Let Me Go!

200 32 27
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Di toilet yang mewah itu, Gulf tidak sadarkan diri. Tubuhnya terduduk di lantai, bersandar pada dinding dibawah wastafel.

Perlahan sepasang mata Gulf membuka. Kepalanya sedikit pusing dan pandangannya buram. Kemudian, pandangannya semakin jelas. Dan ia melihat di depannya, Mew pingsan tergeletak di lantai.

Gulf panik dan mendekati Mew. "P'Mew?!"

Baju bagian depan Mew sobek dan terbuka lebar, memperlihatkan dada dan perutnya yang terdapat banyak luka lebam. Begitu pun dengan wajah Mew yang juga lebam.

Gulf : "Siapa yang melakukan ini?!"

Mew mulai sadarkan diri. Begitu melihat Gulf, Mew langsung duduk dan bergerak mundur dengan ketakutan. Melihat Gulf seperti melihat monster.

Gulf : "P'Mew, ada apa?! Kenapa kau babak belur seperti itu?! Siapa yang melakukannya?!"

Mew masih memandangi Gulf dengan ketakutan. Gulf tertunduk, memandangi kedua telapak tangannya yang membuka. Gulf menyadari, kedua tangan dan kakinya lah yang membuat Mew babak belur.

Gulf menangis penuh penyesalan. Bagaimana bisa dirinya menganiaya kekasih yang sangat dicintainya? Gulf hanya ingin membahagiakan Mew. Tapi kenapa penyakit brengsek ini harus menjangkiti mentalnya? Kenapa iblis harus merasuki dirinya? Tak bisakah keadaan kembali normal seperti dulu?

Kepala Gulf turun kelantai hingga ia bersujud didepan Mew. Dengan wajah yang menempel dilantai, Gulf menumpahkan airmata sebanyak mungkin. Menangis sejadi-jadinya.

Mew merangkak kearah Gulf, lalu membelai kepalanya. "Gulf?"

Gulf duduk dan memandang Mew. "Pergi! Jangan biarkan aku menyiksamu lagi, P'Mew! Biarkan aku sendiri!"

Mew : "Gulf, jangan menangis. Ini bukan salahmu."

Gulf : "Bukan salahku, bagaimana?! Jelas-jelas aku yang menyiksamu!"

Mew : "Bukan kau! Tapi Thiwat melakukannya!"

"Sama aja!" tangisan Gulf semakin deras.

Mew mendekati Gulf dan memeluknya erat. Mencoba menenangkan Gulf yang yang menangis penuh penyesalan.

Gulf : "Kita putus aja. Tinggalkan aku sendiri! Selamatkan dirimu, P'Mew. Aku tidak mau menyakitimu."

Mew memeluk Gulf penuh kasih sayang. Airmata menetes dari mata Mew. "Jangan ngomong begitu. Kamu enggak salah, Gulf. Aku akan mendampingi mu sampai kamu sembuh. Aku baik-baik saja, Gulf."

Cukup lama Gulf menumpahkan tangisan di pelukan Mew. Usai melepas pelukan, Gulf melihat baju Mew yang robek di bagian depan.

Sayangnya, mereka tidak ada jaket atau baju lain. Gulf melepas bajunya dan memberikan kepada Mew. "Pakailah. Kita tukeran baju. Jangan sampai oranglain melihat luka di badanmu."

Bagaimana Jika...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang