A²💜19

525 23 0
                                    

Lanjutan part kemaren ya all.
Jadi kalau mau dapet filenya aku saranin kalian baca part sebelum ini.

Happy reading😊
Dan maap kalau banyak typo

***

Semesta memang mempunyai banyak cara untuk mempertemukan kita berdua.

_Anetha prjnaparamitha


"Kenapa nggak mau pulang?" tanya Aksara sedikit kaku. Ini kali pertama setelah sekian lama ia berbicara dengan wanita selain ibunya. Empat tahun. Empat tahun sudah Aksara membatasi semua Aktifitasnya mengenai wanita karena kejadian itu. Kejadian yang membuat seseorang mati mengenaskan hanya karena cinta. Dan seseorang yang ia percaya pergi entah kemana.

"Males ketemu bokap." ujar Aneth terdengar sedikit nyeleneh. Ya begini kalau mabuk, jawabannya akan jujur sekali kalau di tanya.

"Why?"

"Udah lupain aja, nggak usah di bahas." titah Aneth sudah seperti sultan kepada budak. Bagaimana tidak, kakinya sengaja di naikan ke atas dashboard, kursi mobil sengaja di undurkan agar mirip kasur jadi jadian, jaketnya ia lepas lalu di lemparkan ke jok belakang menyisihkan kaus putih polos yang mencetak jelas lekuk tubuhnya.

"Cewek nggak jelas." gumam Aksara.

"NGOMONG APA LO?!" pekik Aneth pas di telinga Aksara. Aksara berdesis pelan. Harus dengan cara apa lagi agar gadis itu diam.

"Nggak ada." sangkal Aksara.

"Jelas jelas tadi ngomong kok." Aksara hanya diam.

"Kalo di ladenin nggak ada habisnya."

Aneth mencebikkan bibir karena laki laki itu tak membalas dan memilih mendiamkannya. Aneth memilih menghadap kaca mobil dan bersender di kursi yang ia tempati. Perjalan untuk pulang dan pergi ke club dari Bintaro dan pondok indah memang sama sama jauh. Butuh waktu satu jam lebih untuk sampai di rumah masing masing karena memang club itu sengaja di bangun di pinggir kota, belum lagi hanya orang orang khusus saja yang bisa masuk di dalamnya. Jadi jangan salah, biarpun di pinggir kota, namun akses masuknya saja harus pandai berbicara. Juga harus pintar merangkai kata agar di perbolehkan keluar masuk. Biasanya jika ingin cepat masuk tanpa harus berdebat, mereka memiliki kartu khusus yang di sediakan club itu. Termasuk Aneth, Aksara dan teman-temannya.

Senyap dan sepi. Hanya suara lalu lalang kendaraan termasuk mobil Aneth saja yang terdengar. Dua insan itu saling diam membuat keheningan serta kecanggungan di antara mereka berdua. Dua puluh lima menit mereka saling diam. Tak ada satupun dari mereka yang mau membuka kata. Aneth? Kelihatan sekali ia lebih banyak diam sembari terus memegangi kepalanya. Mungkin minum terlalu banyak membuat kepalanya pusing.

"Terus lo mau pulang kemana?" Aksara kembali membuka percakapan singkat. Sekedar menanyai Aneth karena katanya tadi ia tak ingin pulang dengan alasan malas bertemu ayahnya.

1 detik.
2 detik.
3 detik.
5 menit.

Senyap. Tak ada sahutan sama sekali dari Aneth atas pertanyaan Aksara. Apakah mungkin volume suara Aksara terlalu kecil dan berbaur dengan suara kendaraan di jalan raya ini sehingga Aneth tak bisa mendengarnya? Perasaan, mobil ini di mode kedap suara.

THAKSA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang