2 | Bodoh Adalah Dirimu

675 95 34
                                    

Song: House of Metal - Chelsea Wolfe

(Kalian bisa melihat tautan playlist buku ini di bab MAKLUMAT. Atau kalian bisa DM Dee untuk tautannya.)

.

.

.

Haechan kembali terluka, sabet demi sabet. Panas besi perak merusak kulitnya, menciptakan luka bakar bau daging yang membuat mual. Di depannya, Dita terus melayangkan tongkat, memukulnya tiap kali salah, bagai anak kecil bandel perlu pendisiplinan. Dan, memang itulah status yang Youngho sematkan baginya.

"Jawab!" Dita membentak. Pukulan tongkat perak tipis kembali mengenai kulit Haechan, menciptakan lepuh baru. Lelaki itu sudah tidak kuat untuk sekadar mendesis. Kemarahan bergelegak di matanya, mengarah padaㅡtak lain dan tak bukanㅡgadis di hadapannya.

"Apa kau?" Genggaman Dita pada lapisan karet di pangkal tongkat perak lantas menguat. Kuku-kukunya yang dicat menggesek permukaan karet dengan tak sabar.

"Vampir."

Lecutan kontan menyapa lengan kanan Haechan. Luka baru menindih luka yang lain. Ia mengeratkan rahang.

"Apa kau?" tanya Dita lagi.

"Manusia."

Lecutan kembali ia dapat, kali ini di lengan kiri.

Kedua alis Haechan bertaut, menunjukkan raut tidak terima, menunjukkan raut kesakitan. Dita tampak menyukai pemandangan itu, sebab mata besarnya berkilat, sedang bibir mungilnya menarik seringai tipis.

"Kita mulai lagi. Siapa kau?"

"Hentikan," bisik Haechan.

Dita menaikkan sebelah alis. "Apa?"

"Hentikan, kubilang ...."

Haechan tersentak tatkala mendapat pukulan tiba-tiba di pipi kanannya. Dengan kepala terteleng, ia merasakan panas yang menyebar di pipi dan sekujur wajahnya, membuat bibirnya terbuka mati rasa, sedang garis merah terbakar hasil lecutan tongkat perak tercetak di sana. Perlahan, ia menatap Dita dengan mata berkaca-kaca, mendapati gadis itu balas menatapnya dengan kilat menantang.

"Kau hanya boleh menjawab pertanyaanku dengan jawaban jujur, bukan perintah!"

"Dan aku hanya mengizinkanmu melayangkan tongkat perak ke tubuhnya, bukan wajah." Suara seorang pria lekas membuat Haechan mendongak dan Dita memutar tubuh ke arah pintu di balik punggung. Sosok tinggi Youngho berdiri di sana. Dari gurat tegang di wajahnya, terlihat bahwa ia sedang tidak senang.

"Ayah ...." Kekejaman di mata Dita menghilang, berganti sorot ketakutan. Buru-buru gadis itu membungkukkan badan, pun menyingkir dari hadapan Haechan, memberi Youngho jalan.

Youngho meliriknya melalui ujung mata. "Sekali lagi aku lihat kau melukai wajahnya, tongkat perak itu akan kutanam ke tubuhmu."

Dita semakin membungkuk rendah. "Ya, Ayah."

"Keluar."

Tanpa menunggu perintah dua kali, Dita melangkah cepat keluar dari ruangan, menyisakan Youngho dan Haechan yang kini memeluk diri sendiri, meredam denyut luka bakar di sekujur tubuh dan wajahnya. Ketika Youngho mendekat dan mengulurkan tangan, secara otomatis insting Haechan membawa tubuhnya mundur. Tangan Youngho lantas mandek di udara, tetapi hal itu tidak membangkitkan rasa bersalah Haechan sebab telah menolaknya.

Dengan rahang mengencang, Youngho menurunkan tangan. "Maaf atas perlakuan putriku terhadapmu, Nak."

Haechan tidak menjawab.

[✓] Ocean Eyes Arc #2: Burning Soul [Bahasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang