Ctass
Ctass
Ctass
"Hiks.. Ayah, Nira mohon, berhenti. Sakit ayah..."
"Berhenti kamu panggil saya ayah! Saya ini bukan ayah kamu, anak sialan!"
Ctass
Pecutan demi pecutan Jackson layangkan kepada Nira. Perih, panas, sakit sekali. Itu yang Nira rasakan. Dia tak bisa memberontak. Tangan dan kakinya terikat.
Hanya isakan pilu yang terdengar. Namun, Jackson tak peduli. Matanya sudah dibutakan oleh dendam. Ia bahkan tak mengampuni Nira walau hanya satu detik. Entah berapa pecutan yang telah terukir di punggung Nira.
"A-- ayah... Berhenti. Kenapa ayah? Kenapa...?"
"Kamu mau tau kenapa hah?!"
Ctass
"Itu untuk kamu karena dia telah menghianati saya!"
Ctass
"Itu untuk kamu karena mereka membuat kamu ada di dunia ini!"
Ctass
"Itu untuk kamu karena istri saya malah mengadopsi kamu!"
Ctass
"Itu untuk kamu karena telah membuat saya bercerai!"
Ctass
"Untuk kamu karena saya benci dengan kehadiran kamu di dunia ini!"
Brakk!
Jackson melempar asal pecut yang baru ia gunakan. Setelahnya, ia mencengkram erat rahang Nira.
"Simpulkan apa yang saya ucapkan. Pikirkan baik baik dan sebaiknya kamu bersadar diri. Siapkan diri, lusa kita pergi ke Austria."
Setelahnya, Jackson menghempas kasar wajah Nira. Lalu ia pergi meninggalkan Nira.
Menghela napas, Nira perlahan beranjak untuk bersandar pada tembok yang terasa sangat dingin.
"Sebenarnya aku anak siapa..."
🌞🌞🌞
Dengan langkah yang angkuh, Haechan berjalan ke dalam area sekolah setelah menyisir asal rambutnya.
Orang-orang bahkan hafal dengan kelakuan bocah tengil yang sok cool ini.
"Chan! Oyy!"
Haechan lantas menengok ke arah timur, oh, ada Mark disana.
"Kenapa?"
"Tumben amat pagi-pagi begini? Kesambet lu?"
"Ck, apaansi. Lepasin anjir, risih amat," ucap Haechan dengan malas sambil melepas rangkulan dari sahabatnya itu.
Mark yang mendengar itu lantas tertawa, "Anjir hahaha. Sensi amat lu bangsat semenjak putus dari Nira? Udah sebulan lebih kali? Gamon mulu kaya cewe," ucapnya.
"Brisik anjir. Akhlak lu kemana mau jatuhin harga diri gua gini? Gamblang banget ngomong ditengah koridor," ucap Haechan pelan.
Yaiyalah Haechan juga manusia. Punya rasa malu. Walau kemaren-kemaren sempet ilang sih rasa malunya.
"Santai kali. Eh tugas geo yang bab 3 udah belom lur?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan, Haechan
FanfictionIni tentang mereka yang telah berpisah tapi nyatanya masih memiliki perasaan yang sama. Ini juga tentang si gadis yang merasa amat sesak saat mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Saat pelanginya pergi, hujan selalu datang. Menemani malamnya yan...