Bagi Youngho, cinta adalah pantangan. Yang menjadi landasan utama sebuah hubungan hanyalah kepentingan, sebagaimana kepentingan pula tujuan hidup paling utama di dunia. Meski tidak mengakui keberadaan dewa kecuali sosok wanita yang dianggap sebagai ibu bangsanya, Youngho yakin Tuhan para manusia pun menciptakan mereka untuk sebuah kepentingan. Sehingga, Youngho sama sekali tidak membenarkan perasaan kosong yang kini melanda akibat ketidakhadiran Lia dalam hidupnya.
Lia selamanya akan menjadi Penderma Baptis Youngho, kecuali salah satu dari mereka tewas, maka ikatan itu akan menggelepar putus akibat kehilangan inang. Landasan hubungan antara Penderma Baptis dan vampir hanyalah kepentingan; Lia membutuhkan Youngho untuk melindungi nyawanya, dan Youngho membutuhkan Lia untuk menunjang hidupnya. Namun, dengan mereka yang terpisah jarak seperti ini, tujuan-tujuan itu mustahil terpenuhi.
Youngho memandang sosok wanita di hadapannya tanpa ekspresi. Sekujur tubuh yang terbalut pakaian putih berbahan katun murahan menunjukkan bercak biru, ungu, dan cokelat; memar bernoda darah. Semua adalah dampak ketidaktahanan tubuh atas tekanan fisik yang kerap dilayangkan oleh dua sosok vampir yang setia mengapit si wanita; menjaganya tetap hidup, juga memastikan ia tidak bisa melakukan apa-apa selain bernapas dan menjerit. Kedua pergelangan tangan si wanita terantai di atas kepala, sedang wajahnya menunduk, dengan rambut berantakan yang membatasi penampakan raut. Kedua kaki yang tak lagi mampu menahan beban tubuh membengkok dalam posisi menyakitkan di atas permukaan lantai dingin.
Dari tempatnya berdiri, Youngho mampu mendengar deru napas si wanita yang seolah akan habis hanya dalam beberapa kali tarikan. Namun, ia tidak bisa membiarkannya mati. Ia butuh wanita ini, wanita manusia yang ia culik demi meyakinkan Haechan bahwa lelaki itu tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menuruti Youngho, sebab nyawa Lia menjadi taruhannya. Namun, tidak pernah ada Lia di tempat keji ini. Sungwoo telah lebih dulu mengamankannya. Wanita yang disiksa ini adalah tipuan, tipuan yang cerdik.
Youngho mencemooh tindakan sok pahlawan Sungwoo yang hanya mengantarnya lebih cepat menuju Samarra. Tindakan-tindakan pria itu kemungkinan bertujuan untuk membuat Youngho kesal, termasuk melarikan Lia, dan siapa sangka bahwa rencana itu berhasil membuatnya merasa tersaingi? Youngho berusaha menepis perasaan tersebut, meyakinkan diri bahwa inilah keinginan Sungwoo: membuat ia merasa kalah. Namun, sekuat apa pun ia berusaha, kenyataan pahit itu enggan meninggalkan akal sehatnya. Youngho memang terkalahkan, dan yang membuatnya semakin kesal adalah rasa rindu dan sakit yang mengimpit jiwa nyaris setiap malam.
Setiap kali memandang wajah Haechan, Youngho akan selalu mendapati Lia yang menatapnya kecewa. Beruntung, keputusan yang keluar setelah pengutusan Jaehyun beberapa hari lalu membuat Youngho agak lega. Ia mampu menyingkirkan Haechan tanpa harus benar-benar melepasnya. Lagi pula, ini hanya akan berlangsung sementara, sampai Youngho sanggup mengendalikan perasaannya yang bodoh.
"Air ...."
Youngho seketika kembali pada kenyataan yang sejenak ditinggalkan. Mata yang semula kosong kini kembali terisi oleh pemandangan di sekitarnya, menghapus kenangan akan Lia. Youngho mendesis tak suka, mendapati si sandera berbisik lirih dari balik jeruji besi yang memisahkan mereka.
"Air ...."
Dua pemuda vampir penjaga sel seketika memandang Youngho, meminta izin bertindak; apakah bermurah hati dan menyodorkan air ke mulut si wanita, atau malah menjejalkan tongkat pukul ke tenggorokannya hingga tak lagi berani untuk sekadar bersuara. Dengan ekspresi tegang di wajahnya, Youngho mengangguk singkat, sehingga bergeraklah salah satu vampir meraih botol air di atas meja, mengangkat kepala si wanita dengan kasar, pun menyodorkan ujung botol ke belah bibirnya.
Terangkatnya kepala si wanita membawa kedua mata suramnya bertemu dengan manik Youngho. Ia memandang si vampir dengan tajam, sementara tenggorokannya terus menerima tetesan air dengan rakus. Meski setelah ujung botol ditarik darinya, mengabaikan lidah yang melejit meminta lebih, ia tetap memandang Youngho, dan dengan suara teramat lirih yang nyaris tak disadari, wanita itu berujar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Ocean Eyes Arc #2: Burning Soul [Bahasa]
Fanfic[SUDAH CETAK] Mengecap diri sebagai makhluk haram jada tidaklah cukup. Peristiwa suram malam itu terus menghantui Haechan, memupuknya dalam rasa bersalah dan jalinan fakta yang berusaha terus ditampik. Youngho berhasil menjadikannya boneka tali yang...