dari seng dan tenaga Nike sungguh kuat.

Seth mengelap keringatnya kemudian mengangguk. Dia duduk di tumpukan jerami, "itu akan berlangsung sekitar 5 hari lagi."

Nike mengangguk mengerti. "Apa Poli juga kesana, ya?" Gumam Nike.

Mendengar nada Nike yang lesu, Seth melempar handuk kecil bekas ia mengelap keringat tadi tepat di wajah Nike. "Jangan lesu begitu, dia pasti aman-aman saja dan akan ikut ke Nius-Nisu, terserah akademi apapun itu!"

Seth yang semula berusaha menenangkan Nike malah menjadi kesal sebab salah menyebut Niuskheta akademi.

Spontan saja Nike tersenyum kecil. Pemuda itu kemudian mengambil handuk yang sempat jatuh tadi dan di letakkan di bahunya. Ia kembali mengangkat ember itu dan beranjak menuju sumur belakang gudang.

Ia menimba air dengan perasaan sedikit gusar, ia takut bila Poli sang sahabat sedang berada dalam bahaya. Apalagi jika Poli terluka, pastinya Nike akan menyalahkan kelalaian dirinya yang tidak berhasil menjaga Poli dengan baik.

Saat sedang sibuk dalam pikirannya, tiba-tiba Nike dikejutkan oleh sebuah kaleng yang mendarat sempurna di pipinya. Timba yang semula siap diangkat kembali terjatuh, ia memegang pipinya perih.

Lemparan kaleng itu disusul oleh teriakan seorang wanita yang sedang mengejar sesosok pemuda dan Balita berumur kisaran tiga tahun.

Keduanya meloncati pagar kayu rumah Bastah dan bersembunyi tepat dibelakang Ibu Bastah yang secara kebetulan sedang menjemur pakaian.

Nike tidak tahu hal yang wanita itu dan Ibu Bastah perdebatkan sebab jarak mereka yang terbilang jauh. Tapi sungguh, lemparan kaleng itu tidak main-main rasanya.

Tidak lama kemudian, wanita itu pergi dengan menyeret pemuda dan balita itu. Terlihat dari raut keduanya bahwa mereka sedang ketakutan.

"Sepertinya kaleng ini berusaha menyadarkanku," gumam Nike.

"Kaleng apa?" Tanya Seth. Wajahnya menunjukkan raut kebingungan, sesaat setelahnya ia tertawa keras karena melihat wajah Nike yang memerah akibat lemparan kaleng dari wanita tadi.

"Kenapa dengan wajahmu? Haha, apa kau bertato dengan bentuk kaleng?" Tanya Seth dengan nada mengejek. Ia menunduk sembari memegang lutut sebab tidak tahan menahan tawa.

Nike menatap sang senior dengan datar. "Apa melihat penderitaan orang lain adalah hiburan bagimu?" Tanya Nike dengan kesal. Ia menuangkan air dalam timba pada ember seng.

SCHOOL SECRET | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang