1

5.2K 375 6
                                    

Sakit...

Aku rasa aku gak pernah ngerasain sesakit ini. Rasanya seperti habis dipukuli sama warga se RT. Kalo gak pernah ngerasain jangan dicoba. Kamar yang mewah cuma itu yang bisa aku katakan setelah mengamati kamar sekeliling ku. Kali ini siapa aku? Yah,bisa di bilang aku selalu bereinkarnasi dan mengingat kehidupan lama ku tapi hanya tiga kehidupan terakhir ini yang aku ingat. Ini kehidupan ku yang keempat bisa di artikan begitu. Aku menatap kaca besar di hadapan ku paras cantik dengan hiasan perban dan memar. Sepertinya aku masuk ke jiwa seseorang yang seharusnya sudah mati. Dilihat bagaimana pun tubuhnya kecil tak mungkin dia bisa menahan pukulan seganas ini.

Hah...malang nya kamu... Semoga kamu bahagia. Aku pasti akan menggunakan tubuh mu dengan baik.

Baiklah,pertama aku harus memulihkan tubuh ku dulu sambil mencari informasi tentang gadis ini sepertinya walaupun kaya. Dia selalu di siksa bila terlihat oleh orang lain. Jadi ada baik nya aku berpura-pura tidak sadar kan diri agar tidak di pukuli lagi.

Aku segera kembali ke posisi semula ketika mendengar suara derap langkah kaki mendekati kamar ku. Orang itu mendekati ku lalu duduk di pinggir kasur ku sambil memegang tangan ku.

"Nona...Nona Clara...Bibi harap nona cepat bangun,"ujar wanita paruh baya itu.tangan nya terasa kasar. Sepertinya wanita ini pembantu di rumah ku alias Clara. Kalau tebakan ku benar orang ini adalah salah satu orang yang selalu ada di sisi clara. Seperti nya aku harus bersyukur karena di kehidupan sebelumnya aku sempat berprofesi sebagai analisis kejahatan. Tubuh Clara meninggalkan jejak pukulan yang jelas jadi dia bukan terluka karena jatuh. Kalau aku tidak hati-hati pasti aku tidak punya waktu untuk bersiap menghadapi kehidupan Clara.

Diam-diam aku senang dengan kehadiran wanita ini. Walau dia tidak tahu tapi dia memberikan informasi yang berguna besar untuk ku. Baiklah, orang yang harus aku hindari pertama ialah ayah dari clara. Seperti nya beliau adalah tipikal orang tua yang suka main tangan apabila anak nya tak menuruti nya. Sebenarnya apa yang di tentang Clara hingga dia terbunuh karena di pukuli seperti ini.

Aku bisa saja membuka mata dan meminta bibi untuk merahasiakan nya tapi aku harus memastikan dulu kalau bibi ini benar-benar orang yang ada di pihak clara. Lalu,aku harus mencari tahu apa yang terjadi sebelum Clara meninggalkan tubuhnya.

"Nona... Semoga cepat sembuh."tak lama terdengar suara pintu tertutup. Seharian aku di kamar seperti nya hanya wanita itu yang mengunjungi kamar clara. Hmm bisa di asumsikan kalau keluarga Clara tidak peduli dengan nya.

.
.
.

  Tak Terasa sudah tiga hari sejak aku memasuki tubuh clara.setiap pagi akan datang dokter keluarga nya yang akan memeriksa kondisi tubuh Clara. Dalam waktu tiga hari ini,aku mengetahui beberapa fakta tentang Clara. Umur nya masih kisaran 15 tahun dan sebentar lagi dia akan masuk SMA. Keluarga Clara hanya ada ayah nya saja.sementara ibu nya adalah istri baru ayah nya umur nya masih muda. Dia punya adik laki-laki umur nya baru 5 tahun.seperti nya Clara akrab dengan adik laki-laki nya walaupun hanya adik tiri.seakan tinggal sendiri keluarga nya tidak pernah menjenguk nya.tapi itu keuntungan untuk ku.saat malam hari ketika semua orang tidur.aku jadi punya kesempatan untuk mencari informasi.untung nya kaki Clara masih bisa berjalan dengan baik padahal aku yakin kaki nya terluka cukup parah.sepertinya Clara sering memaksa diri nya untuk terlihat baik-baik saja.tubuh nya seakan terbiasa dengan lukanya.

Hari ini aku memutuskan untuk berhenti berakting dan memperlihatkan kalau aku sudah bangun.cukup menghibur saat melihat reaksi bibi yang terharu melihat ku bangun.sepertinya bibi orang yang tulus menyayangi Clara.tentu saja aku harus bersiap untuk menemui keluarga clara.

Untung nya Clara adalah tipikal anak yang suka menulis diary berkat itu aku tak akan kesulitan mengenali orang nantinya.clara selalu menceritakan apa yang terjadi setiap hari nya.

Ketika sedang asik berpikir pintu kamar ku terbuka, seorang pria paruh baya dengan wajah tegas datang menghampiri ku.

"Sudah kamu renungkan apa kesalahanmu?"ucap pria itu.dia pasti ayah clara.sesuai deskripsi dari diary nya.orang yang tegas.tak pernah menghampiri rumah nya bahkan saat ibu nya sekarat.walau begitu clara tetap tak bisa membencinya.tapi bagi ku dia hanya lah pria kejam.anak mu baru saja sakit.bukan kah seharusnya kamu tanya kan dlu keadaan nya??.entah karena aku meminjam tubuh nya atau apa hati ku merasa perih mendengar pertanyaan nya.

"sudah ayah."jawab ku singkat.lagi pula aku tak mau berlama-lama dalam percakapan menyesakan ini.

"Kalau nanti sudah sembuh ayah akan bawa kamu jalan-jalan.nanti sekalian kita ngobrol sama keluarga calon tunangan kamu."ayah Clara tersenyum sambil menatap clara.dalam diary Clara dia selalu bilang walau ayah nya sibuk dan pernah mengabaikan ibu nya dia adalah pria yang bertanggung jawab.ia pasti akan meminta maaf dengan membawa Clara jalan-jalan.entah lah clar...bagi ku ayah mu tak lebih dari manusia serakah.ucapan nya tak terasa tulus.tapi aku mewajari kebodohan Clara yang masih saja memaafkan ayah nya.dia masih 15 tahun.bagaimanapun juga dia butuh kasih sayang.pasti dia tak akan mau mengakui kalau ayah nya Adalah bajingan.yahh dalam hidup memang wajar saja kalau kamu tidak menerima kenyataan berat.

Stelah itu ayah Clara keluar dari kamar ku.urusan nya sudah selesai.buat apa masih berlama-lama.yang terpenting aku harus hidup dengan baik.demi Clara,demi dia yang belum pernah bahagia.

Waktu makan malam tiba.waktu bi asih membawa kan makanan ke kamar.nama Bu asih sering sekali di sebut Clara di dalam diary nya.seperti nya Clara orang yang pendiam dan cukup pemalu.di diary nya dia bilang kalau dia sayang bi asih dan menganggap bi asih keluarga nya.dia sering membicarakan tentang baik nya bi asih terhadap nya dan sedih nya dia ketika tak bisa mengungkapkan rasa terima kasih nya ibu Clara meninggal saat umur nya masih 7 tahun.bi asih sedang pergi belanja jadi tidak tahu kalau begitu dia meninggalkan rumah ibu Clara mengalami kejang.clara masih kecil dan tak bisa apa-apa hanya bisa menangis sambil menyaksikan saat terakhir ibu nya.bi asih yang pulang dan menemukan ibu Clara meninggal saat dia pergi masih menyalahkan diri nya sampai saat ini.

Bi asih meletakkan piring di atas nakas di samping tempat tidur.lagi-lagi bi asih tak berani menatap manik ku.sebenarnya seberapa besar rasa bersalah nya sampai tak mau menatap mata Clara.

Clara selalu ingin memberi tahu bi asih rasa terima kasih nya.maka akan aku bantu.

"Bi."ucap ku pelan.bi asih hanya diam.

"Bi...terima kasih...bibi selalu ada pas Clara butuh.bibi selalu tulus menyayangi clara.asal bibi tau Clara selalu pengen ngomong ini ke bibi.bibi...ibu meninggal itu bukan salah bibi.bibi jangan merasa bersalah lagi ya."ucap ku tulus.

Pecah tangis bi asih malam itu.sambil mengucapkan terima kasih berkali-kali seakan tak ada hari esok. Sekilas memori Clara menghampiri ku . ternyata di hari meninggalnya ibu nya bi asih terus menangis seperti sekarang sambil mengucapkan maaf sambil memeluk Clara yang shock dan tidak menangis memberi tatapan kosong.

Selang beberapa waktu,bi asih berhenti menangis.walau masih belum tenang bi asih akhirnya menatap manik ku.

"Nona...terima kasih...saya harap nona akan terus bahagia.apapun pilihan nona bibi akan berada di sisi nona..."ucap bi asih sambil menahan agar tangis nya tak pecah lagi.

"Bi,kalau gitu bibi mau kan nemenin Clara tidur sambil cerita bareng Clara?"

Malam itu kami bercengkrama bersama seperti keluarga yang berpisah lama dan baru saja bertemu.

Vote me!
To be continued...

The True EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang