Chapter 15

4.8K 478 45
                                    

••••••☸☸☸••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••☸☸☸••••••

Entah apa yang tengah terjadi dengan Jhony sampai-sampai membuat anak itu terus saja menatapku sambil tersenyum. Saat aku bertanya kenapa ia hanya akan menggelengkan kepala lalu berkata 'tidak ada apa-apa' sambil terus saja tersenyum. Jujur saja aku menjadi sedikit risih dengan perubahan sikapnya yang terlalu tiba-tiba padaku.

"Gimana?!" ucap ku berusaha mencari topik pembicaraan tentang tunangannya dengan Laura.

Jhony hanya mengerutkan kening sembari menatap penuh tanya kearah ku.

"Gimana apanya Shawn?"

"Tunangan lo sama Laura, pea."

"Gak gimana-gimana. Gue ngebatalin pertunangan itu."

"Lah kenapa? padahal kan Laura cantik. Lo buta?"

"Enggak.Gue udah ada orang yang gue suka." ucap Jhony sembari tersenyum manis ke arahku.

"Lo gak suka sama gue kan Jhon?" ucap ku sembari memakan bekal yang ia bawa. Dia yang biasanya akan datang kesini jam tujuh kini jam 6 kurang sudah berada di meja makan menyiapkan sarapan untukku.

Aku yang baru bangun tidur di buat terkejut ketika ketika melihat Jhony sudah duduk manis di meja makan.

"Kalo iya, kenapa?!"

Uhukk.. uhukk..

Sontak aku tersedak makanan yang mau aku telan, Jhony segera mengambilkan air untuk ku.

"Pelan-pelan makanya"

"Lo gila yah? Kita itu kan sahabat." ucap ku yang masih tidak percaya dengan apa yang ia katakan.

"Emang kenapa kalo sahabat? gak ada yang ngelarang buat jatuh cinta sama sahabat sendiri kan?!"

"Serah lo deh, gue mau berangkat kerja. udah siang." ucapku mengalihkan topik pembicaraan, Aku segera bangkit membereskan piring dan memasukan kedalam cucian. Aku harus rajin bekerja utang ku pada Aldrick masih belum terbayar.

'Mulai sekarang gue akan terang-terangan ngejar lo Shawn. Gue gak mau kehilangan lo untuk yang kedua kalinya.' Batin Jhony.

***

"Gimana semua nya udah siap kan? " tanya samuel.

Semua orang di divisi perencanaan mau tidak mau harus menjawab siap. Aku yang baru saja datang segera di suruh untuk mempotocopy berkas-berkas, membuat laporan bulanan perusahaan juga membuat materi untuk di sampaikan rapat dadakan yang paling di benci oleh seluruh karyawan.

Aku hanya bisa memaki dalam hati. mengutuk Andrick yang membuat rapat bulanan dadakan. Membuat ku harus kerja extra di pagi hari. Bukan hanya divisi perencanaan semua divisi juga di buat sama sibuknya dengan kami.

The Last VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang