Hallo guys, maaf baru update
Btw anyway, star nya jangan lupa yaa..Nira memeluk dirinya sendiri. Dingin yang sangat menusuk, itu yang dirasanya. Saat ini dia menatap garasi rumahnya yang sedikit terbuka. Bibirnya mengulas senyum tipis.
Tok tok tok.
Tanpa menunggu lama, pintu terbuka. Ada bundanya disana.
"Nira?! Astaga, nak, kenapa kamu hujan-hujanan sih?!"
Pekikan itu rupanya mengundang perhatian Minhyun juga Junkai. Mereka berdua saat ini di belakang bundanya tak kalah terkejut.
Bahkan, luka di tangannya pun sampai terlihat karena kain kasa itu basah.
Darahnya bahkan sampai tercetak jelas disana.
"Nira-- gapapa, bunda," ucapnya.
"Gapapa gimana?! Minhyun, Junkai, bawa adik kalian ini ke kamar. Biar bunda siapin air hangat dulu," bunda mengambil tas Nira dan langsung masuk ke dalam untuk menyiapkan air hangat.
Setelahnya, Nira dituntun Minhyun menuju kamarnya.
Di kamar, Nira duduk di pinggir kasur dengan bibir memucat dan menggigil.
"Makanya kalo dibilang pulang ya pulang! Kasihan bunda capek ngurusin pekerjaan ditambah ngurusin lo!" Tunjuk Junkai emosi.
Nira hanya diam menunduk. Ia tau ini kesalahannya. Namun, dia juga tak tau harus bagaimana lagi.
"Junkai! Ini adek lo lagi kedinginan bukannya di bikinin teh anget atau apa gitu, malah lo marahin! Keluar aja lo kalo mau bikin Nira sedih!" Bentak Minhyun.
Mendengar itu, Nira makin menundukkan kepalanya. Ia malah membuat kedua kakaknya ini bertengkar.
"Oke, gua keluar!"
Brakk
Junkai menutup kasar pintu kamar Nira. Oh sungguh jika sampai engsel pintunya lepas, dia pasti akan menabung sebagian uang jajannya.
"Ma-maafin Nira, bang," cicit Hira pelan.
"Udah, kamu gak salah. Gak usah peduliin omongannya Junkai, ya? Dia kaya gitu karena khawatir sama kamu aja," Minhyun mengusak rambut Nira pelan dengan handuk.
Hatinya menghangat. Sungguh, sebenarnya semenjak kedua orangtuanya pisah, Junkai jadi terlalu sensitif. Dia kerap kali membentak, dan marah-marah tidak jelas. Entah apa penyebabnya.
"Hmm iya," jawab Nira dengan lesu.
Merasa bahwa ada kejanggalan, Minhyun menyampirkan handuk di bahu Nira dan menatapnya sendu.
"Kenapa? Biasanya kamu pulang bareng Haechan? Kok seminggu ini abang liat kamu pulang sendirian dan sering banget telat pulang?"
Nira menghela napas lalu menatap Minhyun dengan mata berkaca-kaca.
"Putus," lirihnya.
Mendengar itu, Minhyun sontak memeluk adiknya.
"Abang gatau penyebab kalian putus apa. Tapi, yang pasti kamu jangan sedih ya? Pasti berat banget ya soalnya kalian udah dua tahun bareng kan? Kalo jodoh juga pasti bakal balik kok," ucap Minhyun.
🌞🌞🌞
Kali ini sungguh, Nira merutuki kebodohan dirinya sendiri. Akibat acara hujan-hujanannya kemarin lusa, akhirnya ia mendekam di ruang rawat rumah sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan, Haechan
FanfictionIni tentang mereka yang telah berpisah tapi nyatanya masih memiliki perasaan yang sama. Ini juga tentang si gadis yang merasa amat sesak saat mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Saat pelanginya pergi, hujan selalu datang. Menemani malamnya yan...