CHRAD-15 : The Last Mission

5 3 2
                                    

Selamat Membaca 💚💙

*****

    Ditengah keheningan sesaat setelah Aerdan mengatakan hal yang dia katakan tugas terakhir, di sekitar kami berlima menjadi terang. Terangnya bukan berasal dari Lowi yang masih setia duduk manis di belakangku. Lebih tepatnya, lebih tepatnya cahaya itu berasal dari atas.

Aku reflek membelalakkan mataku ketika mendapati puluhan, atau ratusan peri cahaya berkumpul mengelilingi kami. Kurasa mereka menyadari keberadaan kami yang terlalu dekat dengan benda mulia milik mereka. Satu-satunya kesalahan kami sebenarnya adalah kenapa mau-mau saja diberi tugas seperti ini. Yah walaupun sebenarnya bukan sebuah kesalahan.

Kenapa juga Aerdan tidak memberitahukan sejak awal. Mungkin kita tidak akan berada di tempat ini dan harus bersusah payah hidup di dalam kegelapan. Baiklah jangan menyalahkannya. Mungkin saja dia diminta untuk tutup mulut. Tapi karena sudah sampai pada klimaks perjalan, akhirnya dia memberitahu.

"Sekarang bagaimana?"tanya Rose. Tatapan cemas terpampang jelas di wajahnya. Sudah jelas dia terpengaruh dengan ucapan Aerdan beberapa waktu lalu.

"Begini! Rose, kau buatlah daun lebar yang cukup untuk empat orang sekaligus dan Hiro kendalikan daun itu untuk mengangkut kalian semua. Dafe, tugasmu sebagai penerang,"terang Aerdan dengan cepat.

"Dan dia? Apa tugasnya?"tanya Dafe sambil mengarahkan dagunya ke arahku. Tatapannya masih saja terlihat tak bersahabat denganku. Tentu saja itu membuat aku bingung sendari tadi.

"Cheisella, tugas kau menahan mereka agar tidak mengikuti kalian,"lanjut Aerdan. Aku hanya mengangguk mengiyakan ucapannya.

"Tunggu dulu! Kau bilang kita berempat saja? Lalu kau?" Hiro bertanya dengan menggebu-gebu. Aku jadi ikut penasaran dengan jawaban Aerdan.

"Aku akan menahan mereka disini saat kalian pergi jadi, tolong untuk bergerak gesit sekarang!"

Rose yang mendengar perintah itu segera menemukan sebuah daun yang lumayan lebar. Kemudian, dengan cepat daun itu membesar, membesar, dan akhirnya berubah menjadi daun dengan ukuran puluhan kali lipat dari sebelumnya. Lalu Rose, mengkode kami bertiga untuk berdiri di atas daun jumbo itu.

Posisi kami saat ini adalah, Hiro yang berada di depan bersama Rose, Dafe dan aku berada di belakang.

Tiba-tiba tanah dengan ukuran raksasa bergerak seakan menjalar melewati sisi-sisi pohon. Tidak lama terbentuklah dinding yang sangat besar menutupi seluruh area dari atas sampai tanah bahkan membentuk langit-langit sehingga kami dan ratusan peri di atas sana terkurung. Lowi, makhluk itu terkejut sampai dan mengubah warna bulunya kembali hitam. Ini masalah besar. Jika tidak segera di tenangkan, maka hal yang sama seperti beberapa waktu lalu akan terjadi.

Aku ingin menghampiri Lowi, tapi tanganku ditahan oleh Dafe. Dengan tatapan tajamnya dia seakan berkata jangan berpindah tepat. Aku juga ikut menatapnya tajam.

"Chei, biarkan Lowi, ini hanya sebentar, kau cukup menahan peri-peri itu saja,"ucap Rose. Kurasa dia memperhatikan tingkahku dan juga Dafe aneh ini.

Dengan sedikit kasar aku menghentakkan tanganku melepaskan pegangannya. Entah perasaanku saja atau bagaimana, tangan Dafe panas sekali.

Ketika tanah menutup sempurna. Para peri itu terlihat ricuh. Bahkan ada yang terbang cepat menuju ke arah kami. Segera kulemparkan bola-bola air. Ketika terkena air, sayap mereka basah dan mereka terjatuh perlahan ke tanah. Aku sedikit merasa kasihan dengan mereka.

Namun tidak berlangsung lama ketika melihat gerombolan peri yang menerang datang ingin menyerang kami lagi.

"Cepat pergi lewat sana,"teriak Aerdan sambil menunjuk ke arah lubang besar yang tidak tertutup oleh tanah. Baru kusadari tangan Aerdan tengah menapak di atas tanah. Dia yang membuat semua ini.

The Element CHRAD - Saving Ereat KingdomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang