10

29 4 1
                                    


"Mark?"

Renjun menatap heran Mark yang terengah di depan pintu.

"Lo.. kenal Mark?" Tanya Nira.

Renjun mengangguk, "Dia sepupu gue," ucapnya.

"Hhh, bahkan dunia sesempit ini?" Ucap Nira gak percaya.

Dunia ini baginya terlalu banyak bercanda. Hal tak terduga selalu datang tanpa diminta.

Renjun berdiri lalu menghampiri Mark disana. Tatapannya tajam namun penuh kekhawatiran.

"Mark, lo ngapain kesini?! Ini tempat bahaya buat lo, bego!" Umpat Renjun kesal.

"Gue kesini karena dapet kabar dari Haechan, mantannya Nira. Jun, gue tau lo orang baik. Lo gak perlu takut untuk bebasin Nira. Ayo, sekarang lepasin dia dan lo ikut gue untuk jadi saksi di kantor polisi," ucap Mark jelas.

"Tapi--"

"Gak ada tapi-tapian! Bodyguard didepan udah di alihin sama Haechan. Jangan sampe ayah tiri lo itu keburu dateng. Ayo cepetan!"

Namun, baru saja Mark menarik Renjun ke arah Nira, bahu Mark dipukul keras oleh seseorang yang dibelakangnya. Mark terjatuh sambil mengerang kesakitan.

"Arghh, anjing! Orang gak punya adab!" Umpatnya.

"Wah, berani kamu menginjakkan kaki kesini keponakan baru? Dan kamu Renjun! Apa-apaan ini kamu setuju dengan dia?!"

"Om! Om itu udah gila ya om?"

"Diam kamu bocah! Kamu yang gila!"

Nira semakin memojokkan tubuhnya. Ia benar-benar takut. Amarah di wajah ayahnya tercetak begitu jelas.

Ntah apa yang akan diperbuatnya sekarang ini.

"Om, dengerin nih bocah mau ngomong. Om tuh punya hati kaga sih? Nira tuh anaknya om loh, kok om tega banget nyiksa Nira sampe mau dijual gitu? Kekurangan duit? Emang tante saya kurang ya om ngasih om duit? Buat apa aja emangnya? Om tuh udah gede tapi pikirannya kudu ditatar. Pendek betul om jalan otakmu. Tante saya menangis pasti kalo liat om begini."

Jackson menatap penuh amarah kepada Mark. Berani sekali bocah ini menasihatinya? Tau apa bocah ini?

"Diam kamu! Omongan tidak berguna!"

Bugh

"Ugh," Mark mengerang ngeri saat kaki Jackson menginjak tangannya keras.

Sial. Om ini beneran kudu dimasukin ke rsj. Batin Mark.

"Kamu Renjun! Bisa-bisanya menuruti omongan dia dibanding papamu ini?!"

"Kamu bukan papa saya." Jawab Renjun tegas.

"Benar-benar anak ini..."

Jackson keluar untuk mengambil sesuatu. Lalu dirinya kembali dengan sebuah pistol ditangannya.

"Ikuti saya atau kamu akan saya tembak sekarang."

Jackson mengarahkan pistolnya tepat di pelipis milik Renjun.

"P-pah," ucap Renjun sedikit gugup.

"Cepat, Renjun!"

Mark dan Nira hanya menatap Jackson tak percaya. Agaknya pria dewasa ini memang sudah kehilangan kewarasannya.

"Cepat berjalan kearah Nira, ikat kembali tangannya, lalu bawa dia ke mobil sekarang."

Renjun yang merasa nyawanya dipermainkan hanya bisa melengos sambil memenuhi tuturan ayah tirinya ini.

Mantan, HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang