Salan literrasi semua...
Author up lagi nih, seperti biasa. jangan lupa voment...HAPPY READING ALL
**
"Kita mau kemana sih?" Aneth ngedumel, pasalnya sahabatnya ini terus ngebet mengajaknya ke mall tanpa mengizinkannya pulang untuk ganti pakaian. Alhasil mereka pergi masih dengan seragam sekolah yang tadi mereka kenakan, untung Aneth selalu menyediakan hoodie dalam mobilnya, jadi ia masih terbilang aman jika kebetulan ada guru yang juga mampir di mall ini. Padahal aturannya, saat keluar dari sekolah siswa diwajibkan untuk pulang. Apabila ingin pergi, wajib mengganti seragam almamater dengan casual style.
"Diem dulu. Gua lagi nyari Naisa sama Raliya." balasnya. Kali ini mereka tengah berada di Pondok Indah Mall, salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Jakarta.
Aneth yang berada di belakang Diara tenggah mati kebosanan karena terus berjalan mengikuti arah kaki sahabat laknatnya. Dan mirisnya, Diara malah tak memperdulikan Aneth. Matanya masih terfokus melihat setiap inchi mall yang nampak padat pengunjung untuk mengetahui keberadaan Naisa dan Raliya. Mereka memang baru datang karena ada ekskul. Sedangkan Naisa dan Raliya sampai dari tadi karena ekskulnya libur dan mereka memilih untuk berkeliling dahulu.
"Kenapa nggak di telfon aja Di." dengus Aneth.
"Nggak punya kuota, males beli." ujar Diara ngasal. Padahal anak sultan, mobil di rumah ada empat. Masa iya beli kuota aja nggak mampu.
"Pakek HP gua, nih." sembari menyodorkan handphone yang baru saja di rogoh dari saku jaket.
"Gua pinjem dulu ya, hehe."
"Iye, gua tunggu di bangku, depan toko sepatu." sahut Aneth lalu berjalan mundur karena menunggu balasan dari Diara.
Brakkk
suara benturan yang mengakibatkan semua benda yang terbawa jatuh. Yaps, gadis itu tak sengaja menyenggol seorang wanita paruh baya yang kelihatanya telah berbelanja sesuatu di sini dan hendak pulang. Terlihat dari banyak sekali paper bag yang di bawa. Aneth membantu memunguti paper bag yang kira kira berjumlah 15 biji, lalu segera meminta maaf kepada wanita itu.
"Maaf tante, saya nggak sengaja." kata Aneth sembari tersenyum canggung.
"Maafiin tante juga ya, tadi tante lagi ngehitung belanjaan dan nggak lihat kalau ada orang. Jadinya ketabrak deh." balas wanita paruh baya itu lalu tersenyum, senyum hangat, senyuman yang mengingatkan Aneth kepada Liana.
"Saya yang salah, seharusnya saya balik badan, bukan mundur. Sebagai permintaan maaf boleh saya bantu bawa belanjaannya?" tawar Aneth yang di balas senyuman kagum dari wanita itu.
"Boleh, jarang banget ada anak muda yang baik kaya kamu, tante seneng deh." puji wanita itu, sementara Aneth hanya tersenyum sembari merutuki kebodohannya.
Sesampainya di parkiran mall, wanita paruh baya itu clingak clinguk sembarang arah, Aneth yang menyadari hal itu, berniat untuk bertanya sekedar memecah keakwardan antara mereka berdua.
"Tante." panggil Aneth sopan, wanita itu menoleh dan tersenyum.
"Iya sayang, kenapa?" balas wanita itu. Aneth sempat terperangah dengan balasan wanita di sampingnya. Padahal mereka baru kenal, tapi balasan wanita itu memberinya kesan semacam ibu dan anak.
"Tante lihat apa?"
"Oh, ini. Tante lagi nyari mobil anak tante. Katanya dia mau jemput. Tapi jam segini kok belum dateng." jelas wanita itu masih mempertahankan senyuman. Aneth ber-oh ria, sembari manggut-manggut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THAKSA (On Going)
Fiksi RemajaFOLLOW DULU SEBELUM BACA☘︎ "Know your place!" -Prajnaparamitha. Anetha prajnaparamitha, gadis cantik pemilik tubuh tinggi semampai apa bila tersenyum sangatlah manis, mahir dalam segala bidang namun nol dalam prestasi akademik, lebih suka kesunyia...