Chapter 20

5.8K 417 42
                                    

••••☸☸☸••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••☸☸☸••••

Sepertinya mengijinkan Jhoni untuk menjemputnya adalah sebuah kesalahan fatal. Shawn lupa bahwa temannya itu adalah seseorang yang sangat posesif terhadap dirinya. Terlebih ekspresi apa yang akan Jhoni berikan ketika melihat penampilan dirinya yang sekarang, yang di penuhi oleh luka lebam. Ia berani bertaruh pasti Jhoni akan melayangkan banyak pertanyaan untuknya.

Haishh, Shawn hanya bisa menghela nafas gusar. Sepertinya ia harus menyiapkan skrip jawaban yang pas untuk menjawab pertanyaan sahabatnya nanti.

Selang beberapa menit, sang empu yang di khawatirkan oleh Shawn sudah datang dengan mobilnya yang sudah terparkir rapih di pinggir jalan. Dengan menarik nafas dalam Shawn segera berjalan menuju Jhoni. Tersenyum seperti biasa, berharap Jhoni tidak curiga dengan keadaannya yang sekarang.

"Kenapa?" tanya Jhoni penasaran ketika melihat Shawn bertingkah sedikit aneh, dengan menyembunyikan tangannya kebelakang.

"Apanya, yang kenapa?" ucap Shawn pura-pura polos sambil tersenyum manis.

Jhoni hanya mengernyitkan dahi, melihat respon sahabatnya.

"Gimana hari ini? Gak ada kendala kan, di tempat kerja lo?"

Shawn hanya mengangkat alis, seolah ia tidak mau banyak ditanyai tentang pekerjaannya hari ini. Shawn sendiri tidak tau, kata apa yang tempat untuk mendeskripsikan perasaannya hari ini, tapi yang jelas, Hari-harinya tidak ada yang menyenangkan.

"Oh iya gue baru inget, lo ceo di perusahaan Oscar'c Crop kan?"

Jhoni hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kenapa?" tanyanya

"Gue denger perusahaan lo mau di beli sama perusahaan tempat gue kerja. Tapi mereka gagal. Jadi, sebenernya lo punya masalah apa sama perusahaan Saitama?"

"Ah, itu, bukan masalah besar. Permasalahan antar pembisnis" jawab Jhoni sembari tersenyum. Tapi entah kenapa sorot matanya terlihat begitu dingin.

Shawn hanya mengangguk kecil. Lalu mereka fokus dengan pikiran masing-masing.

Flashback

Brakk!!

Jhoni menggebrak meja dengan kuat membuat beberapa orang yang berada di ruangan itu tersentak, kaget.

"Sialan!! Apa-apaan mereka. Berani sekali untuk membeli perusahaan kita. Ini tidak bisa di biarkan." ucap Jhoni dengan penuh emosi.

"Harap tenang Presdir. Jangan termakan oleh emosi." bujuk sekretaris Jhoni.

Benar apa yang di katakan oleh sekretarisnya ia harus bersikap tenang.

The Last VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang