Save Me(w)!

226 28 32
                                    

"Lalu bagaimana cara menyembuhkan Gulf, dokter?" tanya Mew.

Dokter psikiater menjawab, "menurut hasil diagnosa, gangguan yang dialami tuan Gulf bersifat sementara. Yaitu hanya beberapa bulan. Untuk mempercepat penyembuhan, tuan Gulf harus dirawat di Rumah Sakit Jiwa."

"Apa?!" Mew tidak terima. "Rumah Sakit Jiwa?! Apa nggak ada cara lain?"

Dokter : "Maksud anda dirawat jalan (pasien tinggal dirumahnya sendiri)? Bisa. Saya akan memberi resep obat untuk tuan Gulf. Dan juga tuan Gulf harus rajin menjalani terapi untuk penyembuhan jiwanya..."

"...tapi, tuan Mew, anda tau kan resikonya apa kalau tuan Gulf tetap tinggal bersama anda? Kalau tiba-tiba kepribadian jahat dari tuan Gulf muncul lagi, kemungkinan besar dia akan kembali melakukan tindak kekerasan kepada anda, tuan Mew."

Gulf khawatir. Dia sama sekali tidak ingin dirinya menyakiti Mew. "P'Mew, biarlah aku dirawat di Rumah Sakit Jiwa. Cuma sementara sampai aku sembuh. Takutnya kalau kepribadian jahatku muncul dan menyakitimu, gimana?"

Mew : "Tenanglah, aku bisa menghadapinya. Aku cuma enggak tega kalau kamu dirawat ditempat seperti itu. Memangnya kamu orang gila?? Enggak, Gulf. Kamu kekasihku yang paling baik."

Dokter : "Tuan Mew, Rumah Sakit Jiwa tidak seburuk yang anda pikir..."

"Diam!" Mew membentak dokter. "Pokoknya aku ingin Gulf dirawat dirumah kami! No debat!"


*****


Beberapa hari sebelum kecelakaan itu terjadi, Mew dan Gulf sudah menyetujui tawaran untuk syuting iklan produk perabotan "Candy Thailand". Namun melihat kondisi Gulf, Mew hendak membatalkan tawaran itu.

Gulf mencegahnya. "P'Mew jangan dibatalin. Aku masih bisa syuting kok."

Mew : "Tapi gimana kalau kepribadian jahatmu muncul ditengah kegiatan syuting? Bisa kacau."

Gulf berpikir sejenak. "P'Mew, aku sudah rajin menjalani terapi dan minum obat. Setelah itu, kepribadian jahatku tidak muncul lagi. Aku bisa menjalani syuting seperti biasa."

Mew menghela napas. Lalu membelai rambut Gulf. "Baiklah kalau kamu sudah membaik. Yuk, kita berangkat sekarang."

Tidak lama kemudian, Mew dan Gulf berangkat menuju studio untuk syuting iklan produk. Ditempat itu sudah ada banyak kru termasuk sutradara.

Kegiatan syuting mulai berjalan. Mew dan Gulf menuju dapur untuk melakukan suatu adegan. Tanpa sengaja, kaki Gulf kepentok kaki meja hingga terasa sakit.

"Bangsat! Dari meja sialan!" umpat Gulf.

Mew heran mendengar umpatan kasar dari mulut Gulf. Sedangkan Gulf hanya tersenyum. "Aku enggak apa-apa, Mew. Cuma kepentok dikit."

Dan lagi, Gulf hanya menyebut nama Mew tanpa awalan "Phi" (kakak).

Mew menepis pikiran anehnya. Kegiatan syuting pun berlanjut dengan lancar. Hingga kemudian menghasilkan video music yang sangat bagus untuk iklan produk "Candy Thailand".

Sutradara, para kru, juga Mew dan Gulf sangat puas dengan video hasil syuting. Kegiatan selesai, kemudian mereka semua berpamitan.

Saat hendak menuju pintu keluar, Mew dan Gulf berjalan melewati koridor. Mew merangkul Gulf dan tersenyum memandanginya. Dihadapan mereka, seorang kru yang lewat menyapa.

"Mew, Gulf, terima kasih untuk hari ini!"

"Oke!" Mew melambaikan tangan kearah kru. Suasana mulai sepi dan hanya ada mereka berdua.

Tiba-tiba, Gulf menjambak rambut Mew dan menyeretnya menuju toilet.

Sesampainya di toilet, Mew mendorong tubuh Gulf. "Apa-apaan sih, Gulf?!"

Pria yang dipanggil Gulf menyeringai. "Kau pikir aku siapa?"

Mew merasa sedih. "Oh tidak. Kau... Thiwat?"

Jiwa Gulf telah berganti dengan jiwa iblis. "Asal kau tau. Sebelum syuting dimulai, Gulf sudah menghilang dan aku yang menggantikannya. Jadi, yang tadi akting didepan kamera itu aku! Thiwat Alexander!"

Mew : "Enggak mungkin! Memangnya kamu bisa berakting, menyanyi, dan menari seperti tadi?"

Thiwat menendang perut Mew sangat keras hingga terjatuh. Mew meringkuk kesakitan di lantai, lalu kepala Mew diinjak.

Thiwat : "Walau aku bukan Gulf, aku tetap bisa bersikap profesional! Aku juga punya bakat! Kau pikir aku bodoh?!"

Karena masih kesakitan, Mew hanya terdiam pasrah. "Thiwat, mau mu apa?"

Thiwat berpikir sejenak. "Nggak tau. Aku sudah berada dalam tubuh Gulf. Enaknya kita ngapain ya?"

Mew : "Keluarlah dari tubuh Gulf. Kumohon."

Thiwat : "Aku punya ide! Gulf suka banget main sepakbola. Gimana kalau aku jadi pemain sepakbola..."

"...dan kamu yang menjadi bola nya!"

Karena Mew "menjadi bola", maka tubuh Mew yang masih dilantai, ditendangi oleh Thiwat berkali-kali dengan keras. Rasa sakit ditubuh Mew membuatnya tidak bisa melawan. Namun perasaan Mew lebih sakit melihat keadaan Gulf yang tidak normal, seperti dirasuki iblis.

Kepribadian jahat dalam tubuh Gulf mengeluarkan tawa setan dari mulutnya.

"HAAHAHAHAHA...!!!!"




(Bersambung)

Bagaimana Jika...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang