Be Strong, Taiga

219 4 9
                                    

Fandom: Ultraman
Pairing: Fuma x Taiga
Ultra Affinity AU

"Taiga, apakah kamu bisa cerita bagaimana kamu bisa terluka seperti ini?" tanya Taro kepada anak semata wayangnya, yaitu Taiga. Sekujur tubuh Taiga dipenuhi luka-luka. Meski demikian, Taiga masih enggan untuk memberitahukan yang sebenarnya kepada sang ayah.

"Ini bukan apa-apa, ayah. Hanya luka kecil," jawab Taiga.
"INI SUDAH JELAS BUKAN LUKA KECIL, TAIGA!" teriak Taro kepada Taiga. Ace yang kebetulan lewat dan melihat hal itu, segera menghampiri Taro dan memintanya untuk tidak berbicara dengan nada tinggi kepada Taiga.
Taiga beranjak dari tempat duduknya, lalu pergi meninggalkan Taro dan Ace. Taro bermaksud menyusulnya, tetapi Ace mencegatnya.

"Jangan dulu, Taro! Aku merasa Taiga masih belum mau mengatakan yang sejujurnya tentang hal yang menimpa dirinya," kata Ace.
"Tapi masalahnya luka di tubuh Taiga itu sudah pasti karena dia dipukuli oleh ultra lain," tukas Taro.

Mendengar pernyataan Taro, mengingatkan Ace pada satu hal.
"Taro, apakah luka-luka di tubuh Taiga mengingatkanmu pada luka yang sebelumnya dialami Max?" tanya Ace. Taro terdiam, lalu mengganggukkan kepalanya.
"Ternyata memang benar dugaanku," kata Ace.
"Aku menyesal karena aku tidak segera mencari tahu tentang kejadian yang menimpa Max dan juga pelaku yang telah melakukan hal itu kepada Max. Harusnya aku curiga kepada Frost setelah melihat luka-luka di tubuh Max. Karena itu, ketika aku melihat luka yang serupa di tubuh Taiga, itu membuatku teringat dengan kejadian itu," jelas Taro. "Dan aku baru menyadarinya setelah Max diperkosa oleh Frost."

Ace memegang bahu kanan Taro. "Tidak apa-apa, Taro. Tapi mungkin untuk saat ini, Taiga masih belum berani untuk menceritakan kejadian yang menimpanya. Dan juga, kamu jangan menaikkan nada bicaramu kepada Taiga mengenai luka di tubuhnya," tegur Ace.
"Aku mengerti, Ace-niisan. Aku hanya khawatir tentang Taiga, itu saja," balas Taro.

Sementara itu, Taiga sedang mencari tempat yang sepi dan jauh dari keramaian. Dia lalu menemukan sebuah tempat yang dirasanya cocok baginya untuk menyendiri. Dia menemukan sebuah bangunan yang dulunya adalah tempat latihan untuk para ultra, tapi sekarang tempat itu terbengkalai. Taiga memasuki area itu dan berdiam diri disana, dia tidak bisa menahan kesedihannya lagi. Diapun mulai menangis.

Di sela-sela tangisannya, dia tidak sadar kalau dia tidak sendiri. Ada seorang ultra berwarna biru muda yang berada disana. Ultra biru remaja itu menyadari kehadiran Taiga, lalu mendekatinya.

"Hei, apa yang kamu lakukan disini?" tanya ultra itu.
Tapi Taiga masih menundukkan kepalanya. Dia tidak berani menatap langsung kepada lawan bicaranya. Ultra biru itu menatapnya bingung sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Hei, kenapa kamu tidak menjawabku?" Lalu ultra biru itu menyadari kalau saat ini Taiga sedang bersedih. "Apakah kamu punya masalah?"

Kali ini Taiga mengangkat kepalanya dan bertatapan langsung dengan ultra biru itu. Ultra biru mengamati kondisi tubuh Taiga. Dia terkejut ketika dia melihat kondisi tubuh Taiga yang dipenuhi oleh luka-luka dan juga memar di sekujur tubuhnya.

"Kenapa dengan tubuhmu?" tanya ultra biru itu dengan ekspresi terkejutnya. Taiga merasa gugup ketika ditanya seperti itu, dia memikirkan sebuah jawaban yang sekiranya bisa diterima secara masuk akal.

"Aku... Eh, maksudku aku kejatuhan barang-barang yang dibawa Zearth-san," jawab Taiga dengan gugup. Tapi ultra biru itu tahu kalau Taiga berbohong.
"Jangan bohong. Itu luka karena dipukuli oleh ultra lain kan?" tukasnya.

Short Stories of My OTPsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang