Kalau ada typo bertebaran jangan lupa komen ya kawan😉
Ini lanjutan dari part kemarin ya, jadinya harus di baca dulu, kalau nggak, nanti kalian kebingungan arah ceritanya.
__HAPPY READING__
**
Kamar tamu Damian.
"Ksa." panggil Samuel ketika bosan mengutak-atik ponselnya, tak ada sahutan.
"Ksa." panggil Samuel sekali lagi, kali ini nadanya mirip bencong. Aksara melirik Samuel yang berada pas di samping nya sekilas.
"Jijik tolol." umpatnya kaget menggeser tubuhnya berapa centi dari Samuel. Ya gimana nggak kaget, orang Samuel transformasi kek bencong. Bisa di bayangkan?
"Ah... nggak asik lu. Gua mau keluar, bisa bisa mati bosen gua di sini." dengus Samuel yang sudah berdiri dan merapikan jambulnya.
"Ngikut nggak lo? ada cewek banyak, body goals pula." godanya, Aksara nampak menimang penawaran dari Samuel. Jangan pernah samakan Aksara dengan cowok kulkas yang tak suka dengan wanita, apalagi body goals. Ya meskipun Aksara tak akan pernah menyapa tapi pasti akan terlirik. Heyy dia juga manusia biasa kawan. Tapi juga jangan berfikiran kalau Aksara tipe cowok yang mesum. Buang fikiran jelek itu jauh jauh okay.
"Nggak." ucapnya datar, kali ini terdengar yakin.
"Nggak apanya, kalo ngomong jangan setengah setengah." pancing Samuel. Sudah tak di herankan lagi, laki laki itu memang sangat pelit dalam berbicara. Dan ya, itu sudah menjadi ciri khas tersendiri darinya.
"Nggak ikut?" imbuh Samuel menanyai Aksara yang sedari tadi bungkam. Aksara mengangguk.
"Emang mau ngapain sih, jangan jangan__" Samuel nampak menggantung ucapanya, ia terus menaik turunkan alisnya, berusaha untuk menggoda Aksara.
"Pengen mati?" tawaranya dengan nada datar namun terkesan bengis. Samuel yang di beri pernyataan seperti itu pun langsung mengubah mimik wajahnya.
"Kagak lah, ya kali muka gua yang ganteng kek artis korea gini mati muda." balasnya berlagak sok tampan. Aksara hanya memasang tampang jijik tanpa mau berkomentar lebih.
"Btw alasan lo nggak mau ngikut gua apa?."
"Males." balas Aksara cuek.
"Ohh gua faham, lo mau nemenin dedek emesh ini kan? Tumben banget jiwa kemanusiaan lo muncul, biasanya lebih banyakan aura tirani." cerocos Samuel cerewet.
"Berisik lu." ketus Aksara.
"Ah bapak nggak asik." godanya kini meniru gaya majikan dan pembantu genit. Aksara hanya menampakkan muka bodoamat, sepersekian detik, laki-laki itu berpaling ke smarthphone yang dari tadi ia anggurkan. Samuel yang merasa dirinya tak di anggap melenggang pergi tanpa permisi.
"Jaga baik baik tuh cewek, nanti malah lu grepe grepe lagi." cletuknya dari luar yang masih bisa si dengar oleh Aksara. Aksara hanya diam tanpa mau membalas ucapan dari manusia freak itu.
Lima belas menit berlalu. Aksara mulai jengah dengan handphone berlogokan apel yang dari tadi ia mainkan, sementara gadis itu? Masih belum sadarkan diri. Aksara berdiri dari posisi duduknya, berniat menghampiri gadis di depannya. Ia sempat terperangah dengan wajah pucat namun tak mengurangi sedikit kecantikan dari orang yang ia tatap. Buang jauh jauh pikiran sedikit memuji, ia nampak geleng geleng kepala kala di pinggiran kolam tadi sempat terlintas ingin menyalurkan nafas kepada gadis yang ia tolong. Gila, ini bukan Aksara.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAKSA (On Going)
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA☘︎ "Know your place!" -Prajnaparamitha. Anetha prajnaparamitha, gadis cantik pemilik tubuh tinggi semampai apa bila tersenyum sangatlah manis, mahir dalam segala bidang namun nol dalam prestasi akademik, lebih suka kesunyia...