Happy Reading 💙💚
*****
Kami bertiga terdiam beberapa saat. Sama-sama berpikir keras dengan benda yang ada tepat beberapa meter di depan kami itu. Bola Cahaya. Yap, benar-benar apa yang kami cari sudah berada di depan mata. Hanya saja, siapa yang berani mengambil benda itu.
Jika salah satu dari kami mengambilnya, sudah jelas akan terjadi pertarungan antara kami untuk memperebutkan benda berharga itu. Satu-satunya tujuan kami masing-masing bersusah-payah menulusuri hutan kegelapan ini adalah bola cahaya itu. Dan jika tidak dapat mengambilnya untuk apa? Semua perjalan akan sia-sia.
"Aku mengerti satu hal!" Tiba-tiba saja terlintas jawaban mengapa kita ditugaskan melakukan semua ini.
"Apa?"tanya Rose dan Hiro secara bersamaan. Dan kemudian menatap sinis satu sama lain.
"Tujuan dari masing-masing kita adalah mengambil bola cahaya ini, bukan?"tanyaku dan diangguki oleh keduanya.
"Coba kalian pikir, tujuan kita sama, dan kata Alvin, siapa yang bisa mendapatkan yang asli itu lah pemenangnya, itu artinya kita semua bisa menang."
Mereka lagi-lagi secara bersamaan menekuk dahi tanda tidak mengerti. Kompak sekali mereka.
"Maksud mu bagaimana? Bagaimana kita semua bisa menang? Bukannya harus ada satu saja yang menang."tanya Rose.
"Alvin hanya memberi tahu bahwa siapa yang mendapatkan itu yang menang, dia tidak berkata jumlahnya hanya satu."
Hiro tertawa hambar. Aku cukup tersinggung dengan apa yang dia lakukan.
"Jadi maksudmu, ini bukan sebuah pertandingan, kalau seperti itu untuk apa kita mencari bola cahaya itu. Tidak ada gunanya,"lontar Hiro setelah ucapanku.
Bagaimana cara meyakinkan manusia satu ini. Aku menatap Rose dan mencoba melihat tatapannya. Apa dia percaya kepadaku? Dari tatapannya itu, kurasa dia berada diantara setuju dengan tidak setuju.
"Cheisella benar."
Kami bertiga dikejutkan dengan kedatang orang lain yang tak lain adalah Aerdan. Wah penampilannya kini sangat berantakan seakan dia baru saja terperosok ke dalam jurang dan jatuh ke dalam lumpur. Rambut coklatnya sedikit berantakan. Kuakui dia yang waktu pertama bertemu terlihat keren kini seperti gembel.
"Siapa kau?"tanya Hiro. Eh, bagaimana Hiro tau nama Aerdan tapi tidak mengenali wajahnya.
"Kalau kalian merasa ini adalah pertandingan. Kalian salah besar. Disini kita sedang diuji, apakah kita memang tepat untuk bersatu atau tidak."
Dia lebih memilih melanjutkan perkataannya dari pada menjawab pertanyaan Hiro. Aku senang karena ada yang setuju dengan pendapatku.
"Maksudnya?"tanya Rose yang terlihat penasaran.
Aerdan menatap Rose sebentar lalu melanjutkan perkataannya.
"Yang aku tau, kita adalah orang-orang yang spesial lebih spesial dari pengendali itu sendiri. Kita dianugerahi kekuatan jauh lebih awal dibanding pengendali-pengendali lain. Kita dikumpulkan untuk menghadapi sebuah misi." Aerdan menuturkan dengan sangat mantap.
"Tapi, tentu saja hal yang harus kita lakukan adalah bersatu. Dan saat ini, kita sedang diuji apa kita pantas menjadi sebuah tim yang hebat, apa kita bisa bersatu di tempat yang penuh dengan bahaya ini, atau kita malah berkelahi hanya untuk memperebutkan bola cahaya yang tempatnya memang harus di sini bukan untuk dibawa keluar hutan Darkshine,"lanjutnya.
Aerdan menjelaskan panjang lebar dan membuatku sedikit takjub. Apa ini adalah sisi sebenarnya dari si pengendali tanah itu. Bahkan, Aerdan terlihat lebih dewasa dan berwibawa dibandingkan umurnya. Aku jadi terkagum-kagum. Tapi, hanya pada sikapnya kali ini ya bukan pada Aerdannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Element CHRAD - Saving Ereat Kingdom
FantasiEreat Kingdom 💧🌀🌱⛰️🔥 Kerajaan dimana manusia bersatu dengan elemen alam, air, angin, tumbuhan, tanah, api. Cheisella Azariel, memiliki kekuatan pengendali air sejak umur 6 tahun. Sangat tidak wajar untuk di daerah manapun di kerajaan Ereat, kar...