A²💜39

155 4 0
                                    

HOLLA WPIAAA

Sorry ya, aku jarang UP. Sibuk kerja babe🥰
Untuk THAKSA ini, sebisa mungkin WPIA akan kurangin kata kata KASAR. Soalnya banyak anak di bawah umur yang juga kadang baca cerita kaya gini. Maaf ya, mungkin feel nya kurang dapet. Tapi WPIA lebih takut kalau kata kata KASAR  yang WPIA tulis nanti di tiru dan di salah gunakan. Ya walaupun masih ada unsur seperti pembullyan ataupun pacaran tapi setidaknya sudah ada sedikit yang berkurang CMIIW😊🥰

**

Aksara sampai di parkiran Baghaska dengan Aneth yang duduk di belakang jok motornya. Banyak pasang mata melirik sinis sekaligus tak suka ketika Aneth turun dari motor laki-laki itu. Namun sama sekali tak Aneth hiraukan, toh mereka juga tak tau penyebab Aneth bisa dekat dengan Aksara.

"Wihh, si bos. Udah gandeng cewek aja ni." Samuel mencibir ketika Aneth memberikan helm yang ia kenakan pada pemiliknya.

"Pagi Neth."

"Pagi kak."

"Kok kak sih, panggil Varo aja." Aneth mengangguk malu.

"Sa, gua ke kelas dulu." Aneth berpamitan pada laki laki yang barusan menjemput serta mengantarkannya. Aksara melepas helm yang is kenakan. Kemudian menoleh pada satu satunya gadis di parkiran ini.

"Ngga gua anter?" mata Aneth membulat sempurna.

"Cie si bos. Mesra banget sih." celetuk Leon langsung di balas sahutan dari teman temannya.

"Uhuyy, roman romannya es batunya si bos udah lumayan cair ya." Samuel menimpal, jarang sekali ia melihat Aksara dapat akrab dengan wanita selain gadis gila yang di bawa ayah gadis itu ke Jepang tiga tahun lalu.

Haduh, jadi ngga berani godain neng Aneth lagi deh. Soalnya udah ada pawang." Dimas berucap, ingin menggoda teman satu ekskul yang menurutnya begitu beruntung dapat masuk ke hati Aksara. Padahal belum ada tanda tanda lo. Aneth melotot horor ke arah Dimas yang tengah menggodanya, sembari memberi isyarat 'awas Dim, mati lo sama gua.' Dimas yang di tatap demikian langsung gelagapan dan cengar cengir tak jelas.

"Pacaran aja udah." seru Felix penuh semangat.

"Iya bos, cantik bener tuh. Selagi belum di ambil orang." goda Juki.

"Emang siapa yang berani ngambil?" Aksara menyahut setelah sekian lama diam mendengarkan penuturan teman temannya.

"CIEEEEE." sorakan demi sorakan terus menyahut bersamaan. Blush, pipi Aneth merah padam. Benar-benar malu dengan respon Aksara barusan.

"Lo bisa ngga sih jangan ngomong gitu." bisik Aneth pas di samping Aksara.

"Ngga bisa, lo udah masuk terlalu jauh."

'Ni cowok ngomong apa sih'

"Ekhem, ikut gua yok Le." ajak Samuel pada Leon.

"Mau ke mana?" Leon menyahut.

"Cari janda." celetuknya cepat, Leon yang di ajak berdrama seketika ikut masuk terlalu dalam dengan melambai lambai dan bergelanyut mesra pada Samuel.

"Aku janda lo mas, nama aku Nimas. Dari Brebes cantik cantik puedesss." mendengar penuturan Leon, semua orang di parkiran pagi itu tertawa riang. Namun berbeda dari Aksara yang hanya terkekeh dan tak ingin menunjukkan ekspresi lebih. Senyumnya terlalu berharga jika di biarkan keluar.

"Gua masuk." Aneth pamit, Aksara manggut-manggut dan melihat gadis itu berlalu sampai tertelan tembok pembatas.

"Stop." kicep, tak ada yang berani bersuara ketika Aksara sudah turun tangan dan mengkondisikan suasana yang ramai. Benar-benar sunyi, hanya terdengar suara motor ataupun mobil milik anak lain yang mencari parkir. Juga ada yang sengaja mematikan mesin motor karena takut menganggu dan mendapat masalah dari geng besar ini.

THAKSA (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang