🏡 from home ⁽⁻³⁾

24 0 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📆 Gwangju, 31ˢᵗ May 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📆 Gwangju, 31ˢᵗ May 2020

"Aduh hyung, bawaanmu bisa sebanyak ini sih?"

"Gausa banyak ngomel gih." Komentarnya, kemudian menjejalkan tangannya santai pada dasar saku celana sembari menunggu beberapa koper padat miliknya yang digiring oleh adik sepupunya.

Sepersekian sekon setelahnya, nampak sebuah presensi taxi kuning kisaran lima puluh meter di depan. Taxinya berhenti. Lalu dari pintu penumpang keluarlah seorang pemuda bermata bulat dan berbibir manis. Lantas si pemuda awal menarik tangan dari saku celananya kemudian membantu si pemuda taxi menurunkan bawaannya.

"Hyung, katanya nanti bakal ada jurnalis yang ikut mewawancarai juga?" Si pemuda awal bertanya. Hanya sekedar menjadi basa-basi di antara rekan sekerja sih.

Lantas si pemuda taxi mengangguk mantap seraya menegakan tubuhnya menghadap lawan bicara. "Woah, setelah ini wajahmu akan terpampang di koran-koran, hyung!" Si pemuda awal terlihat terkesan dengan jawaban dari lawan bicara.

Apa lagi sih yang kurang dari pemuda di hadapannya. Yang jelas tampan, mapan, pintar dan ramah. Pantas saja ia selalu merasa kalah bahkan dari segi manapun. Apalagi dilihat dari banyaknya lansia-lansia yang menginginkan si pemuda menjadi menantu kesayangannya.

"Jangan lebay, Seokmin." Si pemuda taxi terkikik kecil—menimbulkan sebuah senyum legit hasil dari bibir manisnya itu.

"Serius deh, sehabis ini namamu akan mencuat. Joshua Hong, dokter tampan yang gemar membantu kesehatan lansia dan anak dengan sukarela. Semua orang pasti menyuakaimu." Kedua tangan Seokmin melambai-lambai ke udara, memperagakan sebesar apa nama hyungnya itu setelah kisahnya tercetak dalam kertas koran.

"Gila kau, Seokmin. Apa hidupmu penuh dengan pemikiran berlebihan seperti itu?" Sedikit tersipu akan pujian Seokmin, pemuda itu menyenggol pelan bahu Seokmin dengan lengannya.

Baru selisih sedetik dari nada terakhir yang lolos dari bibir Joshua, dari balik Seokmin muncul pemuda lainnya—yang sebelumnya menggiring koper-koper nakal milik Seokmin. "Oh, dokter.. Hong? Senang bertemu denganmu." Si pemuda menunduk sempurna—tanda untuk menunjukan hormatnya padasi kawan bicara.

Bukan Joshua namanya jika tidak langsung mendorong bahu si pemuda ringan agar tidak terlalu menunduk padanya. "Panggil hyung saja, Joshua juga gak apa-apa. Toh kita akan jadi rekan sekerja untuk musim panas kali ini." Ucap Joshua ramah yang akhiri dengan uluran tangan hangat.

"Oh hyung, kenali, ini adik sepupuku. Dia yang katanya ingin ikut dan membantu kita di kegiatan perawatan sukarela warga desa Yangnim-dong. Ah, Seungkwan begitu menyukai anak-anak jadi aku pikir tidak ada salahnya jika ia ikut bersama kita." Seokmin kembali angkat bicara. Kali ini lengannya merangkul Seungkwan—seakan membanggakan adik sepupunya itu. "Semoga banyak membantu ya bung!" Seru Seokmin seraya menepuk kasar bahu Seungkwan lalu berlalu lebih dulu ke dalam mobil kepemilikannya.

Seungkwan pun menyambung uluran tangan Joshua yang sebelumnya terabaikan. "Seungkwan. Boo Seungkwan." Tegasnya tatkala berhasil menautkan jabat tangannya dengan Joshua.

꒦꒷꒦꒦꒷꒦꒷꒷꒦







Author's note:

Hallo?

Akhirnya bisa bikin ff dengan genre begini wkwk. Jadi ini sebenernya aku tulis mature, berhubungan sama kek physical abuse gitu dahh. Mungkin ada crime" yg lain, tapi banyaknya sih disitu. xixixi.(๑•ᴗ• )づ

Ehh, satu lagi. Kalo mau tau, ini story terinspirasi dari drakor Save Me (2017). Semoga sukakk ૮₍ ˶ᵔ ᵕ ᵔ˶ ₎ა

Thank you,
Sya.

find way home | svt vuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang