Plakk!
Tamparan itu menggema sampai sudut ruangan.
"Ayah sudah bilang, jangan pernah berhubungan lagi dengan gadis itu. Kamu ini tidak dengar? Mau ayah coret dari garis pewaris perusahaan?!"
Haechan tertawa sinis. Dia mengusap sudut bibirnya yang sedikit robek karena tamparan yang cukup kuat dari ayahnya ini.
"Ayah cuma peduli sama perusahaan? Cuma peduli sama ambisi ayah itu? Haechan gak bahagia yah! Bahagianya Haechan itu cuma sama Nira. Bukan yang lain apalagi Nancy!"
Plak!
Tamparan kali ini lebih kuat. Bahkan Haechan juga merasa pening di kepalanya.
"Kalau kamu terus berhubungan dengan gadis itu, bisa-bisa nama keluarga kita jelek dimata orang lain. Apa kata orang jika anak dari Leeteuk bersanding dengan anak seorang koruptor?"
Haechan benar-benar muak. Itu bukan kesalahan Nira, tapi kenapa malah jadi seperti ini?
Lo bener-bener minta dihajar, Nancy.
Haechan bangkit lalu menatap ayahnya dengan nyalang.
"AYAH EGOIS! APA ARTI SEMUA HARTA ITU KALO HAECHAN GAK BISA SAMA NIRA?! HAECHAN GAK SUKA NANCY, YAH! PERASAAN GAK BISA DI PAKSA!"
Bugh
Kali ini pukulan yang dia dapati.
"Ayah ga peduli. Senekat apapun kamu, ayah tetap gak setuju kalo kamu sama si anak koruptor itu!"
Lalu Leeteuk pergi dari hadapannya. Membanting pintu kamar dengan keras.
Haechan terduduk lalu terbatuk dengan lemas. Tanpa sadar, air matanya menetes.
"Haha, lo cengeng, Chan."
Lalu matanya menatap pigura foto yang berada di atas nakas, "Mah, kangen," air matanya semakin deras.
"Turutin apa kata ayah yang menurut kamu benar. Kalau menurut kamu salah, ya tentang aja. Sebenernya pilihan tetap di tangan kamu, sih. Tapi kalo kamu sulit menentukan, inget, ada hati kamu yang masih bisa memilih. Karena hati itu gak pernah salah."
🌞🌞🌞
Setelah 5 hari di rawat, akhirnya Nira kembali ke sekolah. Padahal bundanya melarang dengan alasan Nira masih harus istirahat di rumah sebelum benar-benar beraktivitas.
Tapi Nara keras kepala ingin masuk. Selain kangen temen-temen, ketinggalan banyak mapel itu mager banget pasti buat nyalin.
Jam istirahat ini Nira menyempatkan makan bekal dari rumah di kantin. Ya karena paksaan temennya juga sih.
"Eh, mantan tuh!" Senggol Ningning pada Nira.
Nira yang baru akan menyuap seketika berhenti dan berdecak sebal.
"Ya emang kenapa? Suka-suka dia lah!" Jawab Nira agak nge gas.
Ya buat mengalihkan rasa gugupnya.
"Kan biasanya heboh gitu. Move on lo?" Timpal Lami.
Nira menggeleng sekilas, " Ya gak segampang itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan, Haechan
FanfictionIni tentang mereka yang telah berpisah tapi nyatanya masih memiliki perasaan yang sama. Ini juga tentang si gadis yang merasa amat sesak saat mengetahui jati dirinya yang sebenarnya. Saat pelanginya pergi, hujan selalu datang. Menemani malamnya yan...