Chapter 14

4.9K 493 17
                                    

••••••☸☸☸••••••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

••••••☸☸☸••••••

"Maaf kan ibu sayang. ibu gak bisa lindungi kamu. kamu harus jadi anak yang baik yah." Wanita itu memeluk erat tubuh bayi yang berada di pangkuannya menciumnya tak henti karena ia akan segera berpisah dengan putra tercintanya.

"Lorient!! Cepat bawa anak kita pergi. jangan sampai mereka mengetahui keberadaan nya."

"Bagaimana dengan mu, Hanzel?"

"Aku akan disini menahan mereka. Cepat bawa dia pergi!!"

Lorient menatap suaminya dalam, ia dan Hanzel sudah memprediksi kejadian ini akan terjadi. Hanzel tersenyum dan mencium bibir manis Lorient untuk yang terakhir kalinya.

"Kamu harus bertahan." ucap Lorient lirih.

Hanzel membuka kalung yang ia gunakan lalu memberikan nya kepada Lorient.

"Gunakan ini untuk menyamarkan auranya dari mereka."

Lorient segera memasangkan kalung yang suaminya berikan kepada anaknya. Sebelum  pergi Hanzel memeluk istrinya erat lalu mencium putra kesayangannya itu.

"Aku mencintai kalian."

Hanzel segera membuka jalan televortasi dan menyuruh istrinya untuk segera masuk. Hanzel tersenyum mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Setelah Lorient masuk Hanzel segera mengirimkannya ke tempat yang aman.

"Lapor tuan, para Vampir liar sudah berhasil masuk ke dalam istana."

Kring... Kring... Kring!!!

Shawn terperanjat dari tidurnya. Ia segera membuka mata dan menghentikan jam weker agar tidak berbunyi lagi. Shawn mengucek mata pelan mengumpulkan kesadaran yang masih di berada di alam mimpi.

"Sial, mimpi yang sama lagi." makinya pelan.

Entah kenapa akhir-akhir ini ia sering kali mengalami mimpi buruk. Membuatnya tidak bisa tidur nyenyak, jika ia menutup mata semua bayangan dari mimpinya seolah muncul untuk menghantuinya. sudah seminggu ia mengalami mimpi yang sama terus-menerus. Ini terjadi ketika ia pulang dari acara ulang tahun Laura minggu lalu, semenjak tubuhnya bisa mengeluarkan kekuatan, semenjak itu juga mimpi itu mulai datang. Entah kenapa hanya dengan memikirkannya saja membuat ia sakit kepala.

Tak mau ambil pusing, seperti kata orang-orang mimpi itu hanya bunga tidur jadi dirinya hanya menganggap mimpi itu sebagai angin lalu. karena jam sudah menunjukkan pukul 06.30 pagi, Shawn segera bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju Kamar mandi. hari yang sulit akan segera di mulai pikirnya.

The Last VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang