Bab 7

705 154 11
                                    

Typo harap maklum ya 🙃.

NOTE : Jangan cuma dibaca aja ya, tolong hargain Caca yg konsisten nulis buat update tiap hari terus, bisa dong bikin Caca seneng dikit di kasih Vote ataupun Komen biar makin semangat Caca ngeupdate tiap hari.
.
.

Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah disebutkan,

"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau lebih baik diam (jika tidak mampu berkata baik)"

(HR: al-Bukhari dan Muslim).
.
.
.
.
.

Adista sudah berada di kelas, dan seperti nya teman-teman dikelas nya tidak ada menonton kejadian tadi dan Adista begitu bersyukur tidak ada yang tau.

"Woy! Dikelas ini yang namanya Adista mana!" teriak seorang cewek di pintu masuk kelas Adista.

Adista terhenti dari aktivitas belajarnya dan menatap siapa orang yang menyebut namanya.

"Tuh Adista! Kalo kesini tolong jangan teriak ya, yang lain belajar nanti ke ganggu," ucap Yeri.

Cewek itu tak membalas ucapan Yeri, dia langsung berlalu menghampiri Adista.

"Nama lo Adista?!" tanyanya yang sudah duduk di samping Adista.

"Iya Kak! Ada apa ya?"

Plakk!

Adista memegang pipinya yang memanas akibat tamparan itu.

"Ini buat lo yang udah sok jual mahal sama Kak Kahfi, lo kira lo siapa? Merasa hebat karna dikejar Kak Kahfi!"

Cewek itu ingin bersiap lagi melayangkan pukulan nya, tapi tangan seorang pria menahannya.

"Satu kali lagi tamparan mengenai dia, saya bisa laporkan ke dekan. Saya punya bukti anda menampar dia atau mau langsung ke kantor polisi saja?!"

Cewek itu menyentak tangannya, dan keluar dari kelas Adista.

"Lo gak papa Dista?" tanya Yeri.

"Gak papa kok!" jawab Adista berusaha tersenyum.

Adista menatap pria didepannya sekarang.

"Bapak kenapa ke sini? Saya belum kelar kelasnya." ucap Adista.

"Saya jemput kamu, di kantor banyak kerjaan! Dosen yang mengajar kelas kamu sedang berhalangan hadir," balas Sakha.

Adista terdiam sebentar bagaimana Sakha tau kalau dosen di kelasnya tidak mengajar dan dia langsung merapikan buku-bukunya.

Mereka berdua pun keluar, karna langkah Adista sedikit berlari jadilah dia berjalan di depan Sakha.

"Astaghfirullah!" Adista mendadak berhenti dan berlari ke belakang Sakha.

Sedangkan Sakha kaget, untung dia tidak terjatuh karna menghindar untuk tidak tertabrak Adista.

"Ckk! Kenapa berhenti mendadak?! Terus kenapa kamu berdiri di belakang saya?!" tanya Sakha kesal.

"Bapak jalan duluan aja, saya mengikuti dari belakang," jawab Adista

Sakha tak lagi merespon, dia pun meninggalkan Adista yang masih terdiam.

"Untung aja aku ingat pesan sahabat Rasul Umar bin Khattab, yaitu aku lebih rela berjalan di belakang seekor singa dari pada berjalan di belakang seorang wanita," gumam Adista.

Antara 2 Imam || TAMAT✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang