Chapter 09

6.7K 665 35
                                    

•••••☸☸☸•••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••••☸☸☸•••••

"Hey Shawn apa lo gak mau balik? ini udah jam waktunya pulang, " Ucap Samuel padaku.

Aku melihat jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 08.00 malam, aku hanya menghela nafas berat. ingin rasanya pulang cepat tapi berkas-berkas yang menumpuk di meja menahan ku untuk pergi.

"Duluan aja, Ketua. Gue masih banyak kerjaan"
Ucapku sambil berhenti sejenak untuk sekedar meregangkan otot yang sudah sangat kaku.

"Ya sudah gue duluan yah!!" Ucap Samuel sambil melenggang pergi. Aku hanya menjawab dengan senyuman.

"Ayo shawn semangat, lo masih punya utang sama si mesum, kalo gak mau jadi bininya maka harus kerja keras cari duit" Ucapku mencoba menyemangati diri sendiri.

Oh ayolah gara-gara aku tak masuk kerja di hari pertama karena pingsan, imbasnya sekarang aku harus berurusan dengan berkas-berkas sialan ini.

merelakan jadwal pulang ku, dan harus lembur malam ini.

"Kapan selesai nya" Ucapku yang sudah mulai frustasi. Aku ingin segera pulang. membenamkan mata di bantal dan tidur di kasur yang empuk. berharap mimpi buruk ini akan segera berakhir.

Ingin sekali rasanya mengacak-acak semua berkas ini, tapi aku masih waras. aku tidak mau nanti kerepotan gara-gara membereskannya kembali.

"Ah.. gue lapar.!!"
Aku mencoba mencari sesuatu di laci berharap masih ada sisa roti tadi pagi namun ternyata sudah tidak ada. Aku bangkit lalu berjalan menuju meja yang lain, memeriksanya satu-satu namun hanya sebiji permen yang ku temukan dari laci Lollyta, Bobi yang biasanya suka menyisakan snack yang ia makan hari ini tak tersisa sama sekali.

Aku berjalan ke arah dapur mencari di setiap laci, namun usahaku nihil aku tidak menemukan apapun di sana. menghela napas berat, akhirnya aku berjalan dengan gontai kembali ke kursi.

Karena lambung terus saja berteriak minta di beri asupan akhirnya aku memutuskan untuk membeli makanan secara online, bukannya kau tidak berpikir sejak awal hanya saja aku harus berhemat, keuanganku sekarang sedang menipis di tambah aku masih punya banyak hutang pada si mesum sialan itu.

Dengan berat hati akhirnya aku memilih untuk memesan makanan saja. Baru saja hendak mengambil handphone yang tergeletak di meja untuk memesan makanan tiba-tiba seseorang menyodorkan sesuatu padaku.

"Nih, Makan. calon istri saya gak boleh telat makan, saya gak mau nanti punya istri kurus kayak kamu, bocah! " Ucap orang sambil meletakkan pizza di meja ku.

Saat aku mendongak ingin tahu siapa yang memberikan pizza ini, aku sukses membulatkan mata. mendapati_Aldrick_ pria yang sangat aku benci, pria yang tidak ingin aku temui itu kini telah berdiri di sampingku. Dengan senyuman yang ia berikan padaku membuat ku ingin meninjunya saja saat ini. kapan ia ada di sini?!

The Last VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang