Selamat membaca manteman~
*****
Akhirnya kereta Moonlight ini berhenti tepat di gerbang yang menjadi pintu sebuah-
Taman?
Yah, setelah aku perhatikan dari dalam kereta ini, di dalam sana di penuh dengan pepohonan rindang yang sangat cocok di gunakan untuk piknik keluarga. Tidak lupa gerbang yang lengkap dengan pagar yang kurasa mengelilingi taman ini, dipenuhi dengan bunga mawar yang berwarna-warni dan tanaman yang menjalar.
Kami, aku dan Aerdan, dipersilahkan untuk turun dari kereta. Dalam perasaan bingung aku mengambil tas besar yang ada di depan ku. Kulirik Aerdan yang juga mengambil tasnya dengan diam tanpa bertanya seperti tadi. Apakah dia tidak ingin tau kenapa kita di berhentikan di taman ini?
Setelah turun dari kereta Moonlight, aku melihat ke sekeliling tempat yang pertama kalinya aku pijak ini.
Aku melihat masinis kereta sedang berbicara dengan seseorang di ujung sana. Entah apa yang mereka bicarakan sampai akhirnya lawan bicara masinis menyuruh kami berdua mendekat kepadanya dan masinis kereta kembali masuk ke dalam kereta.
Setelah sampai di depan laki-laki yang sepertinya umurnya lebih 2 tahun dari Leonard, dia tersenyum menatap kami berdua.
"Selamat datang di Akademi Moonlight Cheisella Azariel dan Aerdan Lounce. Perkenalkan namaku Alvin Chwe, kalian bisa memanggilku Alvin saja karena aku juga murid di Akademi Moonlight,"ucapnya dengan hormat yang sama dilakukan oleh mr. George dan Brincha kemarin.
Aku hanya balas memberi hormat kepadanya. Agak aneh rasanya mendapatkan salam hormat seperti itu, karena aku tidak tau, se-berharga apa aku sampai layak mendapatkan hormat seperti ini.
Setelah itu, Alvin meminta kami untuk mengikutinya masuk ke dalam taman melalui gerbang yang memang telat berada di depan kami. Gerbang terbuka dengan sendirinya ketika Alvin selangkah dari gerbang dan itu sedikit membuatku kagum.
Aku mengikuti Alvin masuk ke dalam, Aerdan juga. Dia bersikap santai untuk saat ini. Untung saja dia tidak banyak tanya kepada Alvin tentang ini itu seperti yang dia lakukan kepadaku ketika di kereta tadi.
"Apa kau tau kenapa Alvin memberi kita salam penghormatan seperti tadi?"
Dia tidak bertanya kepada Alvin, tapi malah bertanya kepadaku. Kurasa itu lebih buruk dari pada ekspetasiku.
"Aku tidak tahu,"balasku singkat.
Dia hanya ber-oh-ria menanggapi jawabanku. Sama sepertinya, akupun tidak tau kenapa mereka memperlakukan kami seperti itu.
Kami sampai di pepohonan rindang yang memiliki bayangan melindungi kami dari sinar mentari yang sebentar lagi akan naik ke tempat tergagahnya. Alvin Chwe terus berjalan di antara pepohonan dan tentu kami mengikutinya. Alvin menuju ke sebuah pohon yang kurasa lebih besar dan tinggi daripada pohon yang ada di sini. Namun itu tidak membuatnya terlihat berbeda dengan pohon-pohon yang lain.
Setelah sampai di depan pohon besar ini, Alvin mengetuk pohon itu beberapa kali. Dari yang kudengar, ketukan yang dia lakukan tidaklah sembarangan. Tapi, bisa jadi itu hanya perasaanku saja atau kebetulan dia membuat ketukan seperti itu kali ini.
Namun yang kemudian terjadi sedikit membuatku terkejut. Pohon besar itu membelah batangnya membentuk sebuah lubang setengah lingkaran. Ini layaknya kekuatan dari wilayah Plantsviet. Apakah Alvin berasal dari Plantsviet?
"Silahkan masuk,"ucap Alvin ketika dia sudah masuk ke dalam dan menunggu kami juga mengikutinya.
Aku melangkah perlahan masuk ke dalam pohon besar itu. Aerdan yang berada di belakangku juga mengikutiku masuk. Ruang dalam pohon ini tidak lah besar tapi masih muat untuk menambah dua orang lagi setelah kami bertiga jika ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Element CHRAD - Saving Ereat Kingdom
FantasíaEreat Kingdom 💧🌀🌱⛰️🔥 Kerajaan dimana manusia bersatu dengan elemen alam, air, angin, tumbuhan, tanah, api. Cheisella Azariel, memiliki kekuatan pengendali air sejak umur 6 tahun. Sangat tidak wajar untuk di daerah manapun di kerajaan Ereat, kar...