18

1.5K 149 7
                                    

        Sesuai perjanjian permintaan maaf dari Arka kemarin. Hari ini akhirnya Arka akan menepati janjinya. Sebenarnya pulang sekolah kemarin ketika ditawari apa permintaan yang tepat untuk membalas Arka, terlintas dipikiran ku untuk membuat Arka menjadi babuku setidaknya selama seminggu.

         Tapi berhubung aku yang baik hati ini sedang ingin berbuat baik, aku meminta hal lain. Dan pilihanku jatuh pada membelanjakanku seharian penuh. Itung-itung penghematan biaya mengingat aku masih berniat kabur dari rumah. Dan alasan lainnya ialah takut kena karma.

Ketua OSIS

Gue otw

          Tanpa membalas pesan Arka aku segera beranjak untuk bersiap-siap. Sejujurnya aku bingung ingin menamai Arka apa di ponselku. Maka dari itu aku menamainya ketua OSIS. Aku menguncir rambutku asal lalu memakai topi berwarna putih. Untuk bajunya aku memutuskan memakai hoodie yang dipadukan dengan celana jeans.

 
         Bukannya tak mengerti fashion, tapi siapa sih yang pergi ke toko komik pake dress cantik atau out fit cetar membahana. Apalagi nanti aku akan pergi ke bagian komik laknat. Aku akan makin mencolok nanti.

            Tak lama setelah itu Arka datang menggunakan motor kesayangannya. Sejujurnya aku lebih suka bila Arka membawa scoopy atau motor matic semacamnya. Oh ayolah, dia jongkok aja sudah menarik perhatian apalagi jika dia memakai kendaraan kece macam moge.

"Pake," ucap Arka sembari menyodorkan helm.

"Makasih," aku bergumam pelan.

           Tanpa diduga pakaian yang kami gunakan tanpa janjian itu selaras kami sama-sama menggunakan hoodie berwarna hitam dan celana jeans. Perbedaannya adalah berkat wajah Arka pakaian yang kemungkinan dipilihnya asal-asalan tersebut malah terlihat keren dikenakannya. Sementara aku menjadi terlihat lebih burik dari biasanya.

            Saat sampai di tempat tujuan tanpa menunggu Arka, aku bergegas masuk ke toko. Karena hari ini Arka punya tujuan lain selain membelanjakan ku. Kami berakhir di mall, berhubung tempat perbelanjaan yang menjual berbagai macam barang. Awalnya aku berniat pergi ke tempat yang biasa aku tuju untuk membeli komik bersama Dea. Selain lebih murah, tempat tersebut dekat dengan rumahku.

.
.
.
.
           Arka pikir saingan terberatnya adalah Cakra. Mengingat pria tersebut walaupun tidak satu sekolah dengan Clara tapi lebih sering berinteraksi dengan Clara dibandingkan dirinya. Arka ingat sekali betapa sukanya Clara bermain game yang sayangnya sulit sekali bagi Arka. Tapi ternyata dibandingkan Cakra, Raya adalah seseorang yang lebih patut untuk diwaspadai.

             Katakanlah Arka aneh. Padahal ia tahu betul kalau Raya adalah seorang gadis yang tidak mungkin menjadi saingan cintanya. Tapi nada riang yang Clara berikan ketika memanggil nama Raya membuat Arka terus-menerus overthingking.

"Ih, ka Rayaaa." Tuh, kan lagi-lagi.

              Arka menatap datar dua gadis yang sedari tadi terus menempel. Ketika Clara sudah puas dan berniat pergi ke kasir. Tanpa diduga keduanya bertemu. Arka sih tau kalau Raya memang gadis rajin yang doyan cari buku soal. Tapi dari semua hari kenapa harus hari ini sih!?

"Ya udah Clar, besok ketemu lagi yaa." Akhirnya Raya yang terpaksa peka karena Arka yang terus-menerus menghela nafas itu pergi.

Dengan segera Arka menarik Clara, takut gadis itu ngacir pergi mengikuti Raya.

.
.
.
.

          Sekarang aku dan Arka duduk manis di sebuah food court di dalam mall ini. Sembari menunggu pesanan yang masih di protes aku hanya melamun, bingung ingin melakukan apa.

The True EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang