OwO

644 21 0
                                        

Vakama diam-diam keluar rumah. Baru saja dia ambil selangkah keluar, dia sudah dikagetkan sama Matau.

"Hayo, mau kemana?"
Vakama langsung kaget, tapi dia tetap bersikap tenang.
"Nggak ada apa-apa, cuma mau main ke Le-Metru," jawab Vakama.
"Le-Metru? Itu kampung halamanku. Mau aku temenin?"

Vakama menggelengkan kepala. "Nggak, aku pergi sama teman."

Matau langsung curiga. "Kamu akhir-akhir ini sering keluar sama teman. Jangan-jangan...."

"Sudah kubilang, nggak ada apa-apa. Dahlah," Vakama langsung membalikkan badan dan langsung pergi.

"Ternyata ada sesuatu yang dia sembunyikan," batin Matau.
Akhirnya Matau pun mengikutinya.

Ternyata benar dugaan Matau, Vakama lagi janjian sama seseorang dan orang itu adalah.... Kadoya Tsukasa.

Buat yang mau tahu gimana ceritanya Tsukasa ada di Metru Nui, dia lagi main ke Metru Nui. Kan dia bisa pindah antar dimensi.

"DAAAAR!"

"VAKAMA PUNYAKU, WOI!" Matau berteriak karena kaget, terus dia tutup mulutnya. Untung Vakama nggak dengar.

"Kau ini. Hampir saja Vakama dengar," Matau langsung membentak manusia yang kagetkan dia. Siapa lagi kalau bukan Kaito Daiki.
"Salah sendiri, pacarmu di biarin main sama pacar orang," ujar Daiki.
"Makanya ditembak," kata Matau.
"Dia mana mau sama cowok," timpal Daiki.
"Dia kan sama Vakama. Vakama itu cowok juga, tapi beda spesies," balas Matau.

Daiki langsung tepok jidat. "Iya juga, kok bisa lupa sih?"

Akhirnya mereka ikutin Vakama dan Tsukasa sampai ke Le-Metru. Bahkan Matau sampai gendong Daiki sambil terbang, katanya Matau biar mereka bisa mengikuti mereka dari atas.

Ketahuan modus ke Le-Metru buat apa. Ternyata biar bisa berduaan. Kedua seme yang memperhatikan langsung berpikir yang negatif.

"Vakama, ternyata kamu...."
"Tsukasa, jangan-jangan kamu...."

Lalu sebuah kejadian yang tak terduga mulai terjadi ketika Tsukasa mendekatkan wajahnya ke Vakama dan.....

"VAKAMAAAAA!"

"TSUKASAAAAA!"

Matau dan Daiki langsung keluar dari tempat persembunyian mereka.

"Ma...Matau?"

"Daiki?"

"Begitu ya, Firespitter? Baiklah, kalau begitu aku akan melakukannya juga."
Matau langsung menarik merah baju Daiki. Dia mendekatkan wajahnya ke Daiki.

Tsukasa dan Vakama yang melihat itu langsung berusaha mencegahnya. Tsukasa narik baju Daiki dan Vakama langsung menampar Matau.

"Jangan sih, Matau," Vakama berusaha menahan tangisnya. Iya, dia hampir menangis karena dia melihat Matau hampir melakukan 'itu' dengan orang lain di hadapannya.
"Tapi kan kamu tadi hampir melakukannya dengan Tsukasa juga kan," ujar Matau.

Vakama terdiam.
"Soalnya kemarin aku lihat kamu sama Nuju, jadi..."

"Kamu kira aku selingkuh sama Nuju?"
Vakama langsung menganggukkan kepalanya.

"Itu cuma salah paham, Vakama. Aku nggak ada hubungan apa-apa sama Nuju. Lagian Nuju nggak tertarik sama aku. Buktinya dia nggak pernah nembak aku," kata Matau.
"Berarti kalau Nuju nembak kamu, kamu iyain?" tanya Vakama.

"Iya dong."

Teng!

Si Matau ditabok pakai piringan Kanohi sama Vakama. Vakama langsung berjalan menjauhi Matau yang memegangi kepalanya karena dipukul pakai piringan Kanohi.

"Waduh, Vakama. Maksudku bukan gitu," Matau langsung menyusul Vakama dengan satu tangan memegangi kepalanya yang masih sakit. Pasti bakal repot minta maafnya nih. Matau bakal sujud-sujud minta maaf gara-gara jawaban refleknya itu.

"Kamu tadi ngapain mau begituan sama Matau?" Tsukasa cemburu gara-gara perbuatan Daiki dengan Matau.
"Tadi kamu hampir melakukannya dengan Vakama kan? Kenapa ketika aku hampir melakukannya dengan Matau kau marah? Cemburu ya?"

"Nggak, siapa yang cemburu?"

.
.
.
.

"Iya, aku mengaku. Aku cemburu," Tsukasa langsung mengaku.
"Ya udah. Aku janji bakal tetap setia sama kamu."
"Janji?"
"Iya."

Aku nggak tahu kenapa aku nulis beginian.

Short Stories of My OTPsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang