📹 the interview ⁽⁰⁾

23 0 0
                                    

📆 Gwangju, 3ʳᵈ July 2020Yeo Naeul's First Interview

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📆 Gwangju, 3ʳᵈ July 2020
Yeo Naeul's First Interview

08:58 AM

Anonymous: "Baiklah, saya akan memulainya dengan perlahan. Dimulai dengan memperkenalkan diri, apakah bisa dilakukan?"

Yeo Naeul: "Yeo Naeul."

Anonymous: "Tanggal lahirmu?"

Yeo Naeul: "Empat belas April, dua ribu dua."

Anonymous: "Bisakah kau memberitahuku tentang apa yang terjadi pada satu Juli kemarin? Perlahan saja."

Yeo Naeul: "Itu hari pernikahanku, tetapi aku berdebat dengan mempelaiku hingga berujung dimana ada seseorang yang membakar gereja palsu di Yangnim-dong. Kemudian dengan orang yang sama, menyerang sekretaris Ma."

Anonymous: "Kau melihatnya secara langsung?"

Yeo Naeul: "Ya, dengan jelas aku melihatnya. Aku yang melakukannya, tanyalah Yoon Jeonghan sebagai buktinya. Malam itu aku bersamanya, aku hanya berusaha melindunginya."

Anonymous: "Apa benar, jika kau melakukannya atas bentuk perlindungan diri?"

Yeo Naeul: "Tidak, aku lebih suka menyebutnya sebagai kejahatan berdasarkan balas dendam."

Anonymous: "Tapi, dendam semacam apa? Apa gereja itu telah melakukan hal yang buruk padamu? Kau bahkan memakinya dengan menyebutnya sebagai gereja palsu."

Yeo Naeul: "Neraka. Mereka menutupi segala borok yang telah mereka perbuat. Ma Dongsik pantas mendapatkannya. Dialah biangnya. Kekerasan fisik, narkotika, dan masih banyak lagi."

"Umm, tapi.. aku menjadi tersangka atas pelaku pembunuhan dan pembakaran gereja itu, ya?"

Anonymous: "Selain pengakuanmu barusan, ada beberapa bukti yang mendorong pengakuanmu—seperti pisau yang digunakan untuk menyerang Ma dan.. ya, pernyataan Yoon nanti. Dilihat dari yang kusebutkan barusan, kemungkinan besar kau akan menerimanya, tuduhan itu."

Yeo Naeul: "Jika begitu, aku akan mengakui tuduhannya dengan alasan balas dendam."

Anonymous: "Bahkan ketika kau dapat mengakuinya sebagai bentuk pembelaan diri?"

Yeo Naeul: "Tentu, aku sudah tau itu."

Anonymous: "Lalu apa yang akan kau lakukan setelah mengakui tuduhan tersebut atas dasar balas dendam?"

Yeo Naeul: "Ya melaluinya seperti tahanan pada umumnya. Karena aku pikir itu adalah kesalahan ketika aku merasa puas setelah apa yang kulakukan."

Anonymous: "Jadi, apa tujuanmu sebenarnya? Kau berhasil terlepas dari tempat itu. Tetapi setelah itu, kau malah berakhir di penjara?"

Yeo Naeul: "Itu penjara, bukan neraka."

Anonymous: "Ah, kau sangat sulit ditebak rupanya, ya?"

"Baiklah, aku pikir ini adalah akhir dari wawancara pertama Yeo Naeul—sebelum melanjutkan ke wawancara berikutnya. Terimakasih atas kerja samanya, nona Yeo."

09:02 AM

▶️

Pria tanpa nama itu berdiri dari duduknya seraya mematikan alat perekam suara pada genggamannya. Tetapi sepersekian sekon kemudian, langkahnya terhenti oleh seorang gadis di baliknya. "Sekarang apakah aku dapat melihat kondisi Yoon Jeonghan?" Tanya si gadis dengan suara parau nan lemah.

Kemudian si pria tanpa nama mendengus kasar. "Dia baik-baik saja. Percayalah padaku, kami akan menolongmu." Ucapan penuh yakin itu diakhiri oleh lengkungan pada bibir tebalnya. Memamerkan presensi akan sebuah senyuman yang dapat Naeul percayai.

"Terimakasih, petugas Choi." Naeul membalasnya dengan senyuman pula. Tetapi ada sebuah perbedaan di antara seringai kepunyaannya dan petugas Choi. Perbedaannya adalah; dimana senyuman Naeul disertai dengan ragu berlebih dan keputusasaan.

꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷꒷꒦








Thank you,
Sya.

find way home | svt vuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang